Pigai: Rasisme Sistematis Terhadap Orang Papua Terus Berlangsung dan Masih Dipelihara Negara

0
1197

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Aktivis Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai menegaskan bahwa rasisme sistematis terhadap orang Papua masih terus berlangsung dan masih dipelihara negara.

Hal ini dikatakan Pigai saat dimintai pandangannya tentang pernyataan Menteri Sosial Indonesia, Risma yang sebelumnya mengancam PNS dengan mengatakan akan dibuang ke Papua kalau tidak kerja becus.

Menurut Pigai, apa yang disampaikan Risma merupakan sebuah sikap rasis yang secara tersistematis diperlihara negara.

“Rasisme sistematis terus berlangsung dan otak-otak rasis ini masih dipelihara, diberi jabatan dan kekuasaan. Sementara Jokowi selalu diam. Atau dia (Jokowi) juga pendukung Rasisme? Entalah,” katanya.

Dia berpandangan bahwa konflik yang selama ini terjadi di Papua merupakan konflik rasialisme yang sudah lama dipelihara kekuasaan di Jawa.

Baca Juga:  Komisi HAM PBB Minta Indonesia Izinkan Akses Kemanusiaan Kepada Pengungsi Internal di Papua

“Harap maklum kalau orang Papua benci suku Jawa. Sampai OPM ancam bunuh orang Jawa di Papua. Konflik di Papua itu Konflik Rasialisne dan itu sudah sudah lama dipelihara kekuasaan di Jawa,” bebernya.

Soal ucapan yang dilontarkan Risma, kata Pigai, apa yang disampaikan Risma merupakan cerminan bahwa itu seideologi dengan PDIP dan Jokowi.

“Ideologi mereka adalah ideologi kebencian dan rasialisme dan aparteit. Lihat saja kabinet Jokowi Putra Papua tidak ada, Itu Rasis dan Aperteit,” katanya.

Dia menambahkan, atas nama Rasisme;  Emas, Perak, uranium, plutonium kau rampok terus, bikin  gedung-gedung pencakar langit dilapisi emas, jembatan tanpa sungai melintasi metropolitan Jawa.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

“Semua kekuasaan kau gunakan membantai bangsa Papua.  Tapi kau tidak akan pernah rampok harkat dan martabat bangsa Papua,” tegas Pigai.

Pernyataan risma memunculkan polemik di publik. Banyak pihak menilainnya sebagai ungkapan rasial, memandang rendah dan bahkan ada yang menilai Risma menganggap Papua sebagai tempat sampah.

“Saya tidak mau lihat ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua kes Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua,” kata Risma.

Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

Sementara itu, Muhammada Rifai Darus, Wasekjen Partai Demokrat menanggapi pernyataan Risma itu menegaskan, jangan sampai kallimat ini terucap oleh elit-elit lainnya. Mengapa harus Papua dijadikan lokasi pemindahan para ASN yang berkinerja buruk?

Menurutnya, letak geografis Papua mungkin memang jauh dari ibukota negara, tapi bukan berarti Papua jauh dari adab dan kecerdasa.

“Banyak mutiara lahir dari Papua untuk bangsa ini. Mungkin ibu lupa. Namun kami mendoakan semoga ibu menteri sehat dan senantiasa mendapatkan ridho dan Hidayah dari Allah agar tidak mengulanginya lagi,” katanya kepada media ini.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKAPP Papua Bagi Modal Usaha dan Meja Jualan ke 25 Mama-mama Papua
Artikel berikutnyaMahasiswa Jayawijaya Minta Penanganan Covid Tidak Dijadikan Lahan Bisnis