Pembagian Upah Guru Honorer SD di Kabupaten Deiyai Tak Memuaskan

3
3120

DEIYAI, SUARAPAPUA.com — Kebijakan pembagian honororarium untuk guru honorer Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Deiyai, Papua, tahun ini mengecewakan karena mengajar selama dua triwulan dibayar sekali, dalam jumlah kecil. Tahun 2015, per orang menerima Rp5 juta, tetapi tahun 2016, berkurang Rp3 juta.     

Philipus Mote, kepala seksi peningkatan mutu Bidang Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Deiyai, mengatakan, hal itu karena nominal dana untuk guru honorer pada tahun 2016 berbeda dengan sebelumnya.

“Untuk guru honorer, porsi kali ini kurang dari tahun 2015. Pada tahun lalu kami memberikan dananya dalam jumlah besar karena ada program Gerbang Emas, sumber dana Otonomi Khusus,” kata Philipus kepada suarapapua.com, Kamis (21/7/2016).

Baca Juga:  Panglima TNI dan Negara Diminta Bertanggung Jawab Atas Penembakan Dua Anak di Intan Jaya

Selain itu, menurutnya, guru-guru honorer di Deiyai mendapatkan haknya tak sama dengan kabupaten lain. “Mereka di daerah lain ada tiga tunjangan,” imbuh Mote.

Penjelasan tersebut sudah ia sampaikan saat pembagian dana bagi guru honorer SD, Selasa (19/7/2016) di ruang SD YPPK Waghete, Distrik Tigi. Dana tersebut mulai disalurkan sejak sehari sebelumnya dari wilayah Distrik Tigi Timur hingga ke Deiyai bagian barat berlangsung di masing-masing sekolah.

ads

Sementara, Arlince Pekei, guru honorer di SD YPPK Waghete, mengaku kecewa karena jumlah yang dibagikan kali ini berbeda dengan tahun lalu.

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

“Kami bukan Pegawai Negeri, kami tidak mendapatkan dana tunjangan. Jadi, saya pikir itu hanya alasan dari pihak dinas,” tuturnya.

Ibu guru Pekei menilai kebijakan dari pihak dinas tidak memuaskan semua guru honorer yang selama ini aktif di sekolah. “Kami sangat kecewa dengan pembagian ini. Sebab, kami mengajar selama dua triwulan, hanya dibayar tiga juta rupiah,” ujarnya.

Seharusnya, tegas dia, jumlah honornya disesuaikan dengan daerah lain. “Kalau kabupaten lain, per triwulan itu enam juta rupiah,” ucapnya membandingkan.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Marsela Bobii, rekan guru honorer, juga senada. “Ya, kami kecewa sekali. Selama ini yang aktif mengajar itu guru-guru honorer, tetapi dikasih upah kecil. Ini bikin kami malas mengajar lagi.”

Ia menyayangkan terjadinya pemangkasan di tahun ini. “Kami masih baik sedikit, tetapi kami kasihan itu guru honorer yang mengajar di SMA dan SMK karena mereka terima 2,5 juta rupiah,” kata Bobii.

Selentingan yang beredar, anggaran dari seluruh guru honorer SD diduga dipotong Rp2 juta per orang untuk tanggulangi guru honorer SMA/SMK.

Pewarta: Agustinus Dogomo

Editor: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaDewan Adat Intan Jaya Minta Perusahaan Hargai Pemilik Tanah Adat
Artikel berikutnyaSepter Manufandu: Maklumat Kapolda Papua Tidak Relevan