Gelar Muslub, Ayub Kowoi Dinobatkan Jadi Kepala Suku Yerisiam Gua

0
1221

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sambena Inggeruhi, Humas Suku Besar Yerisiam Gua mengatakan pada 30 Mei 2020 empat sub suku yang ada di bawah suku Yeriam Gua telah melakukan musyawarah luar biasa. Dalam Muslub tersebut telah menobatkan Ayub Kowoi sebagai kepala suku Yerisiam Gua. Kawoi menggantikan Daniel Yarawobi yang dinobatkan sebagai kepala suku Yerisiam Gua pada 2015 silam.

Sambena menjelaskan alasan pergantian kepala suku tersebut. Pergantian tersebut, kata dia, karena banyak masalah Suku Yerisiam Gua yang tidak mampu diselesaikan oleh kepemimpinan kepala suku yang lama.

“Ini masalah kami, rumah tangga kami. Kami tau apa yang dapat kami lakukan untuk kebaikan kami kedepan dalam kehidupan beradat, dan bermasyarakat di wilayah kami,” jelasnya tanpa membeberkan masalah-masalah yang dimaksud kepada suarapapua.com pada 5 Juni lalu.

Pergantian kepala suku Yerisiam Guan, kata Sambena dilakukan dengan menkanisme tertinggi dalam organisasi [suku Yerisiam Gua] yang hanya bisa dipake jika ada desakan masyarakat suku dan itu hanya dipake oleh dewan suku utuk mengambil keputusan menggantikan kepala suku.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

“Jadi pergantian sudah sesuai dengan mekanisme ini. Karena melihat kinerja kepala suku yang tidak melaksanakan tugas dengan baik,” katanya.

ads

Sambena menegaskan bahwa pergantian Daniel Yarawobi sebagai kepala suku adalah sah. Karena yang memimpin rapat luar biasa adalah dewan suku. Dia juga mengatakan, sebelum diganti telah berulang kali ditanyakan bahwa apakah perlu menggantikan kepala suku? dan suara terbanyak menyatakan harus diganti.

“Sebelum masuk pada agenda pergantian, kami melakukan evaluasi terkait semua hal bahka membahas plasma masyarakat. Dan pada prinsipnya pergantina kepala suku yang sudha dilakukan adalah untuk menyelamatkan suku Yerisiam Gua,” bebernya.

Ia juga membantah bahwa tidak ada intervensi dari PT Nabire Baru. Kata dia, masalah plasma adalah satu dari rentetan masalah yang tidak mampu diselesaikan kepala suku sebelumnya.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

“Tidak ada intervensi dari PT Nabire Baru. Perlu diketahui bahwa tidak ada lahan baru yang mau diserahkan atau pembukaan hutan baru. Yang dimohonkan adalah plasma masyarakat milik koperasi Akaba, Bumiwoi, Saramoi dan Awahrua serta Awahrua milik suku Wate di Wanggar pantai. Ini lahan-lahan plasama mereka yang belum ditanami,” terangnya.

Sambena berharap agar tidak ada pihak luar yang intervensi urusan suku. “Saya harap pihak luar jangan memperkeruh situasi. Karena suku Yerisiam Gua tahu apa yang terbaik untuk mengatasi rintihan mereka. Kami juga persilahkan Daniel Yarawobi gugat. Tetapi intinya pergantian kepala suku sudah sesuai dengan mekanisme suku Yerisiam gua,” ujarnya.

Untuk diketahui, suku besar yerisiam gua adalah suku yang mendiami pesisir barat kampung Sima . Suku Yerisiam Gua terdiri dari 4 sub suku yaitu Akaba, Waoha, Sarakwari dan Koroba.

Baca Juga:  Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

Sebelumnya, Daniel Yarawobi, kepala suku yerisiam gua yang telah diganti melalui musyawarah luar biasa pada 30 Mei lalu mengatakan pada 26 hingga 29 Mei 2020, tim yang dipimpin Gunawan Inggeruhi mendatangi rumahnya secara berturut-turut untuk meminta menandatangani surat pencabutan penolakan pembukaan lahan baru oleh PT. Nabire Baru.

“Sejak tanggal 26 Mei 2020 sampai dengan tanggal 29 Mei 2020 mereka mendatangi rumah saya untuk meminta menandatangani surat pencabutan penolakan pembukaan lahan baru oleh PT. Nabire Baru yang telah kirimkan ke pihak RSPO, dan saya sebagai Kepala Suku Besar Yeresiam Gua (sata itu) tetap menolak untuk menandatangani surat tersebut,” kata Yarawobi kepada suarapapua.com Senin 1 Juni lalu.

Pewarta: Arnold Belau

Catatan:

Dengan adanya berita ini, klarifikasi dari Sambena Inggeruhi sebagai Humas Suku Yerisiam Gua yang telah dimuat pada berita 1 Juni 2020 kami cabut.

Artikel sebelumnyaPolitik Rasisme, Kematian Bayi dan Anak Serta Ambang Kepunahan Orang Papua (Bagian 1)
Artikel berikutnyaLawan Rasis dan Rebut Demokrasi!