SORONG, SUARAPAPUA.com — Para pedagang menduga ada oknum tertentu melakukan jual beli lapak di pasar modern Rufei, kota Sorong, Papua Barat.
Dugaan itu diungkapkan salah satu pedagang yang enggan disebutkan identitasnya. Jual beli lapak jualan menurutnya diduga dilakukan pemilik lapak kepada pihak lain.
“Kalau lapak di pasar modern bisa tampung semua pedagang, tidak mungkin ada pedagang yang mendirikan tempat jualan sendiri,” katanya kepada suarapapua.com di pasar Boswesen, Kamis (29/9/2022).
Oknum pedagang yang lebih dulu mendapat lapak, katanya kemudian disewakan kepada pedagang lain.
“Bayar uang sewanya satu juta per bulan. Ada sampai tiga juta juga,” katanya.
Dikonfirmasi suarapapua.com, Elvis Asmuruf, kepala pasar modern Rufei, mengatakan, lapak di pasar modern sangat memadai dan dapat menampung semua pedagang.
“Lapak jualan sudah terbagi semua sesuai dengan jumlah keseluruhan pedagang dari pasar Boswesen. Semua pedagang sudah dapat,” kata Elvis.
Khusus lapak darurat yang dibangun di pasar modern pasca penggusuran pasar Boswesen, imbuh Elvis, itu sifatnya hanya sementara.
“Kalau ada pedagang yang bilang tidak mendapat lapak itu klaim sepihak. Untuk lapak-lapak darurat itu hanya sementara saja sambil menunggu kami kroscek kembali. Kalau langsung ditempatkan di lapak-lapak yang tersedia itu takutnya nanti terjadi pendobelan pemilik lapak dan bisa memicu keributan karena perebutan lapak,” bebernya.
Terkait dugaan penjualan atau sewa lapak jualan, Levis mengaku belum mendapat laporan ataupun informasi tentang hal itu.
Menurutnya, jika dugaan tersebut terbukti benar, pasti akan ditindak tegas.
“Saat ini belum diberlakukan pembayaran pajak retribusi. Saya selaku kepala pasar belum tahu hal itu karena tidak ada yang melapor. Sekarang kita lagi fokus untuk menata sekaligus pembagian lapak ke pedagang,” kata Asmuruf.
Setelah pasar Boswesen digusur, para pedagang diminta segera pindah ke pasar modern untuk berjualan secara bersama-sama dengan pedagang lainnya.
“Semua ke sana supaya sama-sama berjualan dari pasar modern Rufei,” ajaknya.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You