ArsipPeringati 1 Mei, KNPB Wilayah Manokwari Tuntut Referendum

Peringati 1 Mei, KNPB Wilayah Manokwari Tuntut Referendum

Selasa 2012-05-01 10:51:30

Selain itu, massa membawa berbagai atribut lainnya seperti bendera merah berlambang kepalan tangan tanda perlawanan, bendera perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dan spanduk bertuliskan tema utama “We Want To Referendum”.

“Kami rakyat Papua menolak dengan tegas dialog Jakarta Papua dalam bentuk apapun dan menolak dengan tegas Unit Percepatan Pembangunan Papua (UP4B), kami bangsa Papua terancan punah, kami butuh intervensi internasional,” kata salah satu kordinator aksi.

Sambil melakukan longmarch yang berawal di Amban, aksi berakhir di lapangan Borarsi Manokwari dan dilanjutkan dengan melakukan doa bersama serta, orarsi-orarsi politik lainnya.

Dalam orarsinya, mewakili perempuan Papua, Marta seorang mahasiswi Papua berharap agar rakyat Papua sadar tentang penjajahan yang dilakukan Indonesia.

“Bukalah matamu hai warga Papua, orang Papua akan habis di bunuh melalui program KB yang dicanangkan oleh pemerintahan NKRI dalam penjajahananya di atas tanah Papua,” ujarnya.

Yoakim, salah satu mahasiswa Papua juga meminta agar laki-laki Papua tidak kawin dengan perempuan pendatang atau non-Papua karena itu akan menghilangkan ras papua.

Mengakhiri orarsi-orarsi politik, pengurus KNPB wilayah Manokwari, Aleks Nekenem menyeruhkan bahwa Papua merdeka melalui jalur internasional yaitu referendum adalah solusi yang paling baik.

“Sebagai wadah yang memediasi aspirasi murni rakyat untuk merdeka, pihak KNPB Manokwari menyesal dengan adanya tindakan yang mengibarkan bendera bintang kejora tanpa hormat dan seperti dipermainkan padahal bendera tersebut adalah harga diri bangsa Papua yang harus dihargai dan dihormati,” katanya.

Menurut Aleks, KNPB bukan media yang baru dibentuk namun telah terbentuk dan ada sejak dulu, bernama Komite Nasional Papua (KNP) yang melalui media ini dahulu telah diatur atribut berdrinya negara Papua Barat.

“ Bendera bintang kejora bukan mainan yang dikibarkan dan diturunkan seenaknya, karena bendera itu banyak nyawa telah dikorbankan dalam perjuangan sehingga harus dihargai,” tegas Alex.

Mengakhiri orarsinya, sebagai perwakilan daerah KNPB wilayah Manokwari, ia membacakan hasil pembentukan dewan New Guinea Raad Belanda yang telah dilakukan pada 5 April 2012 lalu di Jayapura.

Aksi dikawal secara ketat oleh pihak keamanan, namun tidak sembarang orang atau wartawan, bebas meliput atau mengabadikan aksi  tersebut karena harus menggunakan kartu pers yang telah disiapkan sendiri oleh KNPB.

Menurut militan KNPB, hal tersebut dilakukan guna menghindari adanya wartawan gadungan atau pihak ketiga yang tidak bertanggungjawab.

DOLLY KORWA

Terkini

Populer Minggu Ini:

20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

0
"Kami ingin membangun kota Sorong dalam bingkai semangat kebersamaan, sebab daerah ini multietnik dan agama. Kini saatnya kami suku Moi bertarung dalam proses pemilihan wali kota Sorong," ujar Silas Ongge Kalami.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.