
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Filep Karma, mantan Tapol Papua dalam sambutan memperingati Hut lahirnya embrio negara Papua Barat ke-56 (1-12-1961 sampai 1-12-2017) yang dirayakan di Sekretariat KNPB Pusat mengatakan, perjuangan Papua Merdeka harus dilakukan berdasarkan kekuatan Tuhan dengan mengundang-Nya hadir dalam hati masing-masing orang Papua.
Karma, dalam kesempatan tersebut juga mengatakan, Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-niali demokrasi, sepatutnya harus memberikan kebebasan kepada rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri.
“Indonesia itu negara demokrasi. Jadi Indonesia harus berikan kebebasan kepada bangsa Papua untuk menentukan nasibnya sendiri,” tegasnya.
“Kitong harus undang Tuhan ada dalam hati kita sehingga perjuangan ini bukan dengan kebencian. Memang mereka punya perbuatan tidak baik, tetapi jika kita balas sama dengan perbuatan mereka maka kita sama dengan dorang,” kata Filep dihadapan ratusan rakyat Papua di Perumnas Tiga Waena, Jumat (1/12/2017).
Sebelumnya katanya, perjuangan bangsa Papua telah dilakukan dengan tindakan balas dendam menggunakan senjata api sejak 1961-1969 hingga berlanjut 1998, namun perjuangan itu tidak mendapat dukungan siknifikan karena dianggap kriminal.
Oleh sebab itu katanya, perjuangan harus dilakukan dengan damai, dan telah terbukti saat ini bahwa perjuangan damai itu menunjukan dukungan yang kuat dari dunia internasional.
“Jadi perjuangan ini bukan dengan dasar kebencian, tetapi kitorang tuntut di atas kita punya tanah. Jadi perjuangan damai ini akan menarik simpati bangsa lain, termasuk rakyat Indonesia yang merasa tidak mau menindas bangsa Papua,” tuturnya.
Baca juga :
- Ones Suhuniap: KNPB akan Eksis untuk Rebut Hak Politik Rakyat Papua Barat
- Mencermati Perubahan Kepemimpinan Kelompok Pro Kemerdekaan Papua
Sementara, Ones Suhuneap, Sekretaris Umum KNPB Pusat mengkritisi kinerja pihak kepolisian di Tanah Papua yang dinilai bertindak berlebihan dengan melakukan penangkapan di Sorong, Merauke dan sejumlah kota lainnya.
Tetapi menurutnya, tindakan pihak kepolisian ini patut disyukuri karena dengan tindakan mereka seperti ini meligitimasi bahwa perjungan bangsa Papua itu benar-benar dilakukan. Dan tentunya, lanjutnya, tindakan kolonial memang harus seperti itu, tetapi itu adalah senjata bagi perjuangan bangsa Papua.
“Jadi dengan tindakan pembatasan ini, saya mau sampaikan bahwa kekuatan militer bukanlah jaminan mempertahankan integritas suatu Negara. Ingat, Uni Soviet bisa pecah karena mengandalkan militer dan hal itu akan terjadi di Indonesia karena terus mempertahankan kekuatan militernya,” pungkas Ones.
Ia juga mengatakan, dunia sudah tidak mengakui Indonesia karena Negara ini tidak menegakan demokrasi yang sesunguhnya. Oleh sebab itu Ones menyatakan, jalan satu-satunya supaya Indonesia diakui oleh dunia internasional sebagai Negara demokrasi, harus memberikan kebebasan bagi rakyat bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri.
Untuk diketahui, ibadah syukur Hut lahirnya embrio negara Papua Barat dilakukan di halaman Sekretariat KNPB Pusat di Perumnas Tiga Waena, kota Jayapura yang dihadiri oleh ratusan aktivis KNPB dan simpatisan rakyat Papua.
Sementara ibadah syukuran ini dijaga ketat pihak kepolisian dari Polres Jayapura dengan menyiagakan sejumlah truk dan anggotanya di putaran Perumnas Tiga Waena, gapura Uncen Atas dan pertigaan kali Kanwolker Waena.
Pewarta: Elisa Sekenyap