JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kausea Natano, Ketua Forum Kepulauan Pasifik yang adalah Perdana Menteri Tuvalu telah meminta penundaan pengangkatan Sekretaris Jenderal baru, sambil menunggu tatap muka di Fiji tahun depan.
Dalam surat 18 Juni, Natano mengatakan bahwa karena “kepekaan politik dan kompleksitas seputar pengangkatan Sekretaris Jenderal maka menunda, keputusan tentang pengangkatan Sekretaris Jenderal untuk pertemuan formal tatap muka berikutnya, di sesi Retret Forum Kepulauan Pasifik,” katanya.
Ketua PIF mejelaskan bahwa batas waktu calon Sekretaris Jenderal berikutnya, yang seharusnya berakhir pada hari Jumat, tetapi harus diperpanjang sampai pertemuan Forum di Fiji tahun depan.
Natano juga mengusulkan para pemimpin bertemu secara virtual pada bulan Oktober 2020 untuk memperpanjang masa jabatan Sekjen PIF saat ini, Dame Meg Taylor atau Wakil Sekretaris Jenderal Filimon Manoni dapat mengisi peran sebagai Penjabat Sekretaris Jenderal sampai yang baru diangkat.
Dia mengatakan bahwa karena “urgensi” situasi, dia memberikan para pemimpin hingga 24 Juni untuk memberikan respon balik atas rekomendasinya.
“Jika tidak ada umpan balik yang akan datang, bolehkah saya menganggapnya sebagai kesepakatan dengan rekomendasi saya dan melanjutkannya?” katanya.
Palau, bersama dengan para pemimpin Kepulauan Marshall, Nauru, Kiribati, dan Negara Federasi Mikronesia membuat pencalonan sebagai ketua PIF saat ini.
Wilayah Mikronesia mendukung Duta Besar Kepulauan Marshall untuk Amerika Serikat, Gerald Zackios menjabat posisi tersebut.
Kepulauan Cook dan Kepulauan Solomon juga telah mendukung calon mereka sendiri, dengan jangka waktu Dame Meg Taylor berakhir pada bulan Desember.
Presiden Palau, Tommy Remengesau Junior mengatakan bahwa giliran saat ini adalah Mikronesia untuk mempersiapkan Sekretaris Jenderal berikutnya.
Dia mengatakan Mikronesia masih akan mendorong pencalonan mereka.
Vanuatu sebelumnya telah menunda penyelenggaraan Pertemuan Para Pemimpin Forum Kepulauan Pasifik, yang semula dijadwalkan untuk Agustus, karena Covid-19 dan Cyclone Harold.
Sumber: Radio New Zealand
Editor: Elisa Sekenyap