Jenazah Budayawan Papua dan Personil Mambesak Tiba di Biak dan Dimakamkan Hari Ini

0
211

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Jenazah Budayawan Papua dan salah satu personil Mambesak, Demianus Wariap Kurini meninggal pada 20 Juni 2021 di Belanda. Jenazahnya telah tiba di Biak pada Senin 5 Juli 2021.

Pemakamannya dilakukan pada hari ini (6/7/2021) di kampung Bosnik, tempat dia dilahirkan dan menghabiskan masa kecilnya.

Demianus W. Kurni yang meninggal pada 20 Juni lalu merupakan salah satu personil Grup Mambesak bersama Arnold C Ap.

Almarhum Demianus Kurni yang adalah budayawan sangat berjasa bagi Papua. Karena itu masyarakat di Biak bersama Ketua Dewan Adat menerima jenazah dan melakukan penghormatan terakhir baginya.

Jenazah Alm. Demianus W. Kurni tiba di Biak pada 5 Juli 2021. Istri almarhum, anak perempuan dan anak menantunya ikut serta menghantar jenzah ke rumah peristrahatan terakhir di Kampung Bosnik.

ads

Sebagi bentuk penghormatan terhadap almarhum, masyarakay Byak melakukan sambutan dengan tari tarian dari tim tari dan Wor. Lalu anak-anak Byak yang bekerja di  airport urus jenasah  sampai di tempat penerimaan kargo.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Sementara itu, Tokoh-tokoh adat sambut di tempat ambil kargo. Welcoming speech oleh Ketua Dewan Adat Papua Mananwir Beba Yan Pieter  Yarangga. Namun tidak banyak masyarakat yang hadir karena dibatasi jumlah orang yang hadir dan ikut konvoi karena alasan COVID.

Kemudian, jalur konvoi kami atur  lewat kampung Ambroben – Manswam – Mokmer – Bosnik. Tujuannya supaya masyarakat berdiri di pinggir jalan untuk kasih penghormatan.  Terutama di Kampung Ambroben dan Manswam.

“Banyak orang mau antar ikut konvoi tapi kami kuatir massa akan banyak di rumah duka jadi dibatasi dan minta mereka untuk berdiri di pinggir jalan untuk kasih penghormatan,” terang Yosef Rumaseb, seorang Intelektual asal Biak kepada suarapua.com dari Byak.

Mereka tidak lewat di kompleks perkantoran, toko dan pusat perbelanjaan.

“Kami bisa lewat jalur pusat kota di mana ada kantor-kantor dan toko dan pusat perbelanjaan. Tapi itu umumnya daerah orang Amber, TNI, pegawai. Mereka akan lihat itu sebagai konvoi jenasah orang biasa-biasa. Tidak ada penghormatan. Jadi kami bawa lewat kampung-kampung di mana orang-orang yang  almarhum berjuang untuk merek. Supaya mereka bisa berikan penghormatan terakhir,” terangnya.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Dan almarhum telah dimakamkan di Kampung Bosnik, Kabupaten Biak, Papua.

Seorang seniman dan musisi asal Meepago, Edmar Ukago lewat usai mendengar kabar kepergian Alm. Demianus Kurni mengatakan, almarhum adalah salah satu penyanyi dan personil Mambesak  yang pernah menyanyikan lagu rakyat berbahasa Mee,  Paniai yang berjudul Domidou (Vol. II)

Dia berkisah, saat itu atas permintaan Arnold C Ap untuk  memasukkan lagu bahasa Mee kedlm Vol. II maka Alm. Simion Dou, BA menyumbangkan lagu Domidou dari Buku Nyanyian Rohani Kingmi Mee, Ebetaata Mana dan dilagukan oleh Demianus W Kurni.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Kemudian, lanjut Ukago, dalam percakapan setelah rekaman, Arnold C. Ap pernah berkata kepada Demi W Kurni,  “Napi, au bernyanyi sambil menikmati lagu itu, seolah-olah napi sedang berada di tepian Danau Paniai”.

“Mambesak adalah kelompok Seni yang mengajarkan bagaimana rasa cinta dan memiliki terhadap kebudayaan Bumi Cenderawasih ini, tak pandang ko orang pulau, ko orang pantai, ko orang gunung atau ko orang lembah, ko orang sungai dan danau kitong semua sama-sama orang Papua,” katanya.

Menurut Ukago, Demianus Wariap Kurni adalah seorang budayawan yg mencintai budaya lokal Papua dan bernyanyi lagu Domidou dengan gaya dan ciri khasnya serta mudah dipahami dengan baik oleh orang asli Mee/ Paniai.

“Artinya walaupun dia orang Biak tetap dia menghargai dan menuturkan dgn sebaik baiknya penuturan  lagu tersebut sbg sesama suku orang Papua. Rest In Peace Mr. Demianus,” pungkasnya.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaKisah Penyintas COVID-19 di Papua
Artikel berikutnyaKaum Muda Bentuk Gerakan Sosial Cinta Lingkungan di Dogiyai