DEKAI, SUARAPAPUA.com — Riantena Telenggen, salah satu anak pengungsi Nduga yang berusia dua tahun meninggal dunia di Wamena, Kamis (18/7/2019).
Hal itu disampaikan Wene Tabuni, salah satu anggota relawan kemanusiaan untuk pengungsi Nduga.
Kata Wene, Riantena bersama kedua orangtuanya mengungsi sejak awal Desember 2018.
“Anak ini berasal dari distrik Yigi Nduga. Mereka sempat bertahan di hutan di pinggiran distrik Yigi, namun karena kehabisan makanan, keluarga ini memutuskan untuk pergi ke Kuyawage dan setelah dua minggu menuju Wamena,” jelas Wene.
Wene mengakui, Riantena meninggal setelah mencret (sakit) selama satu minggu di Wamena.
Ence Geong, koordinator tim relawan kemanusiaan untuk pengungsi Nduga, menyatakan, walaupun kondisi kesehatan pengungsi terus memprihatinkan, pemerintah seolah-olah tidak mempedulikannya.
Katanya, mereka malah mengirimkan TNI untuk mengejar anggota TPNPB yang melakukan perlawanan di Nduga.
“Sejauh ini pemerintah hanya kirim tentara untuk mengejar TPNPB, namun mengabaikan keselamatan masyarakat sipil. Sudah banyak masyarakat sipil yang jadi korban dan meninggal dunia, namun belum ada keseriusan negara terhadap warganya sendiri,” tukas Geong.
Ia mengakui, kematian Riantena Telenggen menjadi yang kesekian kalinya bagi pengungsi Nduga di Wamena.
Ada sekitar seratus orang pengungsi Nduga meninggal di Wamena setelah konflik pecah Desember 2018 lalu.
Pewarta: Ruland Kabak
Editor: Elisa Sekenyap