JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pasca pandemic Corona virus yang menyebar hingga ke Papua membuat masyarakat enggan untuk beraktivitas, ditambah pemerintah memberlakukan pembatasan sosial sehingga pangan lokal menjadi alternatif untuk dikonsumsi masyarakat selama berada di rumah.
Akibat pembatasan sosial tersebut juga membuat masyarakat lebih memilih pangan lokal untuk dikonsumsi selama penanganan Covid-19 di tanah Papua.
Di beberapa pasar sentral dan tradisional di kota dan kabupaten Jayapura, masyarakat yang memiliki kebun mereka menjual pangan lokal mereka di pasar seperti ubi (petatas), singkong, keladi (bete), pisang, sagu, sayur-sayuran.
Ani Haluk, pedagang penjual petatas di pasar baru Youtefa mengatakan pasca pendemic Covid-19, pangan lokal menjadi pilihan masyarakat sehingga mereka datang berbelanja.
“Pangan lokal yang masuk di pasar Youtefa sangat banyak tiap harinya, baik dari Koya, Arso, Keerom dan sekitarnya,” kata mama Ani saat ditemui di pasar Youtefa, Sabtu (9/5/2020), Jayapura, Papua.
Lanjutnya pangan lokal pasca Covid-19 cepat habis di beli (laku) dibandingkan sebelum ada wabah Covid-19.
“Kebanyakan mereka yang datang berbelanja di pasar yang dibeli pangan lokal, dibandingkan Bama yang lain dan ini bisa dirasakan pedagang ketika jualan kami cepat habis laku dibeli pembeli,” katanya.
Sementara itu ketua Umum KAP Papua Musa Haluk mengatakan, dengan wabah Covid-19, masyarakat diharapkan kembali ke lahan mereka agar memanfaatkan hasil alam untuk dikonsumsi selama masa sosial distancing di Papua.
“saatnya masyarakat Papua kembali ke alam, untuk memanfaatkan apa yang disediakan alam, terutama pangan lokal yang memiliki nilai gizi lebih tinggi dibandingkan makanan instan dari toko,” katanya.
Ia juga menambahkan agar masyarakat dapat memanfaatkan halaman mereka untuk membuat kebun dan menanam umbi-umbian dan sayuran agar tidak tergantung sama bantuan pemerintah karena bantuan yang disalurkan tidak setiap hari selama masa Covid-19 ini.
REDAKSI