BeritaOlahragaPresiden Borneo FC: Boaz Solossa Pemain Termahal di Liga 1

Presiden Borneo FC: Boaz Solossa Pemain Termahal di Liga 1

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Karier Boaz Solossa tak redup begitu dicoret manajemen Persipura Jayapura. Sebaliknya, ia dihargai klub lain. Borneo FC paling beruntung mendapat tanda tangan pemain berjuluk ‘Anak Ajaib’ saat awal melejit di persepakbolaan nasional belasan tahun silam.

Ya, manajemen Borneo FC sudah buktikan penghargaannya terhadap pemain yang akrab disapa Bochi itu.

Manajemen tim berjuluk Pesut Etam tak ragu mengontrak mantan kapten Persipura meski harus merogoh kocek lebih besar dibanding pemain lokal lainnya yang telah diikat kesebelasan berjuluk Pesut Etam jelang kompetisi Liga 1 musim 2021/2022.

Bukan main, Boaz dikontrak dua musim langsung. Bahkan, kontraknya tertinggi untuk pemain lokal di Indonesia.

Nabil Husein, presiden Borneo FC, pun mengaku nilai kontrak sang legenda Persipura itu terbilang lebih tinggi untuk ukuran pemain domestik.

“Boaz pemain lokal termahal di Indonesia, saya rasa. Yang penting kontribusi jelas,” ujarnya sebagaimana dilansir laman resmi Borneo FC.

Nabil menyatakan, manajemen Borneo FC tak keberatan dengan kontrak Boaz Solossa yang tergolong besar. Menurut Nabil, nilai kontrak tersebut setara dengan kualitas sang pemain dan kontribusinya untuk tim Pesut Etam dalam satu musim kompetisi. Boaz sendiri telah dikontrak untuk dua tahun.

Berapa nilai kontrak Boaz Solossa bersama Borneo FC?

Nabil enggan bicara ke publik. Baginya itu rahasia, tak perlu dibocorkan keluar.

Keberanian Borneo FC merekrut penyerang haus gol selepas dari Persipura, diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perkembangan tim profesional dari Kota Samarinda itu.

Baca Juga:  Hajar Semen Padang 3-0, PSBS Biak Kunci Juara Liga 2

Dengan kontrak jelas, ia menginginkan Boaz memberikan yang terbaik sekaligus dapat mentransfer ilmu dan pengalamannya kepada pasukan muda Borneo FC yang tengah latihan terpusat dibawah asuhan pelatih kepala Mario Gomez.

“Boaz pemain hebat. Kami butuh penyerang lokal yang punya pengalaman banyak sekaligus sebagai pemimpin anak-anak muda. Boaz cocok,” kata Husein.

Ia juga memastikan di tim Borneo FC Bochi akan memakai nomor punggung 86. Nomor punggung ini yang selalu ia kenakan selama membela Persipura.

Diberitakan media ini sebelumnya, Boaz Solossa resmi diperkenalkan ke publik melalui acara virtual pada Sabtu (18/7/2021) siang. Hadir saat itu Ponaryo Astaman, Chief Operating Official (COO) Borneo FC, dan Farid Abubakar, manajer Borneo FC.

Ponaryo menganggap Boaz sudah tak asing lagi karena sebelumnya pernah memperkuat kesebelasan asal Kalimantan Timur ini pada gelaran Piala Presiden 2015 dan 2018. Kedatangannya kali ini untuk melengkapi formasi Borneo FC pada musim 2021/2022.

“Dengan kedatangan Boaz, artinya kita sudah melengkapi atau menambah lagi, kalau diibaratkan mungkin ini sebuah puzzle ya, pelengkap untuk formasi tim Borneo FC pada tahun ini,” kata Ponaryo.

Ia menyebut kehadiran Boaz satu kejutan karena tak pernah dibayangkan sebelumnya.

Baca Juga:  Manajer RANS FC Kembali Merumput, Kok Bisa?

“Ini sebuah kejutan. Jujur bahwa manajemen di awal musim ini sama sekali tidak terpikirkan akan terjadi kesempatan atau momen ini. Beberapa waktu belakangan ini ada kesempatan, dan kami mencoba memanfaatkan, dan alhamdullilah itu juga disambut dengan baik oleh Boaz. Sekarang semuanya sudah rampung, kontrak telah ditandatangani, sehingga selamat datang untuk Boaz di Borneo FC,” tuturnya.

Mantan pemain Timnas Indonesia ini yakin manajemen tak salah rekrut Boaz.

“Mudah-mudahan bisa memberikan yang terbaik, dan semoga Borneo FC bisa berprestasi dengan maksimal dengan hadirnya Boaz Solossa,” ujar Ponaryo.

Boaz juga diharapkan memotivasi pemain lain apalagi rata-rata pemain muda.

“Selain faktor atau kemampuan teknis, tentu kita harapkan juga leadership dari Bochi untuk memimpin tim ini karena mayoritas kita tahun ini banyak sekali pemain muda, sehingga kepemimpinan dari Bochi kita harapkan bisa memaksimal potensi yang ada di tim Borneo,” pintanya.

Menurut Farid Abubakar, manajer Borneo FC, Boaz direkrut sesuai keinginan tim pelatih untuk melengkapi lini depan tim Pesut Etam.

Karena sangat membutuhkan penyerang lokal senior, kata Farid, manajemen langsung menjalin komunikasi secara intens dengan Boaz usai dilepas Persipura,.

“Ini sudah sesuai kebutuhan dari tim pelatih, karena mereka membutuhkan lini depan untuk satu (striker) lokal, yang sudah senior, berpengalaman. Dan, alhamdulillah, ketika kaka Boaz keluar dari Persipura sana, kita ada hubungan baik dengan kaka Boaz. Jadi, kita coba jalin komunikasi dan alhamdulillah, semua berjalan lancar. Kaka Boaz memilih untuk stay di Borneo pada musim ini,” tuturnya.

Baca Juga:  PFA Cetak Sejarah Gemilang di Selangor Open Malaysia dan Piala Barati 2024

Farid mengaku terlibat langsung membantu tim pelatih untuk mendatangkan Boaz ke Borneo.

“Saya sangat senang karena yang kita bawa adalah kaka Boaz Solossa yang kualitasnya satu Indonesia sudah tahu bagaimana dia di Liga 1.”

Karena itu, Farid mengucapkan, “Selamat bergabung kaka Boaz, semoga bisa memberikan yang terbaik, dan bantu kami tambah bintang untuk juara di sini.”

Farid juga menyampaikan harapan pribadi buat pemain berusia 35 tahun itu didapuk sebagai kapten Boneo FC dalam mengarungi kompetisi Liga 1 tahun 2021/2022.

Meski memang keputusan ada di tangan tim pelatih, Farid lebih memilih Boaz dengan pertimbangan punya kemampuan memimpin pemain saat bersama Persipura bahkan sudah sering dipercayakan sebagai kapten tim nasional (Timnas) senior.

“Kalau saya pribadi, ya kaka Boaz juga menjadi leader di dalam lapangan. Dari pengalamannya memang sangat luar biasa dan sangat dihargai oleh pemain-pemain dari seluruh Indonesia, saya rasa. Harapan saya seperti itu, kaka Boaz menjadi kapten Borneo FC. Tetapi semua ini kita kembalikan ke tim pelatih untuk menentukan ban kapten,” tutur Farid, dikutip dari YouTube Borneo FC Official, Sabtu (17/7/2021).

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo Belum Seriusi Kebutuhan Penerangan di Kota Dekai

0
“Pemerintah kita gagal dalam mengatasi layanan penerangan di Dekai. Yang kedua itu pendidikan, dan sumber air dari PDAM. Hal-hal mendasar yang seharusnya diutamakan oleh pemerintah, tetapi dari pemimpin ke pemimpin termasuk bupati yang hari ini juga agenda utama masuk dalam visi dan misi itu tidak dilakukan,” kata Elius Pase.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.