Tanah PapuaLa PagoKe Yahukimo, Kapolda Papua Minta Aktor Penyerangan Ditangkap

Ke Yahukimo, Kapolda Papua Minta Aktor Penyerangan Ditangkap

DEKAI, SUARAPAPUA.com — Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri berkunjung ke Dekai, kabupaten Yahukimo, untuk melihat langsung kondisi warga masyarakat yang mengungsi pasca insiden penyerangan pada hari Minggu (3/10/2021).

Saat pertemuan di aula Gereja GIDI Evanhastia Dekai, Jumat (8/10/2021), Kapolda mengaku mendapat laporan terkait dengan kejadian yang melukai sejumlah orang dan korban meninggal dunia, serta terbakarnya rumah-rumah warga setempat.

Kapolda Papua menyatakan, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Saya mau aktor dibalik aksi anarkis itu harus ditangkap dan diproses,” ujarnya.

Berdasarkan fakta lapangan yang diterima, Mathius mengatakan, “Saya sebagai anak Papua, kejadian beberapa hari itu tidak manusiawi.”

Menurut Kapolda, aksi penyerangan tidak meluas karena ada itikad baik dari berbagai pihak melakukan pendekatan humanis sebagai upaya pencegahan.

Baca Juga:  Kasus Laka Belum Ditangani, Jalan Trans Wamena-Tiom Kembali Dipalang

Upaya pencegahan agar penyerangan tidak meluas, disebutnya sangat tepat.

“Saya juga bangga karena Kapolres dan Dandim atasi cepat bersama pemerintah daerah,” puji Mathius.

Pihak keamanan di Papua, kata Kapolda, bersyukur kepada Tuhan karena keluarga korban tidak melakukan perlawanan meski menderita kerugian harta kekayaan, bahkan kehilangan nyawa.

“Sehingga sekali lagi saya pesan, Kapolres dan Dandim, harus tangkap aktor dalam kejadian itu. Supaya tindakan anarkis seperti begitu tidak terulang lagi.”

“Ada yang luka-luka, dan kami turut berdukacita dengan jatuhnya korban dalam kejadian itu. Saya sangat prihatin dengan warga yang mengungsi. Kami dari Polri akan sumbang pakaian layak pakai,” tutur Kapolda Papua.

Sementara itu, Didimus Yahuli, bupati kabupaten Yahukimo, berjanji akan mengganti rumah-rumah yang terbakar dalam kejadian tersebut.

Baca Juga:  DPC PDIP Tolikara Buka Pendaftaran Calon Kepala Daerah

“Kami akan bangun rumah baru bagi yang rumahnya terbakar,” kata Didimus.

Pemerintah daerah juga bersyukur karena situasi bisa diredam.

“Saya ucapkan terima kasih kepada pihak keamanan yang cepat atasi situasi. Termasuk bapak Sekda yang tampil di depan dan bisa cegah kemungkinan insiden semakin meluas. Memang waktu kejadian, saya dan pak wakil bupati masih di luar daerah,” jelas bupati Yahukimo.

Kepada keluarga korban dan masyarakat pada umumnya, harap Yahuli, tetap tenang dan tidak mudah terhasut dengan apapun isu tidak benar dari oknum tertentu.

“Aktivitas sehari-hari sudah bisa dilanjutkan kembali karena situasi sudah aman,” imbuh Yahuli.

Pantauan suarapapua.com, sebelumnya bupati Tolikara Usman Genongga Wanimbo bersama anggota DPR RI Willem Wandik hadir di tempat pengungsian warga jemaat GIDI.

Baca Juga:  Bappilu Partai Demokrat Provinsi PP Resmi Gelar Pleno Penutupan Pendaftaran Cagub dan Cabup

Bupati Tolikara mengaku ke Dekai atas nama pengurus GIDI Papua.

“Saya dengar ada masyarakat saya terdampak insiden itu, jadi saya datang ke sini. Saya datang sebagai orang tua injil untuk melihat langsung kondisi umat Tuhan,” kata Wanimbo.

“Sesuai pengakuan dari beberapa pihak, dalam kejadian tidak ada perlawanan. Kita patut bersyukur, karena aksi tidak meluas dan bisa berakhir. Ini bukti umat GIDI benar-benar memilih Tuhan.”

Sebagai wakil presiden GIDI, ia merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Sebagai keprihatinan, pihaknya menyerahkan bantuan uang sebesar Rp1 Miliar.

“Ini saya ada bawa berkat sedikit. Saya harap, panitia bisa gunakan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan warga pengungsi di tempat ini,” kata Usman.

 

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mantan PM Fiji Frank Bainimarama Dipenjara

0
“Negara telah mengajukan banding atas pembebasan mereka di mana Penjabat Ketua Pengadilan, Salesi Temo kemudian membatalkan keputusan Hakim dan menyatakan keduanya bersalah sebagaimana didakwakan. Kasus ini kemudian dikirim kembali ke Pengadilan Magistrat untuk dijatuhi hukuman.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.