JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Ada kritik tentang pembatasan akses media dan wartawan-wartawan di Pasifik dalam tur Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. Terutama wartawan Australia.
Di Port Moresby, sebuah konferensi pers bersama pada 3 Juni 2022 dijadwalkan tetapi ketika akan dimulai, awak media diberitahu bahwa setelah kedua menteri berbicara, hanya satu jurnalis Tiongkok dan satu jurnalis PNG yang dapat mengajukan pertanyaan kepada menteri luar negeri mereka masing-masing.
Sebelumnya, dalam kunjungan Wang di Honiara Solomon Islands, wartawan Kepulauan Solomon memboikot konferensi pers ketika aturan serupa ditetapkan dalam konferensi pers resmi.
Namun, ketika Mirriam Zarriga, seorang reporter dari surat kabar harian PNG The Post Courier mengajukan pertanyaan tentang kesepakatan keamanan Solomon, ditanggapai oleh menteri luar negeri PNG dan China.
Jadi, akhirnya, seorang jurnalis Pasifik bisa mengajukan pertanyaan dan mendapat tanggapan dari Wang.
Di akhir konferensi pers, Wang kemudian meminta wartawan ABC untuk juga mengajukan pertanyaan.
“Negara tuan rumah mengajukan satu pertanyaan, sementara China mengajukan pertanyaan lain,” katanya dalam bahasa Mandarin. “Sepertinya wartawan dari Australia selalu ingin bertanya.”
Dia menoleh ke rekan PNG-nya saat dia selesai, mengatakan: “Jika teman saya setuju, kami akan memberikan kesempatan kepada jurnalis Australia.”
Setelah konferensi pers bersama, ketika media PNG mewawancarai Marape, media Tiongkok melakukan wawancara terpisah dengan Wang Yi, di mana ia membuat komentar tentang hubungan antara Australia dan Tiongkok.
Menlu China sendiri melakukan kunjungan ke Pasifik selama dua pekan. Mulai dari Solomon Islands, Fiji, Kiribati, Samoa, Tonga, Vanuatu, PNG, dan Timor Leste.
Pembatasan akses media dalam kunjungan ini berkaitan kuat dengan pakta kerjasama Solomon Islands dan China yang bocor baru-baru ini. Terutama media-media di Australia dan New Zealand yang ngotot memberitakan.
PM Solomon Islands, Manasseh Sogavare sebelumnya menyatakan bahwa orang yang membocorkan pakta kerjasama itu adalah orang gila yang tidak tahu apa-apa soal kerjsama itu.
Editor: Elisa Sekenyap