PartnersPrancis Dituduh Tidak Netral Jelang Referendum Kemerdekaan Kaledonia Baru

Prancis Dituduh Tidak Netral Jelang Referendum Kemerdekaan Kaledonia Baru

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Partai pro-kemerdekaan UNI Kaledonia Baru menuduh negara Prancis gagal bersikap netral menjelang referendum kemerdekaan pada 4 Oktober 2020.

Louis Mapou, pemimpin partai, sebagaimana dilaporkan RNZ Pacific mengatakan dengan hanya satu bulan lagi menjelang pemungutan suara, pengadilan administrasi Prancis belum memutuskan penggunaan bendera Prancis dalam kampanye referendum.

Mapou mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengadilan belum menjawab tuntutan pihaknya.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

Secara hukum, partai politik Prancis tidak diperbolehkan menggunakan tricolore dalam materi mereka untuk menyampaikan gagasan bahwa mereka mewakili negara.

Namun pemerintah Prancis dan mayoritas Kongres Kaledonia Baru menemukan bahwa bendera tersebut dapat digunakan dalam konteks referendum.

Mapou mengatakan pernyataan pemerintah Prancis pekan ini tentang implikasi hasil referendum dirilis tanpa konsultasi yang diminta oleh para penandatangan Noumea Accord tahun lalu.

Baca Juga:  Manasseh Sogavare Mengundurkan Diri Dari Pencalonan Perdana Menteri

Dia mencatat bahwa negara Prancis membiarkan suasan di lapangan secara terbuka bagi perusahaan nikel multi-nasional Vale dan SLN untuk menjual warisan Kaledonia Baru.

Partai-partai pro-kemerdekaan dan kepala suku Kanak menentang rencana pemerintah untuk mengubah kode penambangan yang akan memungkinkan perusahaan mengekspor bijih.

Mapou mengakui Komisaris Tinggi Prancis menolak untuk bertemu dengan para pemimpin pawai yang diadakan bulan ini dalam upaya untuk menggagalkan penjualan pabrik Vale ke sebuah perusahaan Australia. (*)

Baca Juga:  Pasukan Keamanan Prancis di Nouméa Menjelang Dua Aksi yang Berlawanan

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemerintah Kabupaten Intan Jaya Teken MoU dengan Kampus IPB Bogor

0
“Benar pada hari ini kami pemerintah daerah Intan Jaya yang dipimpin oleh Pj Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan telah melakukan tanda tangan Kerjasama dengan kampus IPB Bogor. Kerjasama ini merupakan terobosan baru dari Pj Bupati Intan Jaya untuk menciptakan SDM Intan Jaya yang handal. Untuk pertama, tahun ini pemerintah akan kirim 20 anak untuk kuliah di IPB Bogor,” ungkapnya kepada media ini saat dihubungi dari Jayapura, pada Selasa (21/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.