PT. Nabire Baru Terlibat dalam Kudeta Kepemimpinan Kepala Suku Yerisiam Gua

0
2584

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — PT. Nabire Baru sebagai anak perusahaan dari Goodhope Asia Holdings yang bergerak dalam agro industri sawit di wilayah adat Suku Yerisiam Gua di distrik Yaur, Nabire, diketahui terlibat dalam kudeta kepemimpinan Kepala Suku Besar Yerisiam Gua.

Masyarakat adat Yerisiam Gua di Sima telah memberikan surat tertulis pada Oktober dan September 2018 lalu terkait pembukaan lahan plasma kepada Goodhope Asia Holdings di Jakarta. Namun sebelum daripadanya, masyarakat di Sima juga telah mendesak perusahaan untuk bekerja sama dengan beberapa LSM seperti Pusaka, Greenpeace dan Walhi.

Pada tahun itu, Pusaka, Greenpeace dan Walhi mendominasi masyarakat adat Sima dalam menyelesaikan persoalan yang selalu dihadapi masyarakat terkait keberadaan kelapa sawit di wilayahnya. Akhirnya, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) perwakilan Indonesia bersedia untuk membahas persoalan itu.

Baca Juga:  Raih Gelar Doktor, Begini Pesan Aloysius Giyai Demi Pelayanan Kesehatan di Papua

Dengan diterimanya surat dari masyarakat adat Yerisiam Gua yang dikirim kepada Goodhope Asia Holdings, kemudian kedua pihak membahas masalah-masalah yang dihadapi serius oleh masyarakat setempat seperti; keterlibatan Brimob dalam investasi sawit, pemukulan Brimob terhadap masyarakat setempat dan perluasan lahan plasma.

Terlepas dari itu, Kepala Suku Besar Yerisiam Gua, Daniel Yarawobi mengatakan pada 26 hingga 29 Mei 2020, tim yang dipimpin Gunawan Inggeruhi (salah seorang anggota DPRD Nabire asal suku Yerisiam Gua) mendatangi rumahnya secara berturut-turut, untuk meminta menandatangani surat pencabutan penolakan pembukaan lahan baru oleh PT. Nabire Baru.

ads

“Sejak tanggal 26 Mei 2020 sampai dengan tanggal 29 Mei 2020 (dalam sehari 3-4 kali) mereka mendatangi rumah saya untuk meminta menadatangani surat pencabutan penolakan pembukaan lahan baru oleh PT. Nabire Baru yang telah kirimkan ke pihak RSPO, dan saya sebagai Kepala Suku Besar Yeresiam Gua tetap menolak untuk menandatangani surat tersebut,” kata Yarawobi kepada suarapapua.com Senin (1/6/2020 siang.

Baca Juga:  Yakobus Dumupa Nyatakan Siap Maju di Pemilihan Gubernur Papua Tengah

Dan masalah-masalah itu sudah ditetapkan dalam perjanjian kerja antara PT. Nabire Baru dan PT. Sariwana Adi Perkasa serta seluruh koperasi dan tanah milik masyarakat adat tidak boleh lagi dibuka perkebunan baru terutama di wilayah adat Yerisiam Gua. Dan hal itu sudah direspon oleh dinas perkebunan, pertanian serta pertanahan di Nabire.

“Tanah adat Yerisim Gua adalah tanah milik saya dan masyarakat adat di sana, jadi sampai kapan pun saya dan masyarakat adat di sana tetap menolaknya,” tegasnya.

Kepala Suku Besar Yerisiam Gua, Daniel Yarawobi diganti secara tidak resmi dengan keterlibatan PT. Nabire Baru dan beberapa pihak yang memiliki kepentingan dalam Rapat Luar Biasa (RLB) yang digelar pada 30 Mei 2020 di Kampung Sima, serta dilakukan oleh Gunawan Inggeruhi untuk melakukan kudeta atau pergantian Kepala Suku Besar Yeresiam. Kata dia, ini atas dasar apa? Apakah telah sesuai dengan AD/ART Suku Yerisiam Gua ?

Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

“Untuk itu, saya Atas nama Daniel Yarawobi, Kepala Suku Besar Yerisiam Gua dengan seluruh komponen Masyarakat Yeresiam Gua yang mendukung kepemimpinan saya, kami siap melakukan perlawanan terhadap pelaksanaan rapat luar biasa yang tidak sah itu,” ujarnya.

Dia menyatakan pihak PT. Nabire Baru (Good Hoop Asia Holdings) harus bertanggung jawab apabila terjadi konflik di masyarakat Yerisiam Gua, karena peristiwa pergantian kepemimpinan Kepala Suku Besar Yeresian yang illegal terjadi secara sepihak atas campur tangan pihak PT. Nabire Baru.

Pewarta: Yance Agapa
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaVIDEO: TPNPB Akui Tembak Dua Tenaga Kesehatan di Intan Jaya
Artikel berikutnyaKNPB Maybrat: Polisi Jangan Teror Masyarakat di Aifat Timur