BeritaTemuan Anggrek Baru dari Raja Ampat Dinamai Ibu Wapres RI

Temuan Anggrek Baru dari Raja Ampat Dinamai Ibu Wapres RI

SORONG, SUARAPAPUA.com — Temuan anggrek baru dari pulau Waigeo, kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat, oleh tim ekspedisi tahun 2020 diberi nama ibu HJ. Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin, ibu wakil presiden Republik Indonesia (RI).

Keterangan tertulis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua Barat, Rabu (14/12/2022), telah dirilis sebuah jurnal tentang penemuan anggrek baru dari pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat. Dalam jurnal tersebut ditulis bahwa temuan jenis anggrek baru Subspesies Dendrobium lancilabium J.J.sm. subsp.wuryae.

Ditulis dalam rilis yang diterima suarapapua.com, Wuryae diambil dari nama istri wakil presiden RI, Hj. Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin. Penamaan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada ibu Wapres RI. Selain itu, penamaan tersebut dinilai sebagai suatu bentuk penghormatan kepada ibu Wapres atas kontribusinya dalam mendukung konservasi, pelestarian, dan pemanfaatan berkelanjutam tanaman lokal, khusunya tanaman anggrek di Papua Barat.

New Guniea disebut-sebut memiliki flora dan fauna yang berlimpah dan masih banyak yang belum diidentifikasi dan diklasifikasi per kelasnya. Camara-Leret dkk telah melakukan penelitian pada tahun 2020 dan mencatat 13,634 spesies tumbuhan dari 1742 genus dan 264 famili di pulau New Guniea. Dan, Waigeo merupakan salah satu pulau dengan luas sekitar 3.155 km² di kepulauan Raja Ampat dan bagian dari pulau New Gunie (Tanah Papua) dan Papua New Guinea.

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

Pulau Waigeo merupakan salah satu pulau yang belakangan ini ditemukan berbagai spesies baru khususnya tanaman anggrek.

Februari 2020, tim Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat, Pusat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (BBKSDA Papua Barat) dan tim Flora & Fauna International (FFI) berhasil menemukan kembali Dendrobium azureum Schuit di Gunung Nok. Anggrek biru yang tidak terlihat hampir 80 tahun sejak pertama kali diidentifikasi, pada tahun 1938 oleh ahli entomologi Inggris Evelyn Cheesman. Kemudian, ditemukan kembali pada tahun 2020.

Selain itu, ekspedisi tahun 2020 (Knight, 2022), dua spesies Dendrobium lainnya dari bagian yang sama yaitu sect. Calyptrochilus dan D. azureum ditemukan. Spesies yang berbunga putih kemungkinan adalah D. Aphanochilum Kraenzl. dan yang berbunga merah cerah terbukti merupakan subspesies baru dari D. lancilabium J.J.Sm.

Dalam pemaparannya dijelaskan ciri khas dari subspesies ini dapat dikenali dari batangnya yang ramping, tidak bercabang, pendek dan memiliki daun lebar dengan posisi yang berlawanan (kontras) di bagian atas. Dan, ada yang hanya terdapat satu daun (terkadang dua menurut Smith).

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Asosiasi Wartawan Papua Gelar Pelatihan Pengelolaan Media

Ditulis juga bahwa spesimen dari Pulau Waigeo memiliki bunga yang sangat mirip dari subsp. Lancilabium dan perbedaan detailnya relatif kecil.

Subsp. Lancilabium Subsp. Wuryae
Memiliki percabangan Tidak bercabang
Daun berbentuk lonjong-runcing Daun berbentuk lonjong-bulat telur
Memiliki lima kelopak bunga Hanya terdiri dari tiga kelopak bunga
Bibir melekat pada kolom dengan jarak 10mm Bibir melekat pada kolom dengan jarak 4-7mm

Dalam jurnal tersebut diakui subspesies lancilabium merupakan anggrek khas dari pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat. Jenis endemik tersebut ditemukan di sebagian besar pegunungan semenanjung Vogelkop dan Wandamen. Jenis Anggrek tersebut tumbuh sebagai epifit pada pohon dengan ketinggian 8-12 m di atas tanah di hutan lumut/kabut pada ketinggian 820 m. Bunga jenis anggrek ini biasanya dapat diamati pada bulan Februari.

Penemuan subspesies baru tersebut dipimpin oleh staf Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) provinsi Papua Barat bekerjasama dengan Fauna & Flora International’s Indonesia Programme, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, Fakultas Kehutanan Universitas Papua Manokwari, dan Royal Botanic Gardens, KEW.

Baca Juga:  Lalui Berbagai Masalah, KPU Kota Sorong Sukses Plenokan di Tingkat Provinsi

Hasil publikasi ini telah diterbitkan di Orchideen Journal Vol. 10.1 tahun 2022 dan melibatkan berbagai peneliti dari Royal Botanic Gardens, Fakultas Kehutanan Unipa, BRIDA provinsi Papua Barat, Fauna & Flora International’s Indonesia Programme, dan BBKSDA Papua Barat.

Lebih lanjut dijelaskan, Dendrobium lancilabium subspesies lancilabium adalah salah satu specimen yang kurang terwakili di herbarium, saat ini hanya terdapat lima koleksi yang diketahui. Tidak terdapat foto tumbuhan hidup, pertama kali dijelaskan oleh J.J. Smith (1934: 198) berdasarkan satu spesimen yang dikumpulkan oleh para ahli biologi terkemuka Ernst Mayr pada Juli 1928 di Gunung Wondiwoi di Wandamen semenanjung barat laut New Guinea.

Subspesies lancilabium juga ditemukan di pegunungan Nettoti, Tambrauw, dan Tokhiri di semenanjung Vogelkop di bagian barat New Guinea yang telah dikumpulkan antara ketinggian 1000 dan 1980 m dpl. Hanya belum ditemukan di Pegunungan Arfak.

Pewarta: Maria Baru
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.