JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Seorang pejabat pemerintah Indonesia telah mencirikan rasisme baru-baru ini terhadap orang Papua Barat sebagai pola yang terisolasi.
Gerakan Papua Lives Matter telah mendapatkan momentum di Indonesia sejak meluasnya protes anti-rasisme tahun lalu.
Protes itu dipicu oleh pelecehan rasis terhadap mahasiswa Universitas Papua Barat di Surabaya.
Seorang pejabat senior dari Kementerian Luar Negeri Indonesia membantah klaim pekerja HAM bahwa pemerintah telah mengabaikan atau bahkan mendukung rasisme terhadap orang Papua.
Sade Bimantara mengatakan, setidaknya salah satu pelaku pelecehan rasis dalam insiden Surabaya telah dihukum dan dipenjara.
“Kasus-kasus ini diisolasi dan sama sekali tidak mencerminkan kebijakan pemerintah. Pemerintah menerapkan kebijakan tindakan afirmatif yang sangat kuat dan kuat di Papua dan secara nasional,” kata Bimantara.
Sumber: Radio New Zealand
Editor: Elisa Sekenyap