Nasional & DuniaMahasiswa Papua Dipaksa Keluar Asrama di Surabaya

Mahasiswa Papua Dipaksa Keluar Asrama di Surabaya

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya kembali digeruduk aparat kepolisian dengan sejumlah tembakan dan digiring keluar asrama tepat pada pukul 16:47 WIB, Sabtu (17/8/2019).

Hal tersebut disampaikan salah satu mahasiswa Papua di Surabaya melalui sambungan telepon dari Surabaya yang turut di digiring pihak kepolisian keluar asrama Papua.

“20 kali tembakan gas air mata yang diarahkan kepada mahasiswa Papua. Mereka juga bentakan suara dengan kata-kata berbau sara.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

Penghuni asrama diarahkan berjalan jongkok hingga diseret masuk Dalmas,” kata sumber itu.

Menurut pengakuan sumber itu, ada salah satu penghuni yang sakit ikut digiring keluar Asrama.

Baca juga: Mahasiswa Papua di Surabaya Mengaku Diteriaki ‘Monyet’

Hingga saat ini belum diketahui keberadaan mahasiswa Papua yang digiring aparat.

Pengepungan asrama ini berlangsung sejak kemarin siang oleh Ormas, TNI dan Polri. Mereka beralasan bahwa penghuni Asrama tidak mengibarkan bendera Merah Putih di depan asrama.

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Sejak kemarin para mahasiswa tidak diberi akses untuk makan, termasuk dua mahasiswa yang hendak mengantar makan turut ditahan.

Sebelumnya, Kapolrestabes Surabaya, Sandi Nugroho saat dihubungi suarapapua.com mengakui pihaknya akan meminta keterangan kepada mahasiwa Papua atas kecurigaan mahasiswa Papua menolak kibarkan bendera Merah Putih.

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

0
“Saya sangat menyadari tantangan yang ada dan saya tahu bahwa terkadang hal ini dapat menjadi beban dan kesepian; namun saya yakin bahwa saya terhibur dengan kebijakan yang baik yang kami miliki dan solidaritas dalam koalisi kami.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.