JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Menteri Perubahan Iklim Vanuatu Ralp Regenvanu mendesak Australia untuk berhenti menyetujui proyek bahan bakar fosil baru jika ingin menjadi teman bagi Pasifik.
Vanuatu Daily Post melaporkan Australia mengakui perubahan iklim sebagai ancaman tunggal terbesar bagi mata pencaharian, keamanan, dan kesejahteraan Pasifik. Tetapi surat kabar itu melaporkan bahwa Australia masih ingin membuka proyek-proyek bahan bakar fosil baru dan menghabiskan banyak uang dalam industri bahan bakar fosil.
Menteri Regenvanu mengatakan bahwa mereka tahu Australia memiliki rencana transisi untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, tetapi dia mendesak Australia untuk tidak melakukan proyek-proyek baru dan berhenti mendanai industri bahan bakar fosil.
Dalam sambutannya di COP27 di Mesir, Menteri Australia untuk Pembangunan dan Pasifik, Pat Conroy mengatakan bahwa Australia sedang membangun kembali hubungannya dengan Pasifik, setelah satu dekade tidak bertindak dalam iklim.
Australia sedang bernegosiasi untuk menjadi tuan rumah bersama KTT iklim tahunan PBB dengan negara-negara kepulauan Pasifik pada tahun 2026.
Regenvanu mengatakan bahwa Vanuatu tidak dapat mendukung proposal Australia jika Australia berinvestasi lebih banyak dalam mengembangkan bahan bakar fosil dan akan menyerukan kepada negara-negara Pasifik lainnya untuk mengadopsi sikap yang sama.
Ditanya apakah seruannya dapat membahayakan hubungan baik yang dimiliki Vanuatu dengan Australia.
Regenvanu mengatakan, “Saya pikir Australia menghargai kita berbicara terus terang dan itulah yang seharusnya kita lakukan. Kita harus bisa tidak setuju dan meminta satu sama lain untuk melakukan sesuatu untuk satu sama lain,” tukanya.
REDAKSI