JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Papua khawatir dengan rencana pemerintah pusat melakukan eksplorasi di Blok Warim, kabupaten Puncak, provinsi Papua Pegunungan. Salah satu dampaknya, salju abadi di Puncak Carstentsz akan rusak.
Rencana eksplorasi sumber daya alam tambang minyak dan gas bumi (Migas) yang ada di Blok Warim diketahui dari pemberitaan baru-baru ini, sebagaimana dikemukakan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.
Hal itu bakal mengancam salah satu ikonik Papua dan Indonesia serta situs warisan dunia yang tercatat di UNESCO, yakni Puncak Carstentsz dengan salju abadinya.
Laporan kantor berita CNBC Indonesia, pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan adanya temuan potensi sumber daya Migas yang terdapat di area Warim, Papua. Lokasi area Warim sendiri terletak di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini (PNG).
Luhut menyebutkan area Warim mempunyai potensi Migas yang cukup besar. Bahkan untuk gasnya saja disebut 2 kali lipat lebih besar daripada potensi di Blok Masela.
“Warim itu bisa hampir dua kali Masela, bisa juga kita ketemu cadangan minyak yang mungkin diduga 27 miliar barel. Jadi, kaya sekali negerimu ini. Ngapain ribut-ribut?,” ujar Luhut dalam acara Economic Update CNBC Indonesia, Selasa (11/7/2023).
Potensi gas di area Warim digadang-gadang mencapai 47 triliun kaki kubik (TCF). Sementara, untuk potensi minyaknya dapat mencapai 27 miliar barel per hari.
Meski mempunyai potensi yang cukup besar, area ini sejatinya mempunyai tantangan tersendiri. Pasalnya, area Warim masuk dalam area hutan taman nasional Lorentz.
Rencana eksplorasi tersebut bahkan dikhawatirkan Maikel Peuki, direktur eksekutif Walhi Papua. Sebab, jika benar-benar diwujudkan pemerintah pusat, sudah pasti akan mengancam situs warisan dunia yang menjadi kebanggaan Papua bahkan Indonesia yakni Puncak Carstentsz dengan salju abadinya, salah satu fenomena alam yang hanya terdapat di Tanah Papua.
“Dengan adanya rencana pembangunan Blok Warim di sana, ini akan mengancam situs warisan dunia, bahkan flora dan fauna serta satwa endemik di sana akan menjauh. Ini sangat berbahaya,” ujar Peuki belum lama ini.
Peuki menyarankan, jika proyek gila ini dijalankan pemerintah, mestinya melihat semua aspek yang ada di wilayah sekitar termasuk mendapat legitimasi dari masyarakat adat sekitar, dan juga melihat beberapa satwa endemik yang mesti dilindungi.
Tidak saja ini menjadi perhatian, lanjut Peuki, menjadi salah satu aspek krusial yang harus dipertimbangkan matang dalam menentukan jalan atau tidaknya proyek di Blok Warim yang digadang-gadang pemerintah.
“Pemerintah perlu melihat semua aspek, karena yang ada di sana semua harus dilindungi,” tegasnya.
Alasan Walhi Papua, dampaknya akan ada banyak warisan dunia yang berpotensi besar hilang dari Tanah Papua, sehingg perlu didahului pertimbangan secara matang sebelum mega proyek Blok Warim benar-benar dilakukan pemerintah melalui perusahaan. []