JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kabupaten Lanny Jaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) membekali para pelaku ekonomi kreatif dengan sejumlah hal penting demi peningkatan sumber daya manusia (SDM) pemandu wisata budaya.
Sejumlah bekal diberikan dalam kegiatan kursus yang diadakan di aula Nirimok, Tiom, Lanny Jaya, Jumat (23/6/2023).
Pelatihan diikuti para pelaku ekonomi kreatif yakni kelompok menyulam noken berbahan lokal, petani kopi, pengelola (pengusaha) kopi, kelompok sanggar seni, lagu dan tari tradisional, pelukis, video maker, penyedia suvenir tradisional, pengelola kuliner, dan sejumlah jenis usaha kreatif lainnya.
Pembukaan kegiatannya dilakukan Leteren Yigibalom, Asisten 1 Setda Lanny Jaya atas nama penjabat bupati Lanny Jaya.
Leteren Yigibalom memainkan musik dari gitar tradisional untuk menandai kursus tersebut secara resmi dibuka.
Dalam sambutannya Yigibalom akui kegiatan seperti ini sangat penting diadakan untuk membekali para pelaku ekonomi kreatif dalam rangka mengangkat kreativitas usahanya sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya dan seni khususnya yang ada di wilayah kabupaten Lanny Jaya.
Untuk itu, dinas Budpar mesti menempatkan kepala seksi maupun kepala bidang sesuai kemampuan dan keahlian masing-masing. Dengan begitu, selanjutnya dapat membimbing dan membina SDM Lanny Jaya sebagai pelaku ekonomi kreatif dan seni budaya.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini harus dilanjutkan karena manfaatnya besar dalam meningkatkan kreativitas usaha ekonomi kreatif dan seni budaya kita,” kata Yigibalom.
Esben Wakerkwa, kepala bidang Kesenian dinas Budpar Lanny Jaya, menyampaikan beberapa hal saat membawakan materinya di hadapan para peserta pelatihan.
Pertama, menanyakan kesiapan dari semua peserta mewakili seluruh masyarakat Lanny Jaya tentang rencana untuk mengadakan festival seni budaya.
Kedua, membahas kreativitas dalam menyulam benang dan membuatnya menjadi sali atau pakaian bawah perempuan.
Ketiga, berdiskusi terkait hal-hal menyangkut cagar budaya serta cara pengambilan bahan mentah atau kulit pohon hingga proses terjadinya noken asli.
Keempat, mengajak semua pihak wajib untuk menjaga hutan karena sebagian bahan mentah hanya ada di hutan.
Kelima, inventarisir sejumlah tumbuhan yang lazim digunakan sebagai warna-warni alami dalam pembuatan noken dan sali.
Wakerkwa menambahkan, kegiatan serupa akan terus dilanjutkan dan dikembangkan lagi.
Di kesempatan itu, para peserta kursus juga mengikuti kuisioner untuk mengetahui detail jenis-jenis kegiatan dan sesudah itu akan diberikan sertifikat sesuai levelnya.
Kegiatan pelatihan pemandu wisata budaya ditutup resmi pelaksana tugas kepala dinas Budpar dengan menyanyikan sebuah lagu tradisional. []