JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP-KNPB) sebagai media rakyat turut berbela sungkawa dan prihatin yang mendalam atas meninggal sejumlah korban di Wamena yang terjadi pada 23 Februari 2023.
Sekali lagi atas nama kemanusiaan KNPB Pusat menyampaikan prihatin atas peristiwa berdarah yang menelan korban nyawa di Wamena.
“Dalam kasus ini, kami menilai pihak kepolisian tidak profesional mengatasi masalah penculikan anak yang diduga dilakukan oleh seorang oknum orang non Papua. Namun dalam penanganan pihak kepolisian terkesan melindungi oknum penculik akibatnya memicu kemarahan warga terhadap kepolisian Kabupaten Jayawijaya,”ujar Ones Suhuniap, Jubir KNPB Pusat melalui rilisnya kepada suarapapua.com, Sabtu (25/2/2023).
Ia mengatakan dalam menghadapi warga sipil, pihak Kepolisian tidak mengedepankan pendekatan dialogis, tetapi menggunakan alat negara melakukan tindakan yang salah.
Oleh sebab itu KNPB nyatakan bahwa kejadian yang menelan korban nyawa ini merupakan kejadian Wamena berdarah jilid dua, setelah Wamena berdarah jilid satu pada 2003.
“Nasib dan masa depan hidup orang Papua bukannya di tangan Tuhan tetapi di tangan negara Indonesia dan institusinya di Papua. Akhirnya, kekerasan dan darah tak berdosa terus mengalir di negeri ini. Kejadian ini tidak terlepas dari sentinen politik dan rasisme serta penegakkan keadilan yang diskriminatif terhadap orang Papua,” ujarnya.
Peristiwa berdarah yang terjadi di Wamena pada 23 Februari 2023 merupakan kejadian kemanusiaan yang dilakukan oleh negara, maka negara harus bertanggung jawab.
Oleh karena itu badan pengurus pusat KNPB menyampaikan pernyataan sebagai berikut.
Indonesia tidak mampu melindungi dan menjamin hak hidup serta masa depan orang Papua bersama Indonesia. Oleh karena itu segera dorong perundingan membahas draf referendum demi penyelamatan orang Papua.
Segera buka akses kunjungan Dewan HAM PBB, Palang Merah Internasional dan wartawan internasional berkunjung ke Papua untuk melakukan investigasi pelanggaran HAM dan kejahatan kemanusiaan di Papua.
Kapolri, dan Kapolda Papua secara gentel mengakui kesalahan anggotanya yang menembak rakyat sipil di Wamena dan segera bertanggung jawab atas korban.
Kami mendesak segera membentuk tim independen untuk segera investigasi kasus Wamena berdarah 23 Februari 2023 dan melibatkan semua pihak yang netral.
Editor: Elisa Sekenyap