TPNPBTPNPB Kodap XXXV Akui Sandera Para Pekerja BTS di Distrik Okbab

TPNPB Kodap XXXV Akui Sandera Para Pekerja BTS di Distrik Okbab

SENTANI, SUARAPAPUA.com — Aksi penyanderaan para pekerja tower Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel di distrik Okbab, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, dibenarkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XXXV Bintang Timur pimpinan Ananias Ati Mimin.

Para pekerja itu diketahui karyawan dari PT Inti Bangun Sejahtera (IBS).

Sebby Sambom, juru bicara TPNPB OPM, mengatakan, Brigjend Ananias Ati Mimin telah menyatakan bertanggungjawab atas penyanderaan terhadap para pekerja BTS itu.

“Brigadir Jendral Ananias Mimin membenarkan soal penyanderaan itu dan kemungkinan dilakukan penyiksaan. Kami sedang menunggu bukti foto dan video lainnya [dikirim],” kata Sebby dalam rekaman voice ke suarapapua.com, Sabtu (13/5/2023).

Lanjut dikemukakan, peringatan terhadap siapapun tidak mengerjakan proyek pembangunan di daerah konflik sudah berulang kali disampaikan TPNPB. Termasuk proyek tower Telkomsel di distrik Okbab.

“Selama lima tahun terakhir, kami sudah umumkan bahwa yang namanya orang imigran Indonesia segera tinggalkan daerah konflik bersenjata. Hal kedua, semua orang Papua juga stop kerjakan proyek kolonial Indonesia. Kami tidak butuh semua proyek kolonial baik itu infrastruktur dan juga BTS,” ujarnya.

Baca Juga:  Sebby Sambom: Serangan Aparat TNI-Polri Selama Tiga Hari di Nduga Membahayakan Nyawa Pilot Philips

Kata Sebby, tindakan dan pernyataan Kodap XXXV tidak main-main karena sebelumnya sudah diumumkan untuk diindahkan.

“Keputusan yang kami bicara itu tidak main-main, jadi itu resikonya sendiri rasakan dan kami anggap mereka itu bagian dari NKRI dan apa yang terjadi kami siap bertanggungjawab,” ujar Sebby.

Kejadian itu dibenarkan Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, Kabid Humas Polda Papua.

Dijelaskan dalam rilisnya, para pekerja proyek tower BTS disandera kelompok KKB di distrik Okbab, kabupaten Pegunungan Bintang, provinsi Papua Pegunungan, Jumat (12/5/2023) Pukul 09.00 WIT.

Awal kejadiannya, kata Benny, enam orang pekerja tower BTS milik Bakti Kominfo yang dipimpin Alverus Sanuari, kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kabupaten Pegunungan Bintang, dari Oksibil menuju distrik Okbab menggunakan pesawat Elang Nusantara Air pada Pukul 08.30 WIT. Sesaat pesawat mendarat di lapangan terbang Okbab, mereka dihadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB.

“Kelompok KKB menggunakan senjata tajam, seperti parang. Kemudian mereka melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja,” jelasnya.

Benny menerangkan, “Alverus Sanuari dan salah satu korban luka bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Mereka tiba di bandara Oksibil sekitar jam 11 siang dan langsung dilarikan ke RSUD Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis. Masih ada empat orang yang disandera oleh kelompok KKB. Dua diantaranya mengalami luka akibat penganiayaan.”

Baca Juga:  Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

Dua pekerja yang masih disandera, Benny sebutkan antara lain Asmar, staf PT IBS terluka di bahu kanan, rekan lainnya, Fery juga luka di bahu kiri.

Ikut disandera juga Peas Kulka, staf distrik, dan Senus Lepitalem, pemuda asal distrik Borme.

Kata Benny, KKB akan melepaskan dengan catatan harus ada uang tebusan senilai Rp500 Juta.

“Dari KKB menuntut tebusan sebesar 500 juta rupiah sebagai syarat pembebasan para sandera. Tuntutan ini menjadi perhatian serius pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera,” ujar Benny.

Menindaklanjuti kasus penyanderaan disertai penganiayaan itu, Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi bersama pemerintah daerah telah mengadakan pertemuan. Dalam rapat, dibicarakan sejumlah hal, termasuk merumuskan langkah-langkah penanganannya.

Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

Kata Kapolres, wakil bupati Kris Bakwen Uropmabin hadiri pertemuan mewakili pemerintah daerah. Didampingi Asisten 1 Nicolaus Uropmabin, dan Kepala Dinas Kominfo.

Turut hadir pula sejumlah tokoh adat setempat, serta satuan tugas TNI/Polri dan Ops Damai Cartenz.

Menurut Kapolres, pemerintah daerah dan aparat keamanan telah menjalin komunikasi melalui tokoh adat Okbab untuk mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi para karyawan yang disandera kelompok KKB.

“Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas kami. Tentunya kita tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku,” kata Bastomi.

Harapan pemerintah pun sama, kata Kapolres, agar dengan cepat memastikan keselamatan semua pihak di distrik Okbab.

Sementara itu, setelah sehari ditangani petugas medis di RSUD Oksibil, Benyamin Sembiring, salah satu korban pembacokan dikabarkan telah dievakuasi ke Jayapura. Ia tengah menjalani perawatan intensif di RS Marthen Indey, kota Jayapura.

Distrik Okbab, lokasi penyanderaan, terdapat 12 kampung. Yakni Omlyom, Tupoplyom, Maksum, Yapil, Sabin, Atembabol, Pedam, Kirimu, Borban, Markum, Peneli, dan Dumpasik.

Pewarta: Yance Wenda
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

0
Kendati sibuk dengan jabatan komisaris BUMN, dunia jurnalistik dan teater tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Hingga kini, ia tetap berkontribusi sebagai penulis buku dan penulis artikel di berbagai platform media online.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.