Tanah PapuaDomberaiDandim 1809/Maybrat Diminta Tinjau Kembali Wacana Pembangunan Pos Pembantu TNI di Seya

Dandim 1809/Maybrat Diminta Tinjau Kembali Wacana Pembangunan Pos Pembantu TNI di Seya

SORONG, SUARAPAPUA.com— Dandim 1809/Maybrat diminta meninjau kembali wacana pembangunan pos pembantu TNI di kampung Seya distrik Mare, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Hal itu disampaikan Frans Nauw, pemuda kampung Seya mewakili masyarakat Seya atas rencana pihak Kodim untuk melakukan pembangunan pos pembantu TNI di kampung Seya.

Menurutnya, pernyataan itu beralasan, lantaran distrik Mare merupakan distrik yang berada di zona nyaman dari gangguan keamanan. Sehingga ia anggap rencana pembangunan pos pembantu TNI itu tidak perlu dilakukan.

Lagian lanjutnya, di ibu kota distrik Mare telah ada pos Koramil yang jaraknya hanya 30 menit dari distrik Mare ke kampung Seya. Oleh sebab itu sekali lagi ia minta agar pemerintah Kabupaten Maybrat dan Dandim 1809/Maybrat untuk segera  meninjau kembali adanya wacana pembangunan pos TNI itu.

Baca Juga:  Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Lakukan Sidak ke Sejumlah SPBU Sorong

“Kami di Mare merupakan zona aman. Saya mau bertanya terkait pos pembantu yang direncanakan dan disetujui DPRD Maybrat. Jika dibangun di kampung Seya, masyarakat akan takut. Masyarakat Papua ke kebun dan berburu selalu membawa anak panah, busur, dan parang, nanti dikira separatis akhirnya mereka takut dan tidak bisa berburu di hutan ataupun ke kebun.”

“Oleh sebab itu, kami minta ditinjau kembali atas pertimbangan apa sehingga pos TNI itu direncanakn dibangun di kampung Seya distrik Mare. Lagian sudah ada pos induk TNI di ibu kota distrik Mare,” ujar Nauw dalam kegiatan seminar sehari dalam rangka Hut distrik Mare yang ke-10 tahun 2022 pada 28 Desember 2022.

Baca Juga:  Jelang Groundbreaking, PT Sino Rapat Finalisasi Bersama PT MOW dan Pemkab Sorong

Letkol Inf Yoannes Andy Wibowo, Dandim 1809/Maybrat yang hadir sebagai pemateri dalam seminar itu menyatakan bahwa Koramil yang disiapkan di Mare adalah Koramil definitif, sehingga membutuhkan pos pembantu, sebab Kabupaten Maybrat merupakan wilayah yang luas.

Ia pun menyatakan bahwa kehadiran TNI di Maybrat bukan menakutkan masyarakat, namun membantu keamanan masyarakat. Namun demikian, ia mengakui akan melihat, meninjau dan mengecek serta mempertimbangkan dan melaporkan kembali kepada pimpinan.

“Kami sampaikan Koramil yang sudah disiapkan merupakan Koramil definitif. Di kampung Seya sebatas Pos pembantu. TNI tidak akan membawa senjata. Jika ada TNI yang menakuti [warga] silahkan dilaporkan. [Karena] mereka ditugaskan bukan untuk menakuti masyarakat, tapi membantu keamanan.”

“Pos di Seya bukan pos Koramil, tapi pos pembantu Koramil Mare. Maybrat luas sehingga perlu ada pos pembantu. Saya akan lihat, tinjau, cek, pertimbangkan, dan saya akan laporkan. Tapi saya minta disiapkan tempat di Seya untuk sementara. Apapun keputusannya ada di atas pimpinan,” ujar Letkol Inf Yoannes Andy Wibowo.

Baca Juga:  Pengusaha OAP Buka Palang Kantor 10 OPD Setelah Ada Kesepakatan

Selain itu, ia mengungkapkan ketika datang ke distrik Mare, ia merasakan suasana kedamaian dan suka cita. Sehingga ia minta kepada masyarakat untuk tetap menjaga kedamaian dan suka cita.

“[Kalau] kita ribut, kita buat susah sendiri. Jika damai seperti ini mau apa seperti ke kebun dan lainnya, [akan] damai. Kedamaian dan suka cita dibentuk karena semua masyarakat cinta damai,” pungkasnya.

 

 

Pewarta: Maria Baru
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Theys Adalah Pejuang, Pemindahan Makam Harus Mendapat Persetujuan Rakyat Papua

0
“Alasan pemindahan makam Theys Eluay oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura tidak masuk akal. Seakan makam Theys Eluayseperti  sampah yang harus dibersihkan. Seharusnya Pemerintah Kabupaten Jayapura memperbaiki jalan rusak, pembangunan Ruko yang sembarangan di kota Sentani, sebab makam Theys tidak mengganggu kota Sentani,” katanya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.