Korban Cinta

0
2536

Oleh: Whens Tebay)*
Ketua Komunitas Papuans Photo

Kamu adalah orang yang mampu mengusap air mataku. Katanya sambil memeluk Weto di sore itu.

Masa lalu Mikalya sangat berat. Mikalya adalah wanita yang rapuh, ia selalu mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari pasangan-pasangannya.

Salah satu perlakuan sadis yang pernah melanda hatinya ialah “Gank Bang”. Mikalya menjadi wanita yang mendapatkan perlakukan buruk dari kelompok Gang Bang ini. Kelompok ini merupakan kumpulan dari para pria berseragam yang datang dan pergi sesuai perintah dan tugas atasan mereka.

Mik, selalu tidak percaya diri ketika keluar di lingkungan sekitarnya karena merasa bahwa kesuciannya telah direbut dan dirusaki oleh pria berhidung belang yang berseragam tersebut.

ads

Sudah 15 tahun ia mengasingkan dirinya dari para pria yang datang untuk mempersuntingnya. Rasa trauma itu selalu menjadi alasan di dalam dirinya untuk tidak jatuh dalam dunia percintaan yang penuh rasa manis, pahit, sakit, suka dll.

Hingga suatu waktu mik berusaha membuka hatinya atas saran dari seorang sahabatnya yang mengatakan padanya. “Mik, kamu itu cantik, manis dan punya banyak kelebihan yang harus kamu kembangkan, jangan kamu terus jatuh dengan masa lalumu karena akan ada pria yang datang dan mengusap air matamu menjadi sukacita dengan penuh cinta”.

Sahabat mikalya ada seorang pria difabel. Nama sahabatnya yaitu  weto. Weto adalah remaja yang lahir  di kampung bersamaan dengan Mikalya.

Weto tidak pernah melihat ayahnya, bahkan foto ayahnyapun tak pernah diketahuinya. Weto selalu bertanya pada ibunya ! Siapa sosok ayahnya?  dimana dia berada? Kenapa ayah tak kunjung datang?

Foto seni karya Whens Tebay (ilustrasi)

Sudah 29 tahun lamanya pergumulan itu menghantui hati weto. Hingga usianya yang ke 30 tahun, ibunya memberitahukannya kepada weto bahwa ayah Weto dan Mikalya ada sahabat seperjuangan yang mempertahankan Hutan, Air, Alam dan Tanah agar tidak di kuasai oleh penguasa di negaranya.

Sikap dari kedua ayahnya Weto dan Mikalya dianggap separatis dan menghambat kepentingan dari penguasa, sehingga pada suatu waktu, kedua ayah mereka di tembak mati oleh orang tak dikenal di hutan saat berburu babi hutan.

Ibu weto menunjukan proyektil peluru tersebut kepada Weto. Proyektil itu milik para pria berseragam loreng yang ditugaskan negara.  Mendengar hal ini, hati weto selalu merasa bahwa Ia adalah orang yang harus hidup dan menjaga kampungnya. Ia memilih untuk melawan sikap pemerintahnya yang tidak berpihak rakyat kecil dan ingin mengambil tanah adat kampungnya.

Merasa dirinya adalah anak korban dan sahabatnya Mikalya juga merupakan anak korban, We dan Mi memilih untuk bersama melawan kebijakan-kebijakan yang mengorbankan rakyat kecil di kampung mereka.

Persahabatan mereka bertahun-tahun lamanya. Hingga suatu waktu Weto merasa bersedih melihat sahabatnya Mikalya dipermainkan cintanya oleh pria berseragam loreng. Merasa tidak berdaya dan hancur hatinya mikalya selalu menjadi target pelampiasan hasrat dari pria-pria yang datang ke kampung.

Mikalya beberapa kali menolak pria-pria yang hanya datang menginginkan tubuhnya namun apa adanya, mikalya hanyalah wanita separuh baya yang ketika ditodong dengan alat negara mikalya tak mampu melawan dan hanya ikut melayani permintaan pria-pria itu.

Melihat kejadian dan tindakan-tindakan seperti ini, weto berusaha menenangkan hati mikalya dengan memberikan motivasi, semangat dan pada akhirnya mengajak mikalnya untuk menjadi pendamping hidupnya sehingga bebas dari penderitaaan yang dialaminya.

Foto seni karya Whens Tebay (ilustrasi)

Melihat pengorbanan dan kesetiaan sebagai sahabat yang selalu ada buat mik, ia mengizinkan hatinya agar dapat di hibur oleh sehabatnya tersebut.

Ketika mengambil keputusan untuk hidup bersama Weto. Mikalya sangat bahagia karena air matanya yang selalu tercucur telah diusap oleh orang yang tidak dianggap olehnya. Namun mampu mengeringkan air mata tersebut.

Percintaan mereka begitu tulus dan sangat romantis, wujud cinta mereka selalu ditunjukkan dengan beberapa aksi romantis saat bersamaan. (*)

Artikel sebelumnyaMasyarakat Paniai Demo Tuntut Dana BLT Disalurkan
Artikel berikutnyaMasyarakat Klaisu Butuh Dukungan Pemerintah untuk Kelola Potensi Pariwisata