BeritaMahasiswa Desak Aparat TNI/Polri Tidak Intimidasi Warga Dalam Pencarian Pilot Philips

Mahasiswa Desak Aparat TNI/Polri Tidak Intimidasi Warga Dalam Pencarian Pilot Philips

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Dewan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Mahasiswa   Nduga Se – Jayapura DPC – IPMI  dan Himpunan Pelaja dan Mahasiswa Kwiyawage (HPMKB) Se -Jayapura menggelar jumpa pers menyikapi perkembangan situasi keamanan di Kabupaten Nduga dan Kwiyawage Kabupaten Lanny Jaya.

Dalam pernyataan mahasiswa mendesak Pemerintah Kabupaten Nduga dan Kabupaten Lanny Jaya tidak diam dalam melihat situasi yang terjadi di dua daerah tersebut.

Terutama konflik bersenjata antara aparat TNI dan Polri dan TPNPB di Nduga dan Kwiyawage yang hari-hari terus mengancam eksistensi keberadaan masyarakat lokal di tempat mereka.

Baca Juga:  61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

Warnus Tabuni, mewakili IPMI dan HPMKB Se – Jayapura dalam pernyataannya pada, Senin (12/3/2023)  mengatakan dalam proses pencarian kelompok TPNPB, aparat TNI dan Polri telah merusak pintu dan kaca gedung gereja Baptis Luarem, rumah warga, termasuk intimidasi warga kampung Kwiyawage Lanny Jaya.

“TNI /Polri sewenang-wenang lakukan penangkapan, penganiayaan warga dan juga merusak pintu dan kaca gedung gereja Baptis Luarem, juga rumah warga. Mereka juga intimidasi warga,” kata Tabuni.

Baca Juga:  IPMMO Jawa-Bali Desak Penembak Dua Siswa SD di Sugapa Diadili

Nipson Murip, salah satu aktivis mengatakan pihaknya akan mengklarifikasi sesuai  informasi yang mereka ketahui dari Kwiyawage bahwa pengungsian di Kaiyawage adalah pengungsian dari Nduga tahun 2018.

“Katakan pengungsi dari Kabupaten Nduga ke Kwiyawage itu tempat pengungsian dari  tahun 2018 sampai saat ini masih ada di sana,” katanya.

Pengungsi di sana katanya, mengalami trauma lagi ketika aparat TNI dan Polri mendatangi mereka dalam upaya pembebasan pilot Susi Air.

Baca Juga:  Aparat Hadang dan Represi Aksi Demo Damai Mahasiswa Papua di Bali

Katanya, soal informasi yang beredar bahwa kematian seorang anak kepala desa diakibatkan oleh tembakan kelompok TPNPB.

“Itu tidak benar ketika kami hubungi keluarga di sana mereka sampaikan bahwa anak kepala desa yang mati itu bukan ditembak, tapi meninggal karena sakit.”

Mahasiswa juga mendesak aparat TNI dan Polri untuk tidak melakukan penangkapan warga masyarakat di kampung-kampung, terutama dalam proses pencarian pilot asal Selandia Baru.

 

Pewarta: CR-01
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mantan PM Fiji Frank Bainimarama Dipenjara

0
“Negara telah mengajukan banding atas pembebasan mereka di mana Penjabat Ketua Pengadilan, Salesi Temo kemudian membatalkan keputusan Hakim dan menyatakan keduanya bersalah sebagaimana didakwakan. Kasus ini kemudian dikirim kembali ke Pengadilan Magistrat untuk dijatuhi hukuman.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.