TPNPBTPNPB OPM Ingatkan Pesawat Sipil Stop Angkut Pasukan Militer

TPNPB OPM Ingatkan Pesawat Sipil Stop Angkut Pasukan Militer

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Lagi-lagi, aksi penembakan terhadap pesawat komersial kembali terjadi di bandar udara Milawak Beoga, kabupaten Puncak dan di bandar udara Nop Goliat Dekai, kabupaten Yahukimo, Papua Tengah, dalam dua hari pada pekan lalu.

Dalam pernyataan resmi Panglima Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Jendral Goliat Naman Tabuni melalui siaran pers dari juru bicara Sebby Sambom, Senin (19/2/2024), menyatakan, tindakan tersebut bukti perlawanannya sesuai pengumuman kepada publik beberapa tahun lalu.

Jika hal sama masih terus dilanjutkan, pihaknya tidak akan berhenti melakukan aksi penembakan terhadap pesawat komersial yang terbukti melayani aparat keamanan Republik Indonesia.

“Penembakan terhadap pesawat sipil dilakukan pasukan TPNPB di bandara Milawak, distrik Beoga, kabupaten Puncak pada hari Jumat tanggal 16 Februari 2024,” jelas Sebby.

Baca Juga:  Danramil 1703-04/Aradide Ditemukan Tewas, TPNPB Akui Bertanggungjawab

Aksi penembakan terhadap pesawat Asian One Air PK-LTF di bandara Milawak Beoga, katanya dilakukan sekitar Pukul 10:00 WP.

“Penembakan dilakukan oleh TPNPB karena telah mendapatkan informasi bahwa pesawat sipil sering mengangkut militer pemerintah ke wilayah konflik bersenjata,” katanya.

Karena itu, lanjut Sebby, “TPNPB melarang dengan keras terhadap militer Indonesia untuk tidak mengangkut pasukan dengan menggunakan pesawat sipil karena telah melanggar hukum humaniter internasional (hukum perang).”

Penembakan dari TPNPB di bandar udara Milawak Beoga, kata Sebby, menyebabkan badan belakang pesawat bagian kanan terkena satu tembakan hingga tembus pintu belakang pesawat.

Pasca penyerangan terhadap pesawat sipil tersebut mengakibatkan kontak senjata antara Militer Indonesia (TNI-Polri) dengan TPNPB. Namun menurut Sebby, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

“Hingga sore aparat keamanan masih melakukan siaga satu di bandara Milawak, distrik Beoga,” katanya.

Pesawat Wings Air ATR 700 PK WGT yang ditembak pasukan TPNPB OPM di bandar udara Nop Goliat Dekai, kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (17/2/2024) sekitar Pukul 13.20 WP. (Dok. Komnas TPNPB OPM)

Selain di Beoga, kata Seby, pasukan TPNPB juga menembak pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan IW-1646 ATR 700 PK WGT di bandara Nop Goliat Dekai, kabupaten Yahukimo, Sabtu (17/2/2024) sekitar Pukul 13:20 WP.

“Pasukan TPNPB berhasil tembak pesawat komersial di bandara Nop Goliat Dekai, kabupaten Yahukimo. Penembakan dilakukan pasukan dari Kodap III Ndugama Derakma dibawah pimpinanan Nasbak Korano. Dalam laporannya melalui telepon selulernya telah mengabarkan bahwa pesawat tersebut terkena empat peluru dan pesawatnya masih parkir di bandara,” urainya dalam siaran pers.

Baca Juga:  TPNPB: Danramil Aradide Ditembak Karena Melakukan Aktivitas Mata-Mata

Kata Sebby, penembakan terhadap pesawat Wings Air saat akan landing di bandara Nop Goliat Dekai dilakukan dari dua arah. Satu dari bandara dan yang satu lagi dari kali Brasa.

“Penyerangan dan penembakan tersebut, TPNPB Kodap XVI Yahukimo dibawah kendali Brigjend Elkius Kobak siap bertanggungjawab.”

Ditegaskan, warning terhadap semua maskapai penerbangan sipil telah disampaikan beberapa tahun lalu. Aksi sama menurutnya akan dilanjutkan sesuai komando Panglima TPNPB OPM Jendral Goliat Naman Tabuni apabila masih terus mengangkut pasukan militer Indonesia beserta logistik ke wilayah konflik bersenjata.

“Ada beberapa perusahaan penerbangan sipil itu kami punya data selama ini selalu mengangkut pasukan TNI dan Polri,” ujarnya. []

Terkini

Populer Minggu Ini:

Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

0
Kendati sibuk dengan jabatan komisaris BUMN, dunia jurnalistik dan teater tak pernah benar-benar ia tinggalkan. Hingga kini, ia tetap berkontribusi sebagai penulis buku dan penulis artikel di berbagai platform media online.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.