Mahasiswa Jayawijaya Minta Penanganan Covid Tidak Dijadikan Lahan Bisnis

0
979

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Jayawijaya (HMPJ) di Kota studi Jayapura meminta pemerintah daerah tidak menjadikan penanganan Covid sebagai lahan bisnis.

Albert Kalolik, Ketua HMPJ mengaku prihatin dengan meningkatnya penyebaran covid-19 di Papua, secara khusus di Kab. Jayawijaya, Papua. Dia menilai tim Satgas Covid-19 Jayawijaya main-main dengan bertambahnya pasien Covid di Wamena.

“Kenaikan angka pasien Covid-19 yang terjadi di posko Covid bandara udara Wamena perlu di pertanyakan. Karena penumpang yang naik pesawat dari Jayapura ke Wamena semua dirapid test di Sentani dan hasilnya non reaktif/negatif namun sesampai di Wamena Reaktif positif Covid-19,” kata Albert.

Ia menduga ada permainan untuk penanganan covid-19 dijadikan lahan bisnis. Untuk itu dia meminta Pemkab Jayawijaya segera menyikapi persoalan angka kenaikan ini dengan benar sesuai aturan yang diberlakukan dan tidak menjadikan lahan bisnis.

Baca Juga:  Sebanyak 127 Peserta Memulai Program Pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi

“Mahasiswa menilai bahwa kehadiran Covid-19 khususnya di kabupaten Jayawijaya telah menjadi lahan bisnis karena kedapatan kasus OTT dugaan pungli kepada calon penumpang di pemeriksaan rapid tes di Sentani Tanggal 23 Oktober 2020 oleh Kapolda Papua, namun kasus ini belum tuntas diselesaikan sampai saat ini,” katanya.

ads

Mahasiswa Jayawijaya, mendesak kapolda Papua untuk dapat segera menyelesaikan kasus tersebut dalam waktu dekat. Mereka berharap semua pihak di Provinsi Papua dari tingkat provinsi hingga kabupaten kota sungguh-sungguh bekerja untuk penanganan COvid-19.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

“Kami menolak usulan Pemkab Jayawijaya untuk membuka kembali Posko Covid-19 di Sentani, sebelum kasus dugaan pungli kepada calon penumpang di bandara Sentani pada tanggal 23 Oktober 2020 di selesaikan,” tegas Albert.

Mahasiswa juga meminta pemerintah lakukan lockdown total di bandara udara Wamena dari penumpang pesawat hingga pengiriman barang serta akses masuk lainnya ke kabupaten Jayawijaya. Tetapi, pembatasan harus tetap mempertimbangkan kebutuhan pendidikan, produktifitas kerja, dan ibadah serta pemenuhan dasar masyarakat, sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

“Kami meminta pemerintah Lokdown total dari pengiriman barang sampai tempat perkumpulan orang banyak, Ruko, kios dan lainnya semua di tutup total,” tegasnya.

Baca Juga:  Sebanyak 127 Peserta Memulai Program Pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berencana menutup Bandara Wamena untuk aktivitas penerbangan penumpang. Alasannya karena angka kasus Covid-19 semakin meningkat setiap harinya.

Sementara itu, Bupati Jayawijaya, Jhon Banua mengatakan, penutupan bandara merupakan solusi yang akan dilakukan. Sebab selama ini lebih banyak pasien positif dari hasil pemeriksaan di bandara.

“Untuk antisipasi, satu-satunya kita akan coba tutup penerbangan penumpang dua pekan,” kata Jhon di Kota Wamena, Papua, Kamis (8/7/2021).

Kasus dari Bandara Wamena, kata dia, di antaranya 14 penumpang positif dari Jayapura yang dikabarkan sudah melakukan pemeriksaan. Namun saat diperiksa, mereka terdeteksi sebagai carrier Covid-19.

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPigai: Rasisme Sistematis Terhadap Orang Papua Terus Berlangsung dan Masih Dipelihara Negara
Artikel berikutnyaTolak Otsus Jilid II, KNPB: Rakyat Papua Tuntut Referendum!