JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kedutaan Besar Cina di Fiji mengutuk klaim yang dibuat oleh anggota parlemen oposisi bahwa Coronavirus telah disebarkan oleh pasukan jahat untuk membantu Cina.
Anggota Partai Liberal Sosial Demokrat, Mitieli Bulanauca seperti dilansi RNZ Pasifik mengatakan kepada Parlemen bahwa Cina bertanggung jawab atas krisis kesehatan global bahwa Beijing sedang dibantu oleh pasukan setan.
Tetapi seorang juru bicara dari kedutaan mengatakan bahwa komentar Bulanauca hanya memicu percabangan rasial bagi komunitas Cina di Fiji.
Juru bicara itu mengatakan Cina terkejut dan kecewa karena pernyataan Bulanauca tidak faktual dan diambil dari halaman fake media sosial palsu.
The FBC melaporkan pejabat kedutaan Cina telah meminta orang-orang untuk berbicara dengan kepala dingin dan tida berbicara rasis dan xenophobia.
Pejabat itu mengatakan kepahitan seperti itu tidak hanya akan melemahkan kerja sama antara kedua negara, tetapi juga “menabur benih kecurigaan dan konfrontasi yang dapat menempatkan rakyat kita dan bahkan dunia dalam bahaya besar”.
Sementara, Bulanauca juga menggesek Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Parlemen, dengan mengatakan pihaknya memihak Cina atas buruknya penanganan Beijing terhadap wabah Covid-19.
“Itu masih untuk vaksin dan ketika seseorang disetujui oleh WHO yang integritasnya sekarang dipertanyakan karena berpihak pada Cina atau komunisme. Anda akan diinseminasi secara artifisial dengan sertifikat di bawah tubuh atau kulit Anda,” kata MP SODELPA.
Tetapi kedutaan besar Cina mengatakan, semua data yang tersedia dan dapat diandalkan telah menyarankan bahwa virus itu berasal dari hewan alami dan bukan virus yang dimanipulasi atau dibuat.
“Kami selama ini selalu berkomunikasi dan bekerja sama dengan WHO,” kata pernyataan kedutaan Cina.
“Tapi kami tidak pernah berusaha memanipulasi organisasi,” kata juru bicara itu.
“WHO adalah badan khusus PBB untuk keamanan kesehatan masyarakat. Ia memiliki 194 negara anggota di mana 11 anggota di 21 markas kepemimpinannya yang kuat berasal dari AS, Uni Eropa, Kanada, dan Australia. Hanya satu yang berasal dari Cina.”
Kedutaan mengatakan bahwa coronavirus tidak berasal dari Wuhan seperti yang diklaim oleh banyak orang, karena asalnya belum dapat dikonfirmasi. (*)