Tanah PapuaMeepago‘Ebamukai’ untuk Sukseskan Muspas Mee VII Meriah, Panitia Umumkan Totalnya

‘Ebamukai’ untuk Sukseskan Muspas Mee VII Meriah, Panitia Umumkan Totalnya

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Ribuan orang tumpah ruah di Epouto, tepian Danau Tage, distrik Yatamo, kabupaten Paniai, Selasa (4/10/2022). Mereka hadiri acara penggalangan dana dalam rangka mendukung suksesnya Musyawarah Pastoral Mee (Muspas Mee) VII yang akan diadakan di Paroki St. Fransiskus Assisi Epouto, Dekenat Paniai, Keuskupan Timika, pada 6-14 Februari 2023.

Acara ‘ebamukai’ atau alas tikar untuk menyumbangkan derma berlangsung di halaman gedung gereja baru Paroki St. Fransiskus Assisi Epouto, usai perayaan ibadah hari ulang tahun ke-71 Paroki Epouto bertepatan dengan hari Santo Pelindung.

Panitia Muspas Mee VII bersama umat tampak riang gembira menyambut kehadiran tamu yang datang dari berbagai daerah.

Kegembiraan mereka terlihat jelas karena merasa sangat senang sesama umat Tuhan telah memenuhi undangannya hadir di acara ‘ebamukai’.

Terlebih lagi kehadiran ribuan orang ini akan memberikan derma sebagai bukti persembahan kepada Sang Pencipta.

“Acaranya sangat meriah. Dihadiri sekitar 3.000 orang. Kelompok-kelompok datang dengan ‘waita’. Sebagian orang mengenakan pakaian adat. Sumbangan mereka diisi dalam tujuh noken yang kami siapkan,” jelas Esau Tekege, ketua panitia Muspas Mee VII.

Baca Juga:  DPRD Dogiyai Minta Eksekutif Tuntaskan Sejumlah Rekomendasi

Alasan panitia sediakan tujuh noken tempat isi derma, menurut Esau, sebagai simbol Muspas Mee VII. Angka tujuh juga sesuai jumlah stasi yang ada di Paroki Epouto yakni enam stasi ditambah satu noken panitia.

Enam stasi tersebut masing-masing Stasi St. Don Bosco Uwebutu, Stasi Yohanes Pemandi Deiyamo, Stasi Sta. Maria Dimiya, Stasi Sta. Bunda Maria Onepa, Stasi Sta. Catarina Wotai, dan Stasi St. Fransiskus Assisi Epouto.

Kata Esau Tekege, acara ‘ebamukai’ ini puncak pemberian sumbangan dari umat dan simpatisan sebelum hari pelaksanaan Muspas Mee VII di Paroki Epouto.

Istilah ‘ebamukai’ sudah lazim bagi orang asli Papua khususnya di wilayah Meepago. Cara ini biasa dilakukan untuk meringankan beban dari sesama lain yang sedang membutuhkan uluran tangan.

Hasil dari ‘ebamukai’, jelas Esau, telah dihitung panitia. Butuh dua hari lebih untuk pilah-pilahkan karena terdapat uang receh dalam jumlah banyak.

“Penghitungan sudah tuntas dan hari ini, tanggal 7 Oktober 2022 kami umumkan jumlah total dari hasil ‘ebamukai’ yakni Rp735.574.000 (Tujuh ratus tiga puluh lima juta lima ratus tujuh puluh empat ribu rupiah). Sungguh luar biasa,” kata Tekege.

Baca Juga:  Transmigrasi Ancaman Bagi Non OAP dan OAP di Tanah Papua

Jumlah ini tidak termasuk uang derma yang dikirim ke nomor rekening Bank Papua atas nama Panitia Muspas Mee VII.

Dana yang terkumpul pada acara ‘ebamukai’ harus diumumkan karena bagi panitia hal ini sangat penting untuk diketahui bersama.

“Supaya semua orang ketahui jumlah dana yang terkumpul pada saat ‘ebamukai’ kemarin itu,” lanjutnya.

Tidak lupa panitia ucapkan terima kasih kepada semua orang yang hadir memberi derma. Juga yang tidak hadir, tetapi sumbangannya sudah ditransfer melalui bank. Seluruh derma tersebut sangat berarti karena turut mendukung terlaksananya kegiatan Muspas Mee VII di Paroki Epouto.

“Kami ucapkan terima kasih banyak, semoga Tuhan memberkati saudara-saudari sekalian,” ucap Esau.

Pater Nicolaus Wakei, Pr, Pastor Paroki St. Fransiskus Assisi Epouto, juga menyampaikan berlimpah terima kasih karena telah hadir memberikan sumbangan sebagai wujud partisipasi sekaligus persembahan kepada Tuhan.

Selain umat Katolik dari delapan Paroki yang ada di Dekenat Paniai, empat Paroki di Dekenat Tigi, juga dari Dekenat Kamuu Mapiha Piyaiye (Kamapi), diantara ribuan orang yang hadir itu jemaat Gereja Kingmi Papua klasis Tage, jemaat Persekutuan, komunitas Bunani, dan undangan lainnya.

Baca Juga:  Festival Hutan Papua Upaya Melindungi Hutan Adat di Tanah Papua

Hadir juga sejumlah pejabat dari kabupaten Paniai, Deiyai, Dogiyai, Nabire, dan Intan Jaya, serta aparat keamanan.

Musyawarah Pastoral (Muspas) merupakan program Gereja Katolik di Dekenat Paniai. Muspas awal mula digagas setelah melihat berbagai dinamika yang mesti disikapi umat Tuhan dalam membaca tanda-tanda zaman. Hasil pergumulan dan diskusi dari Tim Pastoral bersama kaum awam mengerucut pada perlunya ruang dan waktu untuk bicarakan sekaligus ditindaklanjuti dalam kehidupan menggereja.

Maka, awal Februari 2005 diadakan Muspas pertama kali di Paroki St. Yusuf Enarotali. Lalu, Muspas kedua tahun 2008 di Paroki St. Yohanes Pemandi Waghete.

Tiga tahun kemudian, Muspas ketiga di Paroki St. Fransiskus Obano. Selanjutnya, tahun 2014 Paroki Segala Orang Kudus Diyai jadi tuan rumah Muspas Mee IV.

Tahun 2017 Muspas Mee V diselenggarakan di Paroki Salib Suci Madi. Dan, tahun 2020, Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabaga sebagai tuan rumah Muspas Mee VI.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.