Nasional & DuniaSebagai Simbol Dukungan, PCC Kibarkan Bendera Bougainville di Suva

Sebagai Simbol Dukungan, PCC Kibarkan Bendera Bougainville di Suva

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Bendera biru kobalt dari Pemerintah Otonomi Bougainville berkibar dengan lantang di Suva, ibu kota Republik Fiji.

Pengibaran bendera Boungainville dilakukan oleh Konferensi Gereja-Gereja Pasifik atau Pacific Conference of Churches (PCC) yang bermarkas di Suva, Fiji.

Bendera Bougainville dikibarkan sebagai simbol dukungan gereja-gereja Pasifik dalam referendum kemerdekaan Bougainville dari Negara Papua Nugini.

Baca juga: 1 Desember KNPB Balim Minta Masyarakat Gelar Doa Bersama

Baca Juga:  PNG dan Indonesia Meratifikasi Perjanjian Pertahanan Untuk Memperluas Kerja Sama Keamanan
Rakyat Bougainville ketika proses pemilihan dilakukan. (Dok.ABG Bougainville)

Konferensi Gereja-Gereja Pasifik sendiri telah terlibat dalam isu ini sejak tahun 1989 dalam proses mencari keadilan bagi pulau itu.

Di bawah Uskup Patelesio Finau, PCC menyediakan ruang bagi Bougainville untuk berpidato di PBB pada puncak perang saudara 10 tahun lalu yang menewaskan setidaknya 15.000 orang.

“Hari ini kami berdiri dalam solidaritas dengan Bougainville untuk sekali lagi dan menyerukan kepada semua pihak untuk melakukan proses ini secara damai,” kata Sekretaris Jenderal PCC, Pendeta James Bhagwan.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Pasca pelaksanaan referendum yang sedang berlangsung hingga 7 Desember 2019, penduduknya dapat memilih kemerdekaan atau otonomi yang lebih besar dari PNG.

Baca juga: Manifesto Politik Papua, 1 Desember 1961

Seorang ibu menunjukan poster bertuliskan “masa depan kita ada di tangan kita” di saat masa-masa pemilihan . (Dok.ABG Bougainville)

Berdasarkan hasilnya, kedua pemerintah akan menegosiasikan hasil yang kemudian akan diratifikasi oleh parlemen PNG.

“Kami didorong oleh proses referendum yang penuh sukacita dan damai. Gereja-gereja Pasifik berdoa untuk itikad baik, kebijaksanaan, dan pengertian sebagaimana Bougainville dan PNG mendukung perjalanan damai ini,” kata Rev.Bahgwan.

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Perang saudara meletus di Bougainville pada tahun 1989 atas tambang Panguna yang kaya tembaga.

Kesepakatan perdamaian akhir yang ditandatangani pada 2001 menyebabkan berakhirnya keresahan dan referendum kemerdekaan.

Sumber: PCC

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

0
“Amar Putusan: Kabul. Terbukti Pasal 3 jo Pasal 18 UU PTPK jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP. Pidana penjara 2 tahun dan denda Rp200 juta subsidair 2 tahun kurungan,” begitu ditulis di laman resmi Mahkamah Agung.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.