Doa WPCC pada HUT PI ke-167: Kami Sudah Hidup Tidak Nyaman di Tanah Kami

0
1161

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dewan Gereja Papua (West Papua Council of Churches) bersama umat Kristiani di seluruh wilayah Tanah Papua. Perayaan peringatan Hari Perkabaran Injil (HPI) ke-167 dilakukan secarra serentak pada Sabtu (5/2/2022) di seluruh Tanah Papua.

Dewan Gereja Papua terdiri dari Pdt. Dr. Benny Giay dari Gereja Kingmi Papua (moderator) dan Pdt. Dorman Wandikbo dari Gereja GIDI, Pdt. Dr. Socratez Sofyan Yoman dari Gereja Baptis West apua, dan Pdt. Andrikus Mofu dari Gereja GKI di Tanah Papua sebagai anggota.

Berikut doa Dewan Gereja Papua selengkapnya.

Doa Dewan Gereja Papua

“167 Tahun Injil Masuk di Tanah Papua, Kami Sudah Hidup Tidak Nyaman di Tanah Kami”

ads

Tuhan, hari ini tanggal 5 Februari 2022, kami orang Papua menyaksikan perayaan 167 tahun Injil Masuk di Tanah Papua yang diselenggarakan oleh pemerintah. Namun kami mohon pengampunan dari Mu Tuhan karena kami sudah gagal menjalankan tugas pastoral kami.

Ini terlihat dengan kami orang Papua sudah hampir punah setelah kami berada di dalam negara ini selama 60 tahun. Banyak orang Papua terus dibunuh lewat operasi militer besar-besaran dan juga lewat wabah penyakit tanpa suara kami.

Sekarang ini ada 60,000 orang pengungsi yang hidup dalam ketakutan dan tidak jelas nasibnya. Negara tidak memperhatikan nasib para pengungsi, mereka terlantar tanpa bantuan makanan, tempat tinggal dan jaminan kesehatan.

Mereka diusir paksa dari kampung halamannya di Nduga, Intan Jaya, Puncak Papua, Maybrat, Kiwirok Pengunungan Bintang, dan Surusuru Yahukimo. Sampai hari ini tidak pasti, kapan mereka akan pulang kembali ke kampung halamannya. Kampung-kampung mereka ditutup dan diduduki pasukan militer.

Bukannya menjamin keamanan dan memberikan harapan bagi pengungsi, justru terjadi re-militerisasi dengan membangun kodim-kodim baru di Intan Jaya, Nduga, Lany Jaya, Yalimo, Pegunungan Bintang, Tambrauw Yahukimo, dan Maybrat.

Kami melihat operasi militer, pembangunan Kodim dan pemekaran provinsi adalah siasat pemerintah untuk melaksanakan program pemindahan jutaan penduduk dari luar Papua ke Papua, seperti yang diusung oleh Hendro Priyono, mantan ketua BIN.

Tuhan, sekarang ini kehidupan orang Papua sedang dikacaukan oleh kepentingan negara yang disemangati oleh semangat rasisme, fasisme, dan ketidakadilan. Politik penguasaan terus dijalankan, Otsus dipaksakan untuk lanjut, padahal orang Papua sudah menolak Otsus. Tidak hanya itu Tuhan, mereka juga memaksakan pemekaran 6 provinsi baru.

Konflik bersenjata terus dipelihara untuk melancarkan perampasan tanah-tanah kami. Semua tanah kami dirampas untuk kepentingan kapitalis dan investasi skala besar. Sementara itu, ketika orang Papua berteriak melawan, mereka ditangkap. Orang Papua sudah hampir punah.

Bagaimana mungkin kami orang Papua menyanyikan lagu pujian Tuhan pada perayaan tahun ini, sementara kami mengalami semua penderitaan yang sudah kami sampaikan? Kami seperti bangsa Israel yang dibuang dan meratap dipinggir sungai Babylon, meminta pertolongan Tuhan.

Kami merasa sedih karena tanggal 5 Februari tahun ini dirampas oleh negara, di atas penderitaan umat di tanah kami. Negara merayakannya untuk menutupi kejahatan negara terhadap rakyatnya, segala penipuan dan perampasan hak-hak hidup orang Papua.

Tuhan, kalau sudah seperti ini, kami mau mengadu kepada siapa? Kami hanya bisa berteriak memohon kepada Engkau, keselamatan bagi umat kami di atas Tanah Papua ini .

Ini kami Tuhan, lihatlah hamba-hamba-Mu yang berdoa.

Jayapura, 5 Februari 2022

Pendeta Beny Giyai (Moderator)
Pendeta Dorman Wandikbo (Anggota)
Pendeta Socratez S Yoman (Anggota)
Pendeta Andrikus Mofu (Anggota)

Baca Juga:  F-MRPAM Kutuk Tindakan Kekerasan Aparat Terhadap Massa Aksi di Jayapura 
Artikel sebelumnyaBreaking News: Aibon Kogeya Tembak Satu Anggota TNI di Intan Jaya
Artikel berikutnyaKadepa: Pemerintah Pusat Jangan Mekarkan Provinsi Baru di Tanah Papua