JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa asal distrik Musaik, Suru-Suru dan Obio Kabupaten Yahukimo di kota studi Jayapura, mempertanyakan kehadiran puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di distrik Suru-Suru, perbatasan antara kabupaten Asmat, Nduga dan Yahukimo.
Mahasiswa bahkan menyatakan menolak kehadiran TNI di distrik Suru-Suru tanpa sepetahuan pemerintah setempat.
Linus Bayage, ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Distrik Musaik, Suru-Suru, Obio (IPMD-MSO) di kota studi Jayapura, mengatakan, kehadiran tentara tanpa surat izin dari kepala distrik itu telah menyalahi aturan dan sesungguhnya tak terlalu mendesak karena selama ini aman tanpa suatu masalah yang berdampak terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
“Ada sebanyak 66 orang TNI di Suru-Suru, dari bulan kemarin sampai sekarang. Kami tanya siapa yang izinkan, tetapi belum ada bukti surat izin. Informasinya, mereka mau bangun Koramil,” kata Linus di Abepura, Kota Jayapura, Jumat (13/3/2020).
Pengalaman selama ini, imbuh dia, masyarakat di Suru-Suru hanya mendengar peristiwa yang terjadi di Nduga, Intan Jaya dan daerah lain.
“Kehadiran tentara dengan segala perlengkapan itu akan membuat masyarakat kami trauma. Jadi, kami mahasiswa tiga distrik ini dengan tegas menolak. Kami sudah cek langsung kepada kepala distrik, tetapi kepala distrik sendiri tidak tahu soal kehadiran TNI. Jadi, kami desak kepada atasannya agar segera tarik kembali,” tuturnya.
Jika ada dasar hukum yang kuat, ia minta agar mesti serahkan ke pemerintah distrik termasuk surat izin pembentukan Koramil di Suru-Suru.
Linus belum memastikan asal TNI tersebut. Puluhan tentara setelah tiba di Suru-Suru, katanya, bermarkas sementara di kantor distrik sambil mencari lokasi yang akan digunakan untuk dirikan kantor Koramil.
“Sesuai informasi yang kami terima, anggota TNI ini ke Suru-Suru ikut transportasi sungai, bukan pesawat terbang. Sampai sekarang mereka masih menempati kantor distrik. Kami sudah tanya kepada beberapa tokoh, tetapi semua mengaku tidak tahu soal kehadiran tentara,” kata Linus.
Yunias Bayage, anggota IPMD-MSO di Jayapura, menyatakan, mahasiswa sebagai penerus masa depan daerah Suru-Suru, Obio dan Musaik akan bersuara hingga 66 anggota tentara itu ditarik agar masyarakat tak panik seperti yang sedang dialami sebulan terakhir.
“Kami minta dengan tegas, militer harus ditarik kembali dari Suru-Suru. Sejak hadirnya kabupaten hingga sekarang, Suru-Suru tidak ada konflik. TNI hadir justru membuat orang tua kami trauma dan mengungsi,” ujarnya.
Ia mengaku telah berkomunikasi dengan keluarga di Yahukimo, dan ternyata sejak tentara tersebut tiba, sebagian orang dari Suru-Suru sudah mengungsi ke Musaik dan Obio.
“Ada yang sudah pergi menghindar, mereka mengungsi tinggalkan rumah, kebun dan ternak. Kami sangat sedih mendengar kabar ini. Sekali lagi kami tegaskan bahwa tentara itu harus ditarik dari Suru-Suru. Untuk apa juga mereka datang tanpa surat izin? Di sana sudah ada anggota Polisi yang ditempatkan dari Polres Jayawijaya,” ujar Yunias.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You