PasifikGereja Pasifik: Doakan Pelaksanaan Referendum di Kaledonia Baru

Gereja Pasifik: Doakan Pelaksanaan Referendum di Kaledonia Baru

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Jelang referendum New Caledonia pada 4 Oktober 2020, Konferensi Gereja Pasifik atau Pacific Conference of Churches ajak kepada gereja anggota di seluruh wilayah Pasifik untuk mendoakan proses referendum agar berjalan sesuai jadwal.

Sekretaris Jenderal PCC, Pdt.James Bhagwan minta agar pada tanggal 27 September 2020 agar semua gereja anggota berdoa untuk referendum Kaledonia Baru. Secara khusus mohon berdoa untuk gereja anggota Eglise Protestante de Kanaky Nouvelle Caledonie (EPKNC), Gereja Protestan Kanaky Kaledonia Baru, Pemuda Kanaky, dan komunitas umum lainnya.

“Referendum ini adalah yang kedua dari tiga referendum berdasarkan Nouméa Accord atau kesepakatan Noumea yang ditandatangani pada Mei 1998 oleh pemerintah Perancis, FLNKS (pro merdeka) dan RPCR (anti-kemerdekaan). Biarlah doa kita berkontribusi untuk menjadikan Penentuan Nasib Sendiri sebagai bagian dari “normal baru,” kata Pdt. Jemes melalui surat pastoralnya kepada suarapapua.com dari Suva, Fiji belum lama ini.

Baca Juga:  Wawancara Eksklusif Daily Post: Indonesia Tidak Pernah Menjajah Papua Barat!

Ia mengatakan, proses referendum merupakan bagian dari proses transisi menuju kemerdekaan yang dinegosiasikan. Para pihak yang sepakat membahas kedaulatan bersama dan mengakhiri status Kaledonia Baru sebagai wilayah bagian laut dari Prancis, tetapi pemilihan ini untuk institusi politik baru, pengalihan kekuasaan administrative dari Prancis. Termasuk pengakuan akan budaya dan identitas Kanak sebagai orang Melanesia.

Baca Juga:  Bainimarama dan Qiliho Kembali Ke Pengadilan Tinggi Dalam Banding Kasus Korupsi

Katanya, pernyataan ini dikeluarkan pihaknya berkaitan dengan resolusi Sidang Umum PCC tahun 2018 yang mengesahkan pernyataan solidaritas dan seruan untuk doa bagi saudara saudari di Kanaky menjelang referendum.

“Saat kami terus mendengar tangisan komunitas kami yang berjuang untuk menyanyikan lagu Tuhan sebagai lagu kebebasan dan keadilan di tanah mereka sendiri dan saat saudara dan saudari kita di Kanaky (Kaledonia Baru) mendekati referendum kedua pada hari Minggu 4 Oktober, maka kami menyeruhkan gereja-gereja di Pasifik untuk berdoa bagi kedaulatan dan penentuan nasib sendiri Kanaky yang memang pantas mereka dapati.”

Ia mengakui, hari doa bagi Kanaki yang ditentukan pada tanggal 27 September 2020 merupakan hari penting, karena tepat pada hari minggu pula referendum New Caledonia akan dilaksanakan, yaitu tanggal 4 Oktober 2020. Tanggal ini bukan hanya didedikasikan untuk St. Frances dari Assisi, tidak hanya menandai akhir dari Musim Penciptaan, tetapi juga untuk berdoa bagi shalom dan perdamaian Tuhan di Kanaky dan Pasifik, termasuk tanah Papua (West Papua) dan Ma’ohi Nui.

Baca Juga:  Ratu Viliame Seruvakula Perjuangkan Keinginan Masyarakat Adat Fiji

“Oleh karena itu saya mendorong Anda untuk Kanaky dengan doa yang diatribusikan kepada Santo Fransiskus, yang umumnya dikenal sebagai Doa Damai.”

Berikut doa perdamaian peace pray.

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

0
“Kami mendesak tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan hentikan operasi militer di atas tanah Papua. Cabut undang-undang Omnibus law, buka akses jurnalis asing dan nasional seluas-luasnya ke tanah Papua,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.