BeritaKesehatanHingga 20 Juli, 291 Kasus Positif Covid-19 di Jayawijaya

Hingga 20 Juli, 291 Kasus Positif Covid-19 di Jayawijaya

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena, kabupaten Jayawijaya, tak mampu menampung semua pasien apalagi kasus Covid-19 di Wamena setiap hari ada penambahan jumlahnya.

Keluhan tersebut dilontarkan dr. Felly Gresia Sahureka, direktris RSUD Wamena saat rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten Jayawijaya di lantai III Gedung Otonom Wenehule Hubi Wamena, Jumat (23/7/2021).

“Di Wamena ini setiap hari ada penambahan kasus Covid-19, sementara kapasitas tempat tidur yang tersedia di rumah sakit kita terbatas. Saat ini semuanya 91 tempat tidur. Ada 79 tempat yang sudah digunakan oleh pasien,” jelasnya.

Menurut dokter Felly, tiap hari tempat tidur bisa sampai 100 persen terisi karena jumlahnya meningkat dan angka kesembuhan agak lama. Belum lagi ada pasien positif yang harus kembali meski banyak yang mandiri, tetapi keadaannya bertambah buruk akibat kadar oksigen menurun.

“Kemarin malam dan tadi pagi ada yang masuk lagi dengan hasil positif. Itu pasti butuh tempat tidur lagi,” kata Felly.

Dari data yang ada, diakuinya, penambahan jumlah pasien Covid-19 di kabupaten Jayawijaya termasuk diantaranya beberapa petugas medis, baik perawat, dokter maupun tenaga kerja lain.

“Ini juga berpengaruh dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit Wamena,” katanya.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Untuk menangani pasien yang masuk, ia akui beberapa diantaranya memiliki gejala sedang hingga berat. Tentu butuh tenaga kesehatan yang banyak karena jumlah pasien khususnya Covid-19 terus bertambah.

“Dalam keadaan begini, kami punya tenaga sangat terbatas, tetapi kami harus memberikan pelayanan walaupun mungkin akhirnya tidak terlalu maksimal karena keterbatasan tenaga dibandingkan jumlah pasien yang harus kami rawat tiap hari terus bertambah,” bebernya.

Hingga kini, kata dia, ada 79 pasien yang dirawat, belum terhitung yang di ruang transit dan IGD yang hasilnya positif dan juga bergejala tetapi hasil PCR belum keluar dalam arti mereka harus menjalani tes PCR.

Sejauh ini 6 bangsal yang disiapkan masih berjalan normal. Hanya saja ketersediaan oksigen perlu disikapi mengingat jumlah pasien terus bertambah.

“Kebutuhan oksigen tergantung jumlah kasus yang sedang dan berat, memang membutuhkan oksigen banyak. Kapasitas produksi oksigen kita dalam satu hari sebanyak 50 tabung besar ditambah 12 tabung kecil,” jelasnya sembari rincikan rata-rata satu pasien butuh oksigen dalam sehari sebanyak 8-10 tabung ukuran 6 kubik.

Dokter Felly berharap sudah harus operasikan mesin oksigen 24 jam karena oksigen cukup kewalahan dengan daya produksi.

“Kemungkinan pasien beristirahat beberapa jam saja untuk antisipasi jangan sampai jebol kita mengalami masalah dan mengakibatkan masalah baru lagi. Kami lagi membuat kerjasama, mungkin kami akan  mengisi kerja sama dengan rumah sakit Lanny Jaya,” lanjutnya.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Felly juga menjelaskan, khusus pemeriksaan sampel untuk mengetahui adanya varian baru (Varian Delta), sejauh ini RSUD Wamena telah berkoordinasi dengan kepala Litbangkes Jayapura.

“Kami telah berkoordinasi dengan dokter Antonius Oktavian sebagai kepala Balai Litbangkes Papua di Jayapura, dan kami akan kirimkan supaya untuk diperiksa. Sudah ada lampu hijau dari Litbangkes, kami akan kirim, mungkin kita akan tahu dari kasus-kasus yang berat, kemudian kasus anak itu apakah betul varian Delta itu sudah masuk di Jayawijaya atau tidak,” bebernya.

Masih menurut Felly, kepada yang terpapar Covid-19, diberikan antivirus, biasanya paling cepat ada yang satu minggu, kemudian 10 hari, bahkan ada yang sudah lebih dari satu bulan dengan masih bergejala, masih dengan ventilator dan alat optiflow.

“Ada dua kasus yang memang sudah memakan waktu mungkin satu bulan lebih, masih belum sembuh. Dan rata-rata yang di isolasi utama semua masih positif sampai saat ini,” imbuhnya.

Menyikapi perkembangan angka covid-19 yang kian mengkhawatirkan, Pemkab Jayawijaya akan memperpanjang penutupan akses transportasi penumpang tujuan Wamena.

Keputusan tersebut disampaikan Marthin Yogobi, wakil bupati kabupaten Jayawijaya, saat memimpin rapat koordinasi Forkopimda kabupaten Jayawijaya, Jumat (23/7/2021), mengingat kasus Covid-19 kian meningkat.

Baca Juga:  Pleno Kabupaten Yahukimo Dibatalkan KPU Provinsi Karena Masih Bermasalah

“Perkembangan saat ini di Jayawijaya posisinya sangat mengkhawatirkan, sehingga kami menyatakan untuk melakukan penambahan penutupan akses ke Wamena,” kata Yogobi.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan jubi.co.id, pemerintah kabupaten Jayawijaya telah mengambil keputusan menutup akses angkutan penumpang ke Wamena selama 14 hari,  12 – 25 Juli 2021. Keputusan ini mengingat angka positif Covid-19 di Jayawijaya terus bertambah.

Hingga 20 Juli 2021, jumlah terkonfirmasi kasus positif Covid-19 di kabupaten Jayawijaya sebanyak 291 kasus.

Wabup mengaku telah menerima laporan itu. Menurutnya, ini artinya Jayawijaya masuk kategori zona merah pandemi Covid-19. 

“Saat ini kondisi fasilitas kesehatan serta tenaga medis sudah tidak seimbang dengan jumlah pasien. Sehingga pemerintah kabupaten Jayawijaya bersama Forkopimda perlu mengambil langkah antisipasi,” ujarnya.

Menurut Yogobi, hal-hal yang dibahas dan diputuskan dalam rapat Forkopimda akan dilaporkan ke bupati Jayawijaya.

“Hal-hal lain menyangkut aktivitas masyarakat juga menjadi pembahasan. Dari hasil rapat, apa saja yang diputuskan, saya akan sampaikan kepada bupati selaku tim gugus tugas untuk dipertimbangkan demi kebaikan bersama di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.

Pewarta: Onoy Lokobal
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP Himbau Rakyat Papua Peringati 1 Mei Dengan Aksi Serentak

0
“ULMWP sebagai wadah koordinatif gerakan rakyat, siap bertanggung jawab penuh atas semua rangkaian aksi yang dilakukan dalam bentuk apa pun di hadapkan kolonialisme Indonesia dan dunia Internasional.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.