PartnersRegenvanu Desak Australia Hentikan Menyetujui Proyek Bahan Bakar Fosil

Regenvanu Desak Australia Hentikan Menyetujui Proyek Bahan Bakar Fosil

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Menteri Perubahan Iklim Vanuatu Ralp Regenvanu mendesak Australia untuk berhenti menyetujui proyek bahan bakar fosil baru jika ingin menjadi teman bagi Pasifik.

Vanuatu Daily Post melaporkan Australia mengakui perubahan iklim sebagai ancaman tunggal terbesar bagi mata pencaharian, keamanan, dan kesejahteraan Pasifik. Tetapi surat kabar itu melaporkan bahwa Australia masih ingin membuka proyek-proyek bahan bakar fosil baru dan menghabiskan banyak uang dalam industri bahan bakar fosil.

Baca Juga:  Menlu Prancis Mengakhiri Pembicaraan Dengan Kaledonia Baru, Akan Bertemu Kembali Akhir Maret

Menteri Regenvanu mengatakan bahwa mereka tahu Australia memiliki rencana transisi untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, tetapi dia mendesak Australia untuk tidak melakukan proyek-proyek baru dan berhenti mendanai industri bahan bakar fosil.

Dalam sambutannya di COP27 di Mesir, Menteri Australia untuk Pembangunan dan Pasifik, Pat Conroy mengatakan bahwa Australia sedang membangun kembali hubungannya dengan Pasifik, setelah satu dekade tidak bertindak dalam iklim.

Baca Juga:  Marc Neil-Jones, Perintis Media di Vanuatu Meninggal Dunia

Australia sedang bernegosiasi untuk menjadi tuan rumah bersama KTT iklim tahunan PBB dengan negara-negara kepulauan Pasifik pada tahun 2026.

Regenvanu mengatakan bahwa Vanuatu tidak dapat mendukung proposal Australia jika Australia berinvestasi lebih banyak dalam mengembangkan bahan bakar fosil dan akan menyerukan kepada negara-negara Pasifik lainnya untuk mengadopsi sikap yang sama.

Baca Juga:  Kepulauan Marshall Mengubah Suara Ukraina di PBB

Ditanya apakah seruannya dapat membahayakan hubungan baik yang dimiliki Vanuatu dengan Australia.

Regenvanu mengatakan, “Saya pikir Australia menghargai kita berbicara terus terang dan itulah yang seharusnya kita lakukan. Kita harus bisa tidak setuju dan meminta satu sama lain untuk melakukan sesuatu untuk satu sama lain,” tukanya.

 

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pasukan Militer Indonesia Kuasai Distrik Serambakon, Satu Warga Sipil Tewas

0
“Baru pada hari ini, Selasa, 22 April 2025, jenazah korban berhasil dievakuasi pada Pukul 13.26 WIT dan dimakamkan pada pukul 16.56 WIT di pemakaman umum Darikal,” jelasnya dalam laporan HRD.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.