Tiga Orang OTG Covid-19 di Pegunungan Bintang

0
1590

OKSIBIL, SUARAPAPUA.com — Yermias Tapyor, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Bintang mengungkapkan bahwa tiga orang ditemukan Orang Tanpa Gejala (OTG) Coronavirus (Covid-19).

Tapyor menjelaskan, tiga orang tersebut adalah dari 63 orang yang melakukan rapid test dengan status reaktif. Setelah rapid test dilakukan di RSUD Oksibil, tiga orang ditetapkan sebagai OTG.

“Rapid test dilakukan pada 16 April 2020. Pemeriksaan dilakukan di RSUD Oksibil terhadap 63 orang secara gratis untuk mencegah virus Covid-19 di wilayah kabupaten Pegunungan Bintang,” jelasnya saat memberikan keterangan pers di kantor Sekretariat Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, di Mabilabol, Oksibil.

Tapyor bilang, dia bersama tim Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 kabupaten Pegunungan Bintang, melakukan berbagai upaya salah satunya adakan Rapid Test di RSUD Oksibil.

Baca Juga:  DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

“Rapid Test bagian dari pencegahan sedini mungkin terhadap orang dalam pantauan atau ODP dan juga inisiatif kami untuk melakukan test terhadap warga yang ingin mau cek kekebalan tubuhnya, namun saya mau sampaikan bahwa reaktif itu beda dengan positif,” jelasnya.

ads

Dia menerangkan, reaktif berarti pengecekan anti bodi. Reaksikan darah sampel dengan reagen beraksi, jika ada antigen reaksi. Dari pemeriksaan itu, menunjukkan ada reaktif. Untuk itu, warga tidak panik ,tetapi harus waspada menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Daerah provinsi Papua di Jayapura.

“Hasil pemeriksaan kami sudah krim ke Labkesda Papua di Jayapura, untuk itu warga tidak panik, tetapi tetap waspada,” harap Tapyor.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Dia menambahkan, reaktif berarti ada antigen dari baru apakah itu Covid-19 atau virus atau penyakit lain.

“Sebab alat yang kami gunakan di RSUD Oksibil ini sensitifitas dan keakuratan dari alat tersebut masih dibawah standar 30 persen. Kami mau sampaikan bahwa tiga orang ini belum pasti terkena Covid 19 atau tidak. Ketika dinyatakan positif, maka kami akan mengisolasikan pasien dan akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 di Jayapura, karena pasien terpapar Covid dari Oksibil disarankan untuk dirujuk ke RSUD Yowari, kabupaten Jayapura,” jelasnya.

Tapyor meminta agar masyarakat patuh pada imbauan pemerintah. Karena kondisi RSUD dan  Puskesmas sangat terbatas, daerah-daerah yang maju saja kesulitan menghadapi Covid-19.

“Warga masyarakat harus taati imbauan pemerintah. Tetapi saya lihat masyarakat masih kumpul-kumpul, nongol di mana-mana, berkerumunan di tempat-tempat umum. Saya sangat khawatir kalau ada satu saja yang kena Covid-19, akan berdampak buruk bagi masyarakat Pegunungan Bintang dan kami akan kewalahan menghadapi virus ini,” kata Tapyor.

Baca Juga:  FI Gelar Layanan Kesehatan Mata Gratis untuk Masyarakat Sekitar Area Operasi PTFI

Pemerintah selalu menghimbau untuk hindari hoax, hindari cerita bahwa orang asli Pegubin tidak bisa kena virus ini.

“Orang Pegubin tidak kebal terhadap penyakit, sehingga jika tidak diwaspadai, maka siapa saja bisa terpapar virus ini, sebab virus ini tidak memiliki tangan, tidak punya hati, tidak punya kasih sayang dan punya gigi yang hanya bisa gigit orang, dan kasih mati,” bebernya.

Laporan Fransiskus Kasipmabin dari Pegunungan Bintang, Papua

REDAKSI

Artikel sebelumnyaTesis Baru: Kebangkitan Nasionalisme Papua (Bagian 2/Habis)
Artikel berikutnyaKontribusi JDP dalam Penyelesaian Konflik Papua-Jakarta (Bagian 1/4)