BeritaYakobus Dumupa di Hadapan Sekjen KWI Minta Uskup di Papua Harus OAP

Yakobus Dumupa di Hadapan Sekjen KWI Minta Uskup di Papua Harus OAP

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Umat Katolik di Tanah Papua sudah lama merindukan hadirnya Uskup asli Papua di lima keuskupan: Jayapura, Merauke, Agats, Timika, dan Manokwari-Sorong.

Kerinduan terpendam mayoritas umat Katolik Papua itu kembali disuarakan Yakobus Dumupa, salah satu tokoh intelektual muda Katolik Papua di hadapan Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (Sekjen KWI) yang juga Uskup Keuskupan Bandung pada perayaan tahbisan lima Imam dan dua Diakon di Paroki St. Petrus Mauwa, Dekenat Kamuu, Mapiha, Piyaiye (Kamapi), Keuskupan Timika, Kamis (14/10/2021).

Yakobus mengungkapkan, hingga hari ini sudah banyak putra asli Papua yang memilih hidup selibat dengan ditahbiskan menjadi Imam Katolik di lima keuskupan di Tanah Papua. Tetapi dari antara mereka belum satupun ditahbiskan menjadi Uskup di Tanah Papua.

“Saya senang sekali dengan kata pembukaan dari bapa Uskup, bahwa keanekaragaman Indonesia itu bisa kita rayakan dalam pentahbisan ini. Karena itu, sudah banyak orang asli Papua yang sudah menjadi Pastor, tetapi belum menjadi Uskup,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah umat dan seluruh hadirin.

Orang Papua terutama umat Katolik selama ini memang belum secara langsung bicara tentang kerinduannya segera ada Uskup orang asli Papua.

Baca Juga:  Pertamina Pastikan Stok Avtur Tersedia Selama Arus Balik Lebaran 2024

“Ini saya mau bicara, kamorang biasa diam-diam itu yang sekarang saya mau bicara terus terang. Selama ini orang Katolik di Papua selalu mengharapkan harus ada Uskup orang asli Papua,” ujar Dumupa.

“Kalau Uskup orang Ambon, Kalimantan, Sulawesi, Timor, Jawa, Sumatera, sudah lengkap dan hampir merata. Hanya orang Papua yang belum menjadi Uskup di negara ini. Mungkin Pastor-pastor Papua ini orangnya jelek kah? Mungkin karena mereka bodoh kah? Atau karena apa dorang tidak bisa jadi Uskup?,” lanjutnya mempertanyakan.

“Saya serukan, lanjutkan suara umat Katolik Papua, pengganti Uskup baru adalah Uskup orang asli Papua,” tegasnya.

Soal ini, Yakobus Dumupa telah sampaikan surat terbuka beberapa waktu lalu. Surat terbuka ia tulis atas nama pribadi sebagai umat Katolik tentang perlunya Uskup orang asli Papua.

“Apapun aturannya, saya tidak mau tahu. Harus ada Uskup orang asli Papua,” ujarnya lagi.

“Andaikan Vatikan itu di Jakarta, mungkin saya sudah carter pesawat dan kapal laut, seluruh orang Dogitau bawa ke Jakarta dan kita demo di depan Vatikan. Sampaikan bahwa kami orang Katolik Papua mau imam asli Papua harus jadi Uskup. Untung Vatikan jauh,” tandasnya.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Karena Sri Paus selaku pimpinan Gereja Katolik ada di Vatikan, melalui KWI umat menitipkan pesan untuk menjawab kerinduan hati agar berkenan mempertimbangkan pengangkatan Uskup orang asli Papua.

Penegasan tersebut terpaksa ia sampaikan karena selama ini suara orang Katolik Papua hanya bisik-bisik saja, belum pernah ungkapkan secara terbuka.

“Suara kerinduan selama ini hanya bisik-bisik di kalangan orang Katolik. Tidak ada yang berani bicara. Hanya dibawa dalam doa dan pendam kerinduan Uskup orang asli Papua. Keberagaman harus kita ciptakan. Mengakui keberagaman Indonesia dengan cara harus ada Uskup orang asli Papua. Sudah banyak imam asli Papua, tetap mengapa belum ada satupun yang diangkat menjadi Uskup di lima Keuskupan ini?,” beber Dumupa.

Tahun ini Keuskupan Timika menambah enam imam baru. Tiga imam ditahbiskan dari Paroki St. Michael Bilogai, Dekenat Moni-Puncak Jaya (Mopunja), Keuskupan Timika, Selasa (12/10/2021). Yakni Pater Yehezkiel Belau, Pater Fransiskus Sondegau, dan Pater Yosep Bunai.

Dua hari kemudian, dari Paroki Mauwa, Mgr. Antonius tahbiskan lima imam baru, yakni Pater Silvester Dogomo, Pater Silvester Bobii, Pater Paulus Leopati Yerwuan, Pater Febronius Angelo, dan Pater Vincentius Budi Nahiba, dan Pater Febronius Angelo.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Saat sama, dua Frater ditahbiskan menjadi Diakon, yakni Ricky Carol Yeuyanan, dan Emanuel Ricardus Buang Lela.

Kerinduan sama sempat disampaikan umat Dekenat Moni-Puncak Jaya (Mopunja) melalui Yohanes Abugau, ketua Dewan Paroki St. Michael Bilogai, sehari sebelumnya.

Menurut Yohanes, umat merindukan hadirnya Uskup asli Papua, terutama Keuskupan Timika.

“Pada hari ini Uskup Bandung sekaligus Sekjen KWI hadir di Paroki Bilogai. Terima kasih, kami sambut dengan riang gembira. Sebelum pulang, kami umat Katolik Dekenat Moni Puncak Jaya titip satu pesan untuk KWI, segera angkat Uskup asli Papua. Kami merindukan Uskup putra daerah,” ujarnya usai tahbisan tiga Imam baru di Paroki Bilogai, Selasa (12/10/2021).

Saat misa tahbisan imam baru di Bilogai maupun Mauwa, Mgr. Antonius didampingi Pater Marthen Ewokaibi Kuayo, Pr, Administrator Diosesan Keuskupan Timika. Hadir pula sejumlah imam dan petugas pastoral yang melayani umat di berbagai paroki di Keuskupan Timika.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mahasiswa Papua di Sulut Akan Gelar Aksi Damai Peringati Hari Aneksasi

0
“Jadi hasil akhir dari diskusi bahwa tanggal 1 Mey 2024 akan dilakukan aksi damai (aksi kampanye), sementara yang menjadi penanggung jawab dari aksi 1 Mei 2024 ini adalah organisasi KNPB Konsulat Indonesia yang dibawahi oleh saudara Agusten dan Kris sebagai coordinator lapangan,” jelas Meage.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.