JAYAPURA, SUARAPAPAPUA.com— Gerakan Papua mengajar (GPM) hadir memperhatikan literasi untuk mengajar anak-anak Papua dari usia 5 hingga 12 tahun.
GPM sendiri mulai berperan di dunia literasi sejak tahun 2013 dengan bermodalkan niat.
“Kami tenaga pengajar tidak terikat, kami ini secara sukarela saja dari tahun 2013. Kami ada 5 sampai 6 orang dari latar belakang jurnalis, mahasiswa dan pemerintah yang tergerak hati untuk membantu mengajar anak-anak,” kata Orgenes Ukago, Sekertaris GPM kepada suarapapua.com, Minggu (20/9/2020).
Ia mengaku, mereka yang tergabung di GPM mengajar anak-anak dengan sukarela tanpa paksaan.
“Mengajar tidak dipaksa, melainkan panggilan. Untuk bahan yang kami gunakan adalah, keterampilan dan bagaimana anak itu bisa mambaca , berhitung. Intinya yang mendasar,” jelasnya.
Namun demikian, ia mengakui kendala-kendala yang dihadapi pihaknya dalam mengajar anak-anak masa depan Papua ini.
“Pertama biaya serta batasan umur yang pemerintah buat untuk mengajar,” katanya.
Untuk tahun ini katanya, pihaknya akan membangun gedung belajar di Buper Waena. Lokasinya sudah ada dan pembangunan ini bantuan dari pihak yang peduli dengan apa yang dilakukan GPM selama ini.
“Harapan saya semoga gerakan Papua mengajar ini untuk membuat gerakan literasi kepada masyarakat yang ada menjadi terinspirasi.”
Ia juga menambahkan pihaknya telah memiliki cabang GPM di daerah Meepago, terutama di Deiyai ada 3 kelompok mengajar, Paniai ada 1 kelompok.
Sementara di Jayapura ada dua kelompok, di mana di Kotaraja dan Buper Waena.
Dalam kesempatan itu, sejumlah fotografer dari Papuansphoto hadir memberikan materi tentang fotografer kepada anak-anak yang mengikuti kelas literasi GPM.
“Ya saya tadi berikan materi fotografi buat adik-adik di sini. Adik-adik tadi tidak merasa kaku walaupun baru ketemua mereka. Jadi waktu kasih materi percaya diri saja dan mereka cepat tangkap apa yang saya sampaikan,” tukas Donny Pagawak, anggota Papuansphoto.
Ia berharap agar kedepan pemerintah bisa memberi perhatian kepada GPM yang terus memaju literasi anak-anak masa depan Papua ini.
Pewarta: Hendrik Rewapatara
Editor: Elisa Sekenyap