Pemkab Dogiyai Akan Benahi Gedung Asrama Mahasiswa di Jayapura

0
2762

NABIRE, SUARAPAPUA.com — Gedung asrama mahasiswa-mahasiswi kabupaten Dogiyai di kota Jayapura yang dibangun beberapa tahun lalu, hingga kini telantar dan tak layak dihuni karena belum tuntas dibenahi.

Yudas Tebai, kepala dinas Pendidikan Kabupaten Dogiyai, mengatakan, gedung asrama yang terletak di Waena, kota Jayapura, itu akan segera ditangani.

“Kami sudah berjanji kepada mahasiswa Dogiyai di Jayapura pada saat pembagian dana tugas akhir tahun 2018 di asrama Serviam Kamuu, bahwa kami akan coba untuk benahi tahun ini,” tuturnya saat dihubungi suarapapua.com, Rabu (31/7/2019).

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Tebai mengaku telah melihat langsung kondisi bangunan yang menurutnya dibiarkan tak diurus selama beberapa tahun. Karena itu, dalam tahun ini Pemkab Dogiyai akan benahi supaya anak-anak asli Dogiyai dari 10 distrik bisa segera gunakan dan beraktivitas sebagaimana peruntukan awal.

Anton Pekei, ketua Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Lembah Hijau Kamuu (FK-PMLHK) Jayapura, mengatakan, mahasiswa-mahasiswi Dogiyai di kota Jayapura dan sekitarnya sedang menunggu janji pemerintah daerah.

ads
Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

“Saat pembagian dana tugas akhir tahun 2018, mahasiswa dan Pemkab Dogiyai sudah buat kesepakatan dan sudah tanda tangani surat perjanjian di atas meterai 6.000. Jadi, kami akan tunggu dan kawal terus,” ujar Anton.

Elis Pigome, mahasiswi STIKES Jayapura, mengatakan, selama ini banyak masalah yang dihadapi mahasiswa-mahasiswi asal Dogiyai di kota sudi Jayapura, karena pemerintah daerah terkesan tak peduli.

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

“Banyak perempuan dan laki-laki asal Dogiyai yang tinggal di kos-kosan dan asrama lain, karena memang tidak ada tempat tinggal,” katanya.

Biaya yang dibutuhkan, menurut Elis, tak sedikit. Uang kuliah yang dikirim orang tua, ia akui selalu dipakai untuk tanggung biaya indekos per bulan. “Termasuk bayar listrik, air, beli beras, dan kebutuhan lainnya.”

Pewarta: Yance Agapa
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaPandangan Gereja Terhadap Buku Tentang Konflik Nduga
Artikel berikutnyaLegislator Papua: Bongkar Kapal di Tengah Hutan Nabire!