ADVERTORIALDogiyai BahagiaDinas Dikpora Dogiyai Canangkan Gerakan Literasi Sekolah

Dinas Dikpora Dogiyai Canangkan Gerakan Literasi Sekolah

DOGIYAI, SUARAPAPUA.com — Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dicanangkan dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, sebagai salah satu kegiatan prioritas di semua satuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya tentu melibatkan semua warga sekolah sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.

Hal itu diungkapkan Yudas Tebai, kepala dinas Dikpora kabupaten Dogiyai, dalam sambutan tertulisnya pada kegiatan pawai literasi dan numerasi di Moanemani, ibu kota kabupaten Dogiyai, Senin (27/11/2023).

“Kebijakan Kemendikbudristek telah mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai satu upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah yakni guru, peserta didik, orang tua wali murid, dan masyarakat,” ujarnya.

Kata Yudas, GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai.

“Keterampilan membaca berperan penting dalam kehidupan kita karena pengetahuan diperoleh melalui membaca. Oleh sebab itu, keterampilan ini harus dikuasai peserta didik dengan baik sejak dini. Dengan demikian, membaca sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat supaya bisa meningkatkan semangat literasi. Mengingat saat ini budaya baca semakin menurun dan tergantikan oleh budaya menonton. Membaca dianggap sebagai kegiatan yang berat, sulit, dan memakan banyak waktu,” tuturnya.

Baca Juga:  Generasi Penerus Masa Depan Papua Wajib Membekali Diri

Menurut Yudas Tebai, uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefeksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan.

Kegiatan pawai literasi dan numerasi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) kabupaten Dogiyai di Moanemani, Senin (27/11/2023). (Supplied for SP)

Mengutip data Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, peserta didik Indonesia berada di peringkat ke-64 dengan skor 396. Terdapat 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Hasilnya, dalam keterampilan memahami bacaan, terbukti kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah.

“Solusinya adalah membudayakan literasi baca-tulis dan berhitung atau numerasi. Hal ini dengan tujuan meningkatkan keterampilan tersebut agar proses pendidikan bermuara pada pengembangan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Dalam kaitan inilah praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini setidaknya berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat,” urainya lebih lanjut.

GLS dengan salah satu kegiatannya yakni 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai, diyakini sebagai upaya untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik.

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

“Dalam pelaksanaannya, materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Maka, terobosan penting ini tentu melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, tidak hanya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, melainkan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, masyarakat serta satuan pendidikan.”

Damiana Tekege, SH, M.Hum, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) kabupaten Dogiyai, saat membuka secara resmi kegiatan pawai literasi dan numerasi di halaman kantor bupati Dogiyai, Senin (27/11/2023) pagi. (Supplied for SP)

Kata Tebai, pelibatan orang tua peserta didik dan masyarakat merupakan komponen sangat penting dan menentukan dalam pembiasaan gerakan literasi.

“Sering tidak sedikit orang tua yang banyak waktu dihabiskan hanya untuk menghitung Togel dan aneka penyakit sosial lainnya. Kondisi seperti itu wajib berikhtiar mulai dari sekarang untuk dihentikan dan kembali menjadi manusia pembelajar,” ujarnya.

Dengan melihat kondisi kehidupan masyarakat di kabupaten Dogiyai, perlu ada ruang yang cukup untuk menumbuhkan literasi.

“Satu kewajiban mutlak adalah arah strategis bagi kegiatan literasi di lingkungan satuan pendidikan dasar dan menengah. Ini tentu perlu melibatkan unit kerja terkait serta para pihak lain yang peduli terhadap pentingnya literasi. Kerja sama semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk melakukan gerakan bersama yang terintegrasi dan efektif,” tutur Tebai.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai
Para murid berbaris sebelum pawai literasi dan numerasi yang dilaksanakan di Moanemani, ibu kota kabupaten Dogiyai, Senin (27/11/2023). (Supplied for SP)

Diakuinya, upaya peningkatan akses pendidikan, memberikan dukungan bagi individu dengan kesulitan dalam literasi, dan mempromosikan budaya membaca dan menulis dalam masyarakat merupakan langkah mengatasi masalah.

“Literasi yang kuat sangat penting dalam memungkinkan individu untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan sosial dan ekonomi modern. Oleh karena itu, kegiatan literasi harus ditekankan pada masyarakat sejak dini.”

Kegiatan pawai literasi dan numerasi keliling kota Moanemani dilepas secara resmi oleh Damiana Tekege, penjabat Sekda kabupaten Dogiyai.

Tak saja dalam rangka memperingati hari guru yang jatuh tanggal 25 November 2023, pencanangan gerakan literasi dan numerasi sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya menjawab problematika di dunia pendidikan dengan berbagai tantangan dan persaingan di era modern. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.