JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Buku kisah kehidupan anak-anak pedalaman Papua di daerah Angguruk Yalimu, Papua, diterbitkan di Denmark, salah satu negara di Eropa. Buku tersebut berjudul ‘Dunianya Puwul’ atau Puwul’s World, orang pribumi yang terancam punah.
Buku tersebut ditulis oleh Peter Bang, seorang aktivis HAM Papua dan petualang di hampir seluruh negara di dunia. Ia datang ke Tanah Papua pada tahun 1980-an, terutama ke daerah Angguruk dan menulis buku tersebut dalam bahasa Denmark untuk anak-anak sekolah dasar di Denmark.
Versi bahasa Indonesianya diterjemahkan oleh Elisa Sekenyap, seorang wartawan di Tanah Papua dan diterbitkan pada tahun 2018. Pada pertengahan tahun 2022, buku tersebut diserahkan kepada warga masyarakat Yali di Angguruk. Selain bahasa Denmark dan Indonesia, buku tersebut juga terdapat versi bahasa Inggrisnya.
Ide penulisan buku tersebut awalnya direkomendasikan oleh Trijntje Huistra, seorang misionaris di daerah Yalimu. Lalu ide itu diimplementasikan oleh Peter Bang ke dalam sebuah buku yang saat ini dijual secara online di Amazon.
Buku tersebut menceriterakan kisah kehidupan anak-anak tentang suku Yali di Angguruk. Tetapi juga menceritakan kepada anak-anak tentang perjumpaan pertama Puwul dengan dunia lain di balik gunung-gunung yang tinggi.
Puwul merupakan salah satu anak Yali pada masa itu yang cukup aktif, di mana di dalam buku ini ia menjadi karakter utama. Puwul pada waktu itu berumur 9 tahun dan tinggal di Angguruk.
“Isi ceritanya menarik bagi anak-anak, khususnya anak-anak Papua untuk memahami konteks kehidupan Papua. Di mana ceritakan kontekstual Papua sebagai dasar untuk pergi ke dunia luar,” jelas Peter Bang kepada suarapapua.com dalam sesi wawancara via online, Selasa (29/11/2022).
Selain itu, kata Bang, dirinya berharap kepada anak-anak sekolah di luar negeri agar dapat belajar sedikit tentang Papua dan cara hidup tradisional anak-anak di suku Yali. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan rasa hormat terhadap budaya dan cara hidup masyarakat asli.
”Juga melalui buku ini, anak-anak Papua akan memiliki kesempatan untuk belajar memahami latar belakang budaya dan cara hidup orang asli, sebagai dasar untuk menghadapi tantangan dunia saat ini. Saya senang bahwa buku ini akhirnya telah diberikan kepada orang-orang Yali.”
“Saya juga berharap dapat menginspirasi para penulis lain untuk menerjemahkan publikasi mereka ke dalam bahasa lokal, sehingga orang-orang yang diceritakan dapat memiliki akses ke buku-buku dan film-film tersebut,” tukasnya.
REDAKSI