Ini 20 Wabah dan Pandemi yang Pernah Melanda Dunia dalam Sejarah

0
2662

Penyakit COVID-19 yang disebabkan virus corona baru telah merenggut korban 69.527 orang meninggal dunia di seluruh dunia, sampai kemarin, Selasa (21/5). Sebanyak 5,138,310 orang terinfeksi positif. Sedangkan di Indonesia, kasus positif sudah mencapai 20,162 orang, sebanyak 1278 orang meninggal dunia, dan   4,838 orang sembuh.

Ditetapkan sebagai pandemi, COVID-19 telah melanda hampir semua negara di dunia. Sebetulnya, dalam catatan sejarah, ada sejumlah pandemi dan wabah yang buruk.

Berikut ini kami sajikan pandemi dan epidemi terburuk yang pernah melanda dunia dalam catatan sejarah, seperti disarikan dari Live Science:

  1. Epidemi zaman prasejarah

Terjadi pada 5.000 tahun yang lalu di sebuah desa prasejarah di China. Jenazah mereka yang tewas dikumpulkan di satu rumah lalu rumah itu dibakar. Lokasi ini sekarang dikenal sebagai situs Hamin Mangha. Menurut penelitian arkeologi, epidemi itu terjadi begitu cepat sehingga orang-orang tak punya cukup waktu untuk mempersiapkan pemakaman dan lokasi itu kemudian ditinggalkan.

Berdasarkan penemuan Hamin Mangha, situs penguburan massal zaman prasejarah lainnya yang berasal dari periode yang sama juga ditemukan di Miaozigou, di timurlaut China.

ads

2. Wabah Athena, 430 SM

Sekitar tahun 430 SM atau tak lama setelah perang antara Athena dan Sparta, terjadi wabah di Athena selama 5 tahun. Korban yang meninggal diperkirakan mencapai 100.000 orang. Sejarawan Yunani Thucydides (460-400 SM) menulis bahwa orang-orang yang sehat tiba-tiba diserang panas yang menyengat di dalam kepala, sehingga menyebabkan mata kemerahan dan peradangan di mata. Organ dalam, seperti tenggorokan atau lidah, berdarah dan mengeluarkan nafas berbau busuk. Penyebab wabah ini menjadi perdebatan yang panjang di antara para ilmuwan. Sejumlah penyakit disebut sebagai penyebab, seperti demam tifus dan Ebola. Banyak sarjana percaya bahwa banyaknya manusia yang mengungsi akibat perang memperburuk epidemi itu. Pasukan Sparta yang lebih kuat memaksa orang Athena berlindung di balik rangkaian benteng yang disebut “tembok panjang”, yang melindungi kota mereka. Meskipun terjadi epidemi, perang terus berlanjut sampai 404 SM, ketika Athena dipaksa menyerah.

3. Wabah Antonine: Tahun 165-180

Ketika tentara Romawi pulang dari perang, mereka tak hanya membawa kemenangan tapi juga penyakit. Wabah Antonine, yang wujudnya seperti penyakit cacar, juga dibawa oleh para tentara dan akhirnya menewakan lebih dari 5 juta orang di kekaisaran Romawi. Banyak sejarawan menduga, penyakit itu dibawa oleh tentara dari Persia.

Epidemi ini telah mengakhiri Pax Romana (Perdamaian Romawi), sebuah periode yang terjadi antara tahun 27SM sampai 180M, ketika Romawi berada di puncak kekuasaannya. Setelah tahun 180M, Romawi mulai goyah dan terjadi sejumlah perang sipil dan serangan musuh. Kekristenan juga sedang berkembang setelah wabah terjadi.

4. Wabah Cyprian: Tahun 250-271M

Diberi nama menurut Santo Cyprian, seorang uskup di Carthage di Tunisia, yang menggambarkan epidemi itu sebagai tanda-tanda kiamat. Wabah ini sendiri telah menewaskan 5.000 orang lebih di Roma saja. Situs penguburan massal akibat wabah ini ditemukan pada 2014 di mana jenazah dibungkus kulit jeruk sebagai disinfektan.

Baca Juga:  Jurnalis Senior Ini Resmi Menjabat Komisaris PT KBI

5. Wabah Justinian: Tahun 541-542M

Kekaisaran Bizantium diserang wabah yang kemudian menandai penurunan kekuasaannya. Wabah ini diperkirakan menewaskan sekitar 10 persen populasi dunia. Nama wabah ini diberi dari nama Kaisar Justinian yang memerintah Bizantium pada tahun 527-565M, tapi belum diketahui penyebabnya. Kaisar ini yang mendirikan katedral besar yang diberi nama Hagia Sophia di Konstantinopel. Sang kaisar sendiri kena penyakit ini, tapi selamat. Tapi tidak dengan kerajaannya yang terus kehilangan kekuasaannya.

6. Black Death: Tahun 1346-1353

Black Death menyerang Asia sampai Eropa dan membawa kematian. Sejumlah ilmuwan menyatakan penyakit ini telah menghapus setengah populasi Eropa. Black Death disebabkan bakteri bernama Yersinia pestis, yang sudah punah dan disebarkan oleh kutu dan tikus yang terinfeksi. Jenazah korbannya dibakar di lokasi-lokasi penguburan massal.

Wabah ini telah mengubah wajah Eropa. Dengan kematian yang begitu besar, pengangguran terjadi di mana-mana sehingga pekerja yang ada justru mendapat upah yang lebih baik dan berakhirnya sistem perbudakan. Pekerja yang bertahan hidup malah memiliki akses yang lebih baik terhadap daging dan roti yang kualitasnya lebih baik. Minimnya tenaga buruh yang bisa dibayar murah justru mendorong lahirnya berbagai inovasi teknologi.

7. Epidemi Cocoliztli: Tahun 1545-1548

Penyakit ini disebabkan virus hemorrhagic yang menyebabkan demam dan menewaskan 15 juta penduduk Meksiko dan Amerika Tengah. Studi terbaru menyatakan bahwa epidemi ini disebabkan oleh subspesies virus Salmonella, yang disebut S. paratyphi C, yang menyebabkan demam enterik, kategori demam yang termasuk tipus. Demam enterik dapat menyebabkan demam tinggi, dehidrasi dan masalah gastrointestinal dan masih merupakan ancaman kesehatan utama saat ini.

8. Wabah Amerika: Abad ke-16

Wabah Amerika adalah klaster penyakit dari Eropa yang dibawa ke Amerika oleh penjelajah Eropa. Penyakit yang wujudnya seperti cacar ini, telah menyebabkan runtuhnya kebudayaan Inca dan Aztec. Ada yang memperkirakan 90 persen populasi penduduk asli di belahan barat Amerika tewas gegara penyakit ini.

Penyakit ini telah membantu pasukan Spanyol, yang dipimpin oleh Hernan Cortez menaklukkan ibukota Aztec yaitu Tenochtitlan pada 1519 dan pasukan Spanyol lain yang dipimpin oleh Francisco Pizarro menaklukkan Inca pada 1532.

9. Wabah London: 1665-1666

Terjadinya Black Death di Inggris Raya telah menyebabkan eksodus besar-besaran dari London, di bawah pimpinan Raja Charles II. Wabah ini terjadi mulai April 1665 dan menyebar dengan cepat di musim panas. Kutu dari tikus yang terinfeksi adalah penyebar utamanya. Ketika wabah berakhir, diketahui bahwa 100.000 orang tewas, termasuk 15% populasi London. Pada 2 September 1666, kebakaran besar terjadi di London selama 4 hari dan meratakan sebagian besar kota.

Baca Juga:  Diperkirakan Akan Ada Banyak Demonstrasi di Kaledonia Baru

10. Wabah Marseille: 1720-1723

Wabah ini terjadi ketika sebuah kapal yang disebut Grand-Saint-Antoine berlabuh di Marseille, Prancis, membawa muatan dari Mediterania timur. Walaupun kapal itu dikarantina, wabah bisa menembus kota. Diduga dari kutu tikus.

Wabah menyebar dengan cepat dan dalam 3 tahun sebanyak 100.000 orang tewas di Marseille dan sekitarnya.

11. Wabah Rusia: 1770-1772

Wabah yang terjadi di Moskow ini telah meneror warga dan menyebabkan kekerasan di mana-mana. Kerusuhan terjadi dan puncaknya adalah pembunuhan Uskup Agung Ambrosius yang meminta kerumunan warga tidak berkumpul untuk melakukan misa.

Kaisar Rusia, Catherine II (juga dikenal sebagai Catherine yang Agung) begitu Kaisar Rusia, Catherine II (juga disebut Catherine yang Agung), sangat putus asa dalam menahan wabah ini dan memulihkan ketertiban umum sehingga ia mengeluarkan dekrit tergesa-gesa yang memerintahkan agar semua pabrik dipindahkan dari Moskow. Pada saat wabah berakhir, sebanyak 100.000 orang telah meninggal. Setelah wabah itu berakhir, Catherine kesulitan memulihkan ketertiban. Pada 1773, Yemelyan Pugachev, seorang pria yang mengaku sebagai Peter III (suami Catherine yang dieksekusi), memimpin pemberontakan yang mengakibatkan kematian ribuan orang lagi.

12. Epidemi Demam Kuning Philadelphia: 1793

Ketika demam kuning melanda Philadelphia, yang merupakan ibukota Amerika pada waktu itu, para pejabat mengira bahwa budak mereka akan kebal sehingga orang-orang asal Afrika direkrut untuk merawat mereka yang sakit. Penyakit ini dibawa dan ditularkan oleh nyamuk, yang mengalami ledakan populasi selama cuaca musim panas yang sangat panas dan lembab di Philadelphia tahun itu. Ketika musim dingin tiba epidemi itu akhirnya berhenti. Sebanyak 5.000 orang telah meninggal dunia.

13. Pandemi Flu: 1889-1890

Di era industrial modern ini, lahirnya jaringan transportasi membuat penyebaran influenza tak terkendali. Hanya dalam beberapa bulan, penyakit ini menyebar di seluruh dunia dan menewaskan 1 juta orang. Kasus awal terdeteksi di Rusia dan menyebar dengan cepat di St. Petersburg sebelum lanjut ke Eropa dan ke seluruh dunia, meskipun pada saat itu belum ada pesawat terbang.

14. Epidemi Polio di Amerika: 1916

Epidemi ini mulai di New York City yang menimbulkan 27.000 kasus dan 6.000 orang meninggal dunia di seluruh Amerika Serikat. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak dan menyebabkan mereka yang selamat mengalami disabilitas permanen.

Polio masih terjadi secara sporadis di AS sampai vaksin Salk dikembangkan pada 1954. Kasus polio terakhir di AS terjadi pada 1979. Begitu juga kasus polio di seluruh dunia, menurut drastis setelah vaksin ditemukan, meski tak serta merta punah.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

15. Flu Spanyol: 1918-1920

Setidaknya 500 juta orang dari belahan selatan Bumi sampai utara menjadi korban flu ini. Sebanyak seperlimanya tewas dan menyebabkan sejumlah penduduk asli di beberapa negara punah. Penyebaran flu ini diperparah kondisi peperangan selama Perang Dunia I. Meski namanya Flu Spanyol, tapi flu ini tidak berasal dari negara itu. Spanyol adalah negara netral pada PD 1 dan tidak ketat menyensor media dan diduga berita pertama tentang flu ini diterbitkan pertama kali di negara itu. Akibatnya, orang-orang percaya flu itu berasal dari Spanyol sehingga diberi nama Flu Spanyol.

16. Flu Asia: 1957-1958

Pandemi Flu Asia adalah bentuk lain penyebaran influenza di dunia. Berasal dari China, penyakit ini mengambil korban 1 juta orang meninggal dunia. Virus yang menyebabkannya merupakan campuran virus flu burung.

17. Pandemi AIDS: 1981-sekarang

AIDS adalah pandemi yang telah menewaskan 35 juta orang sejak pertama kali teridentifikasi. Virus HIV yang menyebabkan AIDS diduga berasal dari virus simpanse yang bermutasi dan menyerang manusia, pertama kali di Afrika Barat pada 1920-an. Menyebar ke seluruh dunia, penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh manusia ini ditetapkan menjadi pandemi pada akhir abad ke-20. Sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Pengobatan yang diberikan hanya untuk membuat pengidapnya bisa menjalani kehidupan normal dengan perawatan rutin. Namun, dua orang disebut telah berhasil sembuh dari AIDS pada 2020.

18. Pandemi Flu Burung: 2009-2010

Pandemi flu burung pada 2009 disebabkan oleh jenis baru virus H1N1 yang berasal dari Meksiko sebelum menyebar ke seluruh dunia. Penyakit ini menyerang 1,4 miliar oran dan menewaskan antara 151.700-575.400 orang. Pada 2009, pandemi ini utamanya menyerang anak-anak dan orang muda dan mereka yang meninggal kebanyakan berusia 65 tahun ke bawah.

19. Epidemi Ebola di Afrika Barat: 2014-2016

Ebola terjadi di Afrika Barat antara 2014-2016 dengan 28.000 kasus dan 11.325 angka kematian. Kasus pertama dilaporkan dari Guinea pada Desember 2013 dan menyebar ke Liberia dan Sierra Leone.

20. Epidemi Virus Zika: 2015-sekarang

Virus ini melanda Amerika Selatan dan Amerika Tengah dan tidak diketahui selama beberapa tahun. Virus Zika diketahui menyebar melalui nyamuk dari genus Aedes, dan juga bisa ditularkan melalui aktivitas seksual manusia. Virus ini tidak membahayakan orang dewasa atau anak-anak, tetapi menyerang bayi dalam kandungan yang menyebabkan kelahiran abnormal. Tipe nyamuk yang menyebarkan penyakit ini adalah nyamuk yang berkembang baik di kawasan dengan iklim lembab dan hangat, sehingga kawasan seperti Amerika Selatan, Amerika Tengah dan sebagian bagian selatan Amerika Serikat, menjadi area penyebaran utamanya.

Artikel ini telah ditayang di portalsains.org

SUMBERportalsains.org
Artikel sebelumnyaOlahan Tenggiri Nikmat dari Raja Ampat
Artikel berikutnyaTahun Depan, Pemerintah PNG Akan Membangun Rumah Sakit Modern di 22 Provinsi