BeritaLingkunganPapuansPhoto Sorot Rusaknya Hutan Waena

PapuansPhoto Sorot Rusaknya Hutan Waena

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kondisi kritis hutan lindung di Gunung Waena, Kota Jayapura, Papua, tergambar jelas dalam bidikan kamera milik puluhan anggota Komunitas PapuansPhoto saat hunting perdana tahun 2020.

Pemandangan hutan yang kian rusak akibat tangan jahil membuat terkejut para fotografer sebelum hunting bertema lingkungan dimulai, Sabtu (8/2/2020) siang. Hunting foto dirangkai penanaman sejumlah jenis bibit pohon di lahan kritis.

Anggota komunitas ini merasa prihatin begitu menyaksikan langsung. Tindakan oknum tak bertanggungjawab harus dihentikan karena jika hutan rusak, diprediksi banyak dampak fatal di kemudian hari. Dampak tersebut tentu saja sasarannya semua orang.

Selain melarang penebangan pohon dan pembakaran, sejumlah upaya lain diharapkan segera dilakukan untuk menyelamatkan hutan dari ancaman kerusakan.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Penanaman bibit pohon yang dilakukan Komunitas PapuansPhoto, salah satu upaya dimaksud. Juga bertujuan menggugah keprihatinan bersama terhadap kondisi riil hutan di sekitar Waena.

“Kegiatan ini mau mengingatkan bahwa pohon dan hutan itu sangat penting untuk kita sekarang serta anak cucu nanti,” kata Markus Donal Wetipo, salah satu pengurus PapuansPhoto.

Wetipo menyayangkan aktivitas akhir-akhir ini banyak terjadi penebangan dan pembakaran hutan di wilayah Kota Jayapura, termasuk Waena. Aktivitas secara liar itu menurutnya sangat fatal dampaknya di kemudian hari.

“Orang harus sadar untuk stop bikin rusak hutan. Stop juga bakar hutan,” ujarnya.

Baca Juga:  Asosiasi Wartawan Papua Taruh Fondasi di Pra Raker Pertama

Ia bersama pengurus dan anggota PapuansPhoto menyaksikan situasi tragis itu saat kegiatan hunting dan penanaman pohon di belakang Gedung LPPM Uncen Perumnas III Waena, tepatnya di areal pembakaran hutan lindung.

“Pemerintah bersama instansi terkait harus kontrol hutan-hutan gundul akibat ditebang dan dibakar orang sembarang itu. Larang keras dan kalau bisa ada kegiatan penghijauan di sini,” pintanya.

Herickson Dogopia, salah satu fotografer baru di PapuansPhoto mengungkapkan keprihatinan yang sama. Baginya, pohon tak boleh ditebang sembarang. Jika butuh untuk kayu bakar, tak perlu tebang semua pohon.

Pun dengan tindakan bakar hutan demi perluasan lahan kebun, mestinya tak dilakukan karena cukup dengan cara tradisional.

Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

“Tadi kita lihat langsung hutannya rusak, pohon sudah ditebang dan dibakar, banyak lahan kritis. Tindakan begitu harus dihentikan.”

Terlepas dari itu, Dogopia mengaku sangat senang bergabung bersama Papuansphoto, selain karena bisa belajar ilmu fotografi, juga ada kebersamaan dari seluruh pengurus dan anggota komunitas.

Hunting foto ini baginya pertama kali, sehingga merasa tertantang apalagi misi yang diusung sangat mulia yakni menggugah rasa kemanusiaan dengan menanam bibit pohon di lahan kritis.

Agenda perdana PapuansPhoto di tahun 2020 ini mengusung tema “Selamatkan hutan dan manusia dari ancaman bencana alam”.

Pewarta: Hendrik Rewapatara
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

TPNPB Mengaku Membakar Gedung Sekolah di Pogapa Karena Dijadikan Markas TNI-Polri

0
“Oh…  itu tidak benar. Hanya masyarakat sipil yang kena tembak [maksudnya peristiwa 30 April 2024]. Saya sudah publikasi itu,” katanya membalas pertanyaan jurnalis jubi.id, Kamis (2/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.