PasifikRegenvanu Menyatakan MSG Telah Mengecewakan Papua Barat

Regenvanu Menyatakan MSG Telah Mengecewakan Papua Barat

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Menteri Adaptasi Perubahan Iklim, Ralph Regenvanu yang juga menyampaikan sambutannya pada penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kedua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Owen Hall, Presbyterian Paton Memorial (PMC) belum lama ini.

“Hari ini saya merasa sangat sedih karena MSG telah mengecewakan Papua Barat. Ketika saya mengetahui keputusan para pemimpin, saya terkejut dan saya sangat sedih,” kata Regenvanu sebagaimana dilansir dari Daily Post Vanuatu.

“Kami tidak maju, kami mundur di Vanuatu hal ini seharusnya tidak terjadi di Vanuatu karena (kami adalah) Ketua MSG.”

Berbicara atas nama Pemerintah, ia menggambarkan kegagalan untuk mengadopsi Papua Barat sebagai anggota penuh MSG yang terbaru, sebagai “kegagalan tidak hanya oleh Pemerintah Vanuatu, tetapi kegagalan oleh Vanuatu Free West Papua Association (VFWPA), kegagalan oleh ULMWP dan kita semua harus menarik kaus kaki.”

Lanjutnya, “Jika kita semua jauh lebih siap dalam bekerja sama, saya pikir kita akan mendapatkan hasil yang berbeda di Vanuatu. Sebagai contoh, Pemerintah Vanuatu memberikan sebuah kantor di sini untuk ULMWP, tetapi ULMWP tidak menjadi peserta Pertemuan Pejabat Senior MSG.”

Baca Juga:  Prancis Mendukung Aturan Pemilihan Umum Baru Untuk Kaledonia Baru

“Apa tujuan dari pertemuan untuk menentukan agenda para pemimpin jika ULMWP tidak hadir dalam pertemuan itu?”

Namun, ia meyakinkan KTT ULMWP kedua, “Bagi saya pertemuan ini lebih penting daripada KTT MSG. Karena ini adalah pertemuan untuk mewakili persatuan bagi rakyat Papua Barat untuk penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat.”

Menteri Regenvanu menantang ULMWP agar belajar dari sejarah politik Vanuatu.

“Vanuatu merdeka karena kami membentuk kelompok politik yang disebut Vanua’aku Pati dan semua orang berada di belakangnya untuk merdeka. Bahkan tanpa itu, kami tidak akan merdeka,” katanya.

“Saya memohon kepada anda untuk memfokuskan kembali organisasi ini yang dibentuk di sini, di Port Vila (tahun 2014). Bangun kembali, satukan kembali, susun kembali strategi dan dengan gerakan yang benar-benar bersatu yang mewakili semua orang Melanesia di Papua Barat, dan gerakan yang responsif dan strategis serta cerdas. Maka kita dapat mencapai apa yang kita semua inginkan untuk membantu Pemerintah Vanuatu agar dapat bekerja lebih baik di masa mendatang.”

Baca Juga:  KBRI dan Universitas Nasional Fiji Gelar Seminar Perspektif Kolaborasi yang Lebih Dekat

“Pemerintah Vanuatu membantu anda tetapi ini adalah perjuangan anda. Kami adalah pendukung anda, tetapi kami tidak dapat menentukan arah untuk anda. Jadi tolong bantu kami untuk membantu anda.”

Mantan Duta Besar Vanuatu dan mantan Perdana Menteri Barak Sope, adalah Pembicara Kedua dalam kesempatan itu.

Ia mengatakan, “Kami berjuang untuk kemerdekaan kami dari Inggris (dan Prancis),” katanya.

“Meskipun hal itu telah terjadi sekarang (untuk mengadopsi Papua Barat sebagai anggota penuh MSG), perjuangan harus terus berlanjut, hingga kemenangan itu terjadi pasti. Kami sepenuhnya mendukung pernyataan Regenvanu bahwa bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Vanuatu akan terus mendukung perjuangan rakyat Papua Barat.”

“Kami selalu mengambil sikap bahwa Papua Barat seharusnya menjadi negara Melanesia pertama yang merdeka.”

“Ketua parlemen pertama (Papua Barat) Andy Ayamiseba tinggal bersama kami di sini. Dia menceritakan kepada kami semua yang terjadi. Bagaimana Belanda sebagai penjajah menjual rakyat Papua Barat, bagaimana Amerika Serikat dan Australia juga menjual rakyat Papua Barat.”

Baca Juga:  Partai-Partai Oposisi Kepulauan Solomon Berlomba Bergabung Membentuk Pemerintahan

“Dan bagaimana Perserikatan Bangsa-Bangsa menjual rakyat Papua Barat. Jadi kita tidak boleh menerima bagaimana Indonesia datang dan mencuri kemerdekaan Anda. Alasan kehadiran mereka adalah karena sumber daya alam Papua Barat dan bukan karena kami orang Melanesia.”

“Mereka mencuri (sumber daya Melanesia). Mereka mencuri tanah kami, mereka mencuri pohon-pohon kami, dan mereka mencuri emas kami, jadi perjuangan harus terus berlanjut untuk kemenangan Papua Barat!”

Upacara tersebut ditutup dengan doa dari Dewan Gereja Kristen Vanuatu.

Dilakukan dengan sebuah upacara adat Melanesia. Upacara ini dikoordinasikan oleh Ketua Dewan Kepala Suku Papua Barat yang disebut sebagai “Chief Tommy”.

Disaksikan oleh ketua ULMWP, Benny Wenda dan para delegasi serta kepala adat Efate. Upacara diakhiri dengan cara Melanesia, dengan penyerahan tiga ekor babi hidup, makanan, kava, dan tikar kepada Pemerintah, Vaturisu, dan VFWPA.

Terkini

Populer Minggu Ini:

AMAN Sorong Malamoi Gelar Musdat III di Wonosobo

0
“Kita harus berkomitmen untuk jaga dan lindungi tanah adat untuk keberlanjutan hidup generasi kita,” kata Yulius kepada suarapapua.com pada 30 April 2024.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.