PartnersShamima Ali Mendapat Penghargaan Dalam Peringatan 30 Tahun VWC

Shamima Ali Mendapat Penghargaan Dalam Peringatan 30 Tahun VWC

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Enam belas wanita Pasifik diberikan penghargaan medali oleh Presiden Republik Vanuatu, Nikenike Vurobaravu, dalam rangka memperingati 30 tahun Pusat Wanita Vanuatu atau Vanuatu Women’s Center (VWC).

Acara itu dilaksanakan di Port Villa Vanuatu pada 2 September 2022.

Wanita-wanita yang mendapat penghargaan ini termasuk Koordinator Pusat Krisis Wanita Fiji, Shamima Ali, salah satu pendiri VWC, Merilyn Tahi, dan wanita lainnya yang menjalankan cabang VWC di seluruh pulau di Vanuatu.

Shamima Ali merupakan Koordinator Pusat Krisis Wanita Fiji yang kantornya berbasis di Suva, Ibu Kota negara Fiji yang selama ini banyak mengadvokasi kasus pelanggaran HAM di tanah Papua.

Baca Juga:  Menteri Luar Negeri NZ Bertemu PM Baru Kepulauan Solomon Bahas Program Prioritas

Ali mengatakan dia telah bergabung dengan organisasi VWC sejak didirikan pada tahun 1993.

Ali mengatakan Tahi dan dia telah membantu dan mendukung perempuan secara nasional, dengan ‘melatih’ dan ‘mendampingi’ mereka dan berbagi ‘strategi’ selama bertahun-tahun, melalui dukungan ‘Jaringan Perempuan Pasifik Menentang Kekerasan Terhadap Perempuan’, yang didirikan pada tahun 1992.

Para wanita yang mendapatkan penghargaan dalam rangka acara 30 tahun pusat wanita Vanuatu di Port Villa. (Supplied)

Dia mengatakan ini telah menjadi hubungan jangka panjang dalam membangun perempuan, hak-hak perempuan, dan kesetaraan berbasis gender di Vanuatu, yang hasilnya cukup positif, di mana program advokasinya telah datangkan para pria untuk mempromosikan perempuan di industri kerja.

Baca Juga:  Gereja Pasifik Desak MSG Keluarkan Indonesia Jika Tidak Memfasilitasi Komisi HAM PBB Ke Papua

“Itulah sebabnya kami datang untuk merayakan bahwa banyak orang telah mengambil haknya dan mengatakan hal ini (kesetaraan berbasis gender) adalah salah satu hal yang harus kami kerjakan untuk itu,” kata Ali.

Dia mengatakan menurut sebuah survei, dua pertiga wanita di Pasifik menderita kekerasan berbasis gender, yang juga termasuk Vanuatu.

Ali juga menekankan bahwa ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan dengan para pemuda di tingkat kalangan masyarakat, untuk mengubah mentalitas mereka dalam mengamankan keselamatan perempuan dan anak perempuan.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

Tujuan dari ini kata Ali, sekitar 13 negara di Pasifik telah membuka pusat-pusat wanita untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Pasifik.

Ada program pelatihan yang ditawarkan di Fiji, yang membantu banyak petugas polisi, pegawai pemerintah, pengadilan, gereja, dan organisasi non-pemerintah, di mana Vanuatu juga tidak terkecuali dari program ini.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Bappilu Partai Demokrat Provinsi PP Resmi Gelar Pleno Penutupan Pendaftaran Cagub...

0
"Perlu kami sampaikan juga bahwa Bappilu tidak punya hak untuk intervensi dalam seleksi bakal calon. Kami hanya membuka pendaftaran dan menerima pendaftaran, selanjutnya akan ditetapkan adalah pengurus pusat."

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.