AUCKLAND, SUARAPAPUA.com— United Liberation Movement for West Papua tetap berharap akan diberikan status yang lebih besar di Melanesian Spearhead Group (MSG).
Gerakan ini memiliki status pengamat di MSG, yang anggota penuhnya adalah Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu dan kelompok FLNKS atau Kaledonia Baru.
Vanuatu akan mengambil alih kepemimpinan kelompok dari PNG ketika negara itu menjadi tuan rumah KTT pemimpin MSG berikutnya di Port Vila pada bulan April 2020.
Baca juga: Parkop Akan Membentuk Sekretariat Free West Papua di Port Moresby
Sekretaris ULMWP, Rex. Rumakiek berharap akan ada keputusan pada aplikasi keanggotaannya di Port Vila.
Dia mengatakan pertemuan menteri luar negeri MSG baru-baru ini di, Suva menunjukkan dukungan bagi ULMWP untuk melakukan lebih dari sekadar pengamat.
“Sebuah inisiatif oleh Papua Nugini sebagai ketua pertemuan, dia bertanya kepada semua menteri apakah mereka ingin mendukung kami untuk berbicara atau tidak. Dia ingin mereka mengatakan ya atau tidak. Fiji sebenarnya yang pertama kali setuju, ya biarkan mereka berbicara,” kata Rex.Rumakiek.
Mr. Rumakiek mengatakan dia berharap MSG akan diberikan keanggotaan penuh atau asosiasi dalam MSG, tetapi dia mengakui bahwa pengaruh pemerintah Indonesia akan berusaha untuk bekerja melawannya.
Indonesia, yang sebelumnya menentang keterlibatan ULMWP dalam kelompok tersebut, memiliki status sebagai anggota asosiasi dalam MSG.
Baca juga: Apa Manuver Politik Pemimpin Pasifik 2020?
Gerakan Pembebasan mengatakan bahwa MSG dan Forum Kepulauan Pasifik berada di posisi yang tepat untuk meminta Jakarta bertanggungjawab atas pelanggaran HAM di Papua.
Namun kedua kelompok regional tersebut menunjukkan sedikit berhasil dengan permintaan mereka akan akses ke Papua Barat agar diberikan keleluasaan pemantau hak asasi manusia yang independen.
Sumber: radionz.co.nz
Editor: Elisa Sekenyap