BeritaMasyarakat Hesmat Tuntut Kepala Kampung Salurkan Dana Kampung

Masyarakat Hesmat Tuntut Kepala Kampung Salurkan Dana Kampung

Dana kampung telah disalurkan ke kampung Hesmat Rp50 juta, termasuk honor aparat kampung Rp50 juta.

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Masyarakat Kampung Hesmat, distrik Kurima Kabupaten Yahukimo, Papua keluhkan pelayanan kepala kampung Hesmat yang sejak 2017 dilantik tidak menyalurkan dana kampung. Termasuk dana bantuan langsung Covid-19 tahap pertama dan tahap kedua.

Dengan keluhan itu, sebagai bentuk kekesalan masyarakat membakar kantor kampung yang sementara dilakukan pembangunan.

“Dari 2017 itu tidak perna salurkan ke masyarakat. Sekarang ini kan ada bantuan langung pemerintah pusat karena Covid. Dana yang sebelumnya itu ketika pak desa, sekertaris dan bendahara gunakan itu masyarakat tidak mengeluh. Sekarang ini baru mereka mengeluh, karena dana itu mereka tahu dari intruksi Presiden,” kata Elimas Heselo, perwakilan masyarakat Hesmat kepada suarapapua.com melalui panggilan telepon dari Kurima, Yahukimo, Kamis (13/8/2020).

Menurut Elimas, awalnya masyarakat berharap bahwa dana Covid yang telah disalurkan dua tahap itu dapat diterima oleh masyarakat, ternyata dana tersebut tidak disalurkan sebagaimana diterima oleh warga masyarakat lain di distrik Kurima.

Elimas mengatakan, sejumlah pembangunan yang terlihat di kampung Hesmat adalah hasil pembangunan kepala kampung lama, sebelum tahun 2017.  Sementara kepala kampung baru sejak dilantik hingga hari ini belum melakukan apa-apa.

Baca Juga:  PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di Papua

“Oleh sebab itu, kami dari semua masyarakat kampung telah sepakat dan sampaikan ini, supaya ada perubahan di kampung. Kami tidak mau seperti ini terus,” katanya.

Serupa disampaikan Yusup Matuan, salah satu perwakilan masyarakat Hesmat. Menurutnya, pihaknya di kampung tidak mau selalu ditipu terus menerus.

“Kampung lain di sekitar kampung Hesmat sudah terima, baru kenapa kami belum terima,” tanya Matuan.

Sementara, Kepala Kampung Hesmat, Wulikmo Heselo ketika dihubungi suarapapua.com di Dekai Yahukimo mengakui bahwa dana yang dikeluhkan masyarakat tersebut telah ia terima di Dekai Yahukimo belum lama ini dan telah disalurkan ke masyarakat di kampung Hesmat sebesar Rp50 juta, termasuk dana Rp50 juta untuk honor aparat kampung.

Menurutnya, dana untuk kampung Hesmat secara keseluruhan berjumlah Rp109 juta, terlepas dana Rp50 juta untuk honor aparat kampung. “Jadi dana itu sudah disalurkan ke kampung,” kata Wulikmo Heselo.

Baca Juga:  Pembagian Selebaran Aksi di Sentani Dibubarkan
Tanpak bangunan yang dibakar masyarakat. (Dok. Masyarakat Hesmat untuk SP)

Ia menjelaskan, pengalokasian dana itu pun dilakukan sesuai dengan petunjuk yang disampaikan pihak BPMK Yahukimo, berdasarkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang disampaikan.

“Dari dana 109 juta itu sesuai kesepakatan pertama, 50 juta telah dikirim ke kampung (Hesmat) untuk dana Covid itu, 25 juta masuk untuk program pembongkaran jalan dari kelurahan Obolma ke kampung Hukem. Yang ini bukan hanya kampung Hesmat, tetapi dibebankan kepada 7 kampung yang bersepakat bongkar jalan itu. Jadi 7 kampung ini masing-masing 25 juta bayar utang pembongkaran jalan itu dan telah diketahui kepala distrik dan BPMK Yahukimo.”

“Kemudian 10 juta dimasukan ke dana pembuatan e-KTP masyarakat 22 kampung distrik Kurima. Jadi 22 kampung programkan ini untuk datangkan petugas dari Dekai ke Kurima untuk lakukan perekaman di distrik, karena masyarakat tidak bisa jangkau ke Dekai yang jauh. 5 juta ke pendamping, 5 juta ke masyarakat Hesmat yang menumpang di Dekai dan 14 juta sisa disimpan untuk keperluan ATK kampung, pelaporan dan pajak pencairan berikutnya,” kata Kepala Kampung.

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Jadi dari dana tersebut kata kepala kampung, pertanggungjawabannya jelas yang diketahui oleh kepala distrik, koordinator pembongkaran jalan yang adalah kepala kampung Hukem dan BPMK Yahukimo.

Sedangkan dana Rp50 juta untuk pembayaran honor para aparat kampung telah dikirim terpisah sesuai peruntukan.

Namun katanya, persoalan ini muncul hingga dipermukaan, hingga terjadi pembakaran sejumlah fasilitas kampung. Ini semua akan nampak di permukaan, karena ada orang yang sedang bermain di balik semua persoalan kampung Hesmat.

“Ada kampung lain yang tidak dikirimi dana-dana tersebut, tetapi tidak ada soal. Sementara kami terus dipersalahkan. Ini memang ada seorang ASN yang bermain dibelakang semua ini,” tukasnya.

Ia juga mengakui bahwa pengalokasian dana tersebut sesuai dengan petunjuk teknis yang disaksikan oleh Bamuskan, bendahara dan sejumlah saksi. “Jadi tidak dilakukan dengan sembunyi-sembunyi yang mereka bilang.”

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.