Senator Asal Papua Barat Minta Pemerintah Daerah Bangun Museum Noken

0
739

SORONG, SUARAPAPUA.com — Senator asal provinsi Papua Barat, Mamberob Yosephus Rumakiek meminat agar pemerintah daerah provinsi dan kabupaten di provinsi Papua Barat mendirikan museum noken di setiap kabupaten kota yang ada di provinsi tersebut.

Pernyataan ini disampaikan Rumakiek saat menghadiri acara peringatak HUT ke-9 Noken sebagai warisan dunia yang telah diakui pada 4 Desember 2012 lalu.

Kepada suarapapua.com, Rumakiek memita agar pemerintah daerah provinsi Papua dan Papua Barat mendidirikan museum noken. Agar museum itu dapat dipergunakan sebagai tempat untuk gelar pameran noken, pertunjukan noken, peringatan HUT noken dan mengumpulkan serta menekspor noken ke luar Papua.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

“Pada HUT noke ke-9 ini saya ajak pemerintah daerah di Papua dan Papua Barat bangun museum noken. Noken ini sudah ada sejak dahulu kala. Dan telah diakui Unesco pada 2012 sebagai warisan budaya dunia. Harus ada museum supaya ada kegiatan pembelajaran tentang noken, pelatihan dan pembinaan untuk kamu muda di Tanah Papua,” harapnya kepada suarapapua.com dio Alun-alun Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Menurutnya, museum sangat penting dan harus disikapi segera oleh pemerintah daerah. Karena setiap daerah dan suku di Tanah Papua memiliki karakteristik noken yang berbeda. Untuk menghargai, merawat dan melestarikan noken, pemerintah harus membuat museum.

ads
Baca Juga:  Rapat Pleno Terbuka Tingkat Kabupaten Tambrauw Masih Berlanjut

“Noken Maybrat beda dengan Sorong dan daerah lain begitu sebaliknya. Semua bahan itu di dapat dari hutan. Kalau ekonomi mereka terjamin, hutan pasti akan di jaga serta di lindungi,” tungkasnya.

Sementara itu, Mama Linda, seorang penjual noken di Aimas kepada media ini mengaku selama ini kesulitan memasarkan noken sehingga belum mengangkat perekonomian para pengrajin noken. Dia berharap ada perhatian dari pemerintah  sehingga hasil kerajinan dapat di terjual dengan cepat  guna meningkatkan perekonomian agar  tidak berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

“Noken kami biasa laku Rp 100 ribu.  Itu pun tidak setiap hari. Kadang satu minggu kadang satu bulan baru noken kami di beli.  Harga satu noken saya jual mulai Rp 50 ribu sampai Rp 500 ribu. Selama ini hanya dijual eceran dengan cara digelar di atas trotoar di pinggir jalan, di pasar, dan di depan toko. Tidak setiap hari jualan kami laku. Kami jual dicampur dengan dagangan lainnya seperti sayur dan gelang,” ungkapnya.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPT Inti Kebun Lestari Dinilai Melanggar Berbagai Kewajiban
Artikel berikutnyaMelalui Penasehat Hukumnya, Kapolda Papua Meminta Permohonan Pemohon Tidak Diterima