SENTANI, SUARAPAPUA.com — Jalan raya di depan kantor Pengadilan Agama kabupaten Jayapura, Papua, sering tergenang di saat hujan. Air meluap menenggelamkan badan jalan akibat drainase tersumbat hingga tak bisa mengalir ke kali.
Eymus Weya, salah satu anggota DPRD kabupaten Jayapura, mendesak pemerintah daerah sigap terhadap kondisi memprihatinkan itu agar tidak terjadi genangan air yang hingga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas.
Kata Eymus, saat pembahasan APBD induk tahun anggaran 2023, persoalan itu sudah dibahas bahkan diusulkan untuk dianggarkan.
“Untuk drainase yang ada di depan kantor Pengadilan Agama itu sudah kita usulkan. Sudah dianggarkan,” jelasnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (13/4/2023).
Dalam pelaksanaannya, Eymus ingatkan, drainase tersebut tidak bisa dilakukan sepihak.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus kolaborasi dengan Balai Jalan agar pembongkaran jalan itu dilakukan oleh Pemprov. Karena kabupaten punya kewenangan itu di drainase pembuangan air sampai ke samping pasar Pharaa Sentani. Itu kewenangan kabupaten,” tuturnya.
Untuk atasi air yang selalu tergenang ketika hujan, Eymus tekankan pentingnya kerja kolaborasi agar persoalannya tuntas.
“Jangan sampai kita sudah kerja drainasenya baru air masih tergenang di jalan raya. Jalan aspal itu perlu dibongkar dan dibuatkan taluk supaya kalau hujan itu air langsung lewat drainase mengalir ke kali.”
Weya menyebutkan anggaran untuk perbaikan drainase di depan kantor Pengadilan Agama Sentani berkisar Rp1 Miliar.
“Alokasi anggarannya di atas satu miliar rupiah. Ya, harus prosedur lelang. Tetapi tindaklanjutnya sejauh ini seperti apa, kami akan cek di kantor PU. Kalau sudah berarti harus dimulai bulan ini [April 2023] supaya penyerapan anggaran di dinas terkait juga efektif karena DPA telah dibagikan pada pertengahan Januari lalu,” jelasnya.
Anggota Komisi C itu berharap agar drainase dikerjakan secepatnya untuk tidak selalu dikeluhkan pengguna jalan raya.
“Anggaran sudah ada, jadi kalau bisa secepatnya diselesaikan karena banjir dari jalan Sosial, samping SMP Negeri 2 Sentani dan SMA Negeri Sentani semua tertumpuk di depan Saga. Sumber persoalannya, pembuangan tertutup setelah dibangun kantor Pengadilan Agama. Sebelum bangun kantor itu, harusnya lihat dulu perencanaannya. Tidak seperti itu langsung saja bangun gedung, makanya sekarang dampaknya seperti begini,” ujar Weya.
Albert Wally, salah seorang warga masyarakat di kota Sentani, mengatakan, air yang sering tergenang itu karena drainase tersumbat akibat pembangunan kantor.
“Dulu ada parit yang dari depan Saga Mall lewat kantor Pengadilan Agama itu air mengalir bagus ke kali belakang pasar Pharaa. Tidak pernah banjir. Sekarang biasa banjir karena dong ada bangun kantor itu. Tidak pertimbangkan dampak dari semua yang pekerja lakukan,” tuturnya.
Pewarta: Yance Wenda
Editor: Markus You