BeritaDua Katekis Tertembak, Kadepa: Uskup di Tanah Papua Jangan Diam!

Dua Katekis Tertembak, Kadepa: Uskup di Tanah Papua Jangan Diam!

ENAGOTADI, SUARAPAPUA.com — Pimpinan Gereja Katolik di Tanah Papua jangan diamkan kasus penembakan terhadap dua Katekis dari Paroki Bilogai, Dekenat Moni-Puncak, Keuskupan Timika.

“Saya minta Keuskupan Timika harus sampaikan sikap. Kasus penembakan terhadap dua Katekis itu harus diangkat oleh semua Uskup di Tanah Papua, dan sekaligus dijadikan sebagai sorotan serius dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),” kata Laurenzus Kadepa, Anggota Komisi 1 DPR Papua, Rabu (4/11/2020).

Dua Katekis atau Pewarta Katolik itu adalah Rufinus Tigau dan Agustinus Duwitau.

Rufinus Tigau, Katekis di Gereja Katolik Stasi Jalae, Paroki Bilogai, tewas tertembak peluru milik aparat keamanan Indonesia, Senin (26/10/2020) lalu.

Sebelumnya, Agustinus Duwitau, Katekis di Gereja Katolik Stasi Emondi, Paroki Bilogai, tertembak saat pulang ke rumah setelah menghadiri pertemuan para Katekis di Gereja Paroki St. Michael Bilogai.

Katekis Agustinus Duwitau yang dilantik setelah pelantikan Rufinus Tigau di Stasi Jalae itu ditembak oleh aparat keamanan pada 7 Oktober 2020. Dalam perjalanan ke kampung Emondi, ia terkena tembakan dan kini masih menjalani perawatan medis.

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Kadepa bahkan khawatirkan, jika ini dibiarkan, kasus serupa bisa saja terulang di kemudian hari.

“Saya sangat khawatir tentang target baru terhadap hamba-hamba Tuhan dan medis di Tanah Papua. Gereja Katolik Roma perlu melihat persoalan umat Tuhan di Papua. Untuk itu, saatnya Uskup di Tanah Papua bersuara di tingkat KWI, bila perlu sampai di Paus.”

Perlunya sikap pimpinan Gereja Katolik Papua, kata Kadepa, karena ini menyangkut keselamatan nyawa umat Tuhan, apalagi korban penembakan menimpa Petugas Gereja.

“Di Intan Jaya sudah dua orang Pewarta yang tertembak, ini nilai kemanusiaan, keadilan dan kedamaian harus disuarakan dan harus ada sikap,” ujar Kadepa.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Ia menyebut Katekis atau Pewarta Katolik adalah orang yang selalu jatuh bangun dengan persoalan iman umat, apalagi di Tanah Papua perannya sangat besar.

“Ketika Pastor tidak ada di tempat, Katekis yang tetap menjalankan tugas pelayanan di tengah umat Tuhan. Pekerjaan mereka sungguh sangat luar biasa. Mereka tulang punggung mempertahankan Gereja bersama umat dalam suka maupun dalam duka,” ucapnya.

Ketika Katekis ditembak hingga tewas, Pastor bersama pimpinan Keuskupan di Tanah Papua disarankan untuk harus bicara demi kemanusiaan umat Tuhan.

“Tidak boleh diam seribu bahasa. Para Pastor jangan diam untuk bicara tentang hal ini. Katekis, Pewarta, tenaga gereja yang juga rekan kerja dalam membangun Kerajaan Allah seperti yang para Pastor biasa sampaikan dalam perayaan misa dan khotbahnya setiap hari minggu di gereja,” tuturnya.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Kadepa juga berharap lembaga kemanusiaan nasional dan internasional harus terus memantau situasi dan mendesak kepada pemerintah untuk menghentikan pendekatan keamanan di Tanah Papua.

“Demi kemanusiaan, sudah saatnya pendekatan militeristik dihentikan.”

Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr, Administrator Diosesan Keuskupan Timika, memastikan ada sejumlah data lapangan berdasarkan keterangan dari beberapa saksi terkait penembakan yang menimpa Katekis Rufinus Tigau.

Dengan kesaksian warga Jalae, Keuskupan Timika telah menyusun laporan dan kronologi insiden penembakan yang menewaskan salah satu Katekis andalannya.

Selain dua Pewarta Gereja Katolik, sebelumnya Pendeta Yeremia Zanambani tewas tertembak peluru aparat keamanan. Tanggal 19 September 2020, Pendeta Zanambani ditemukan sekarat di kandang babi miliknya. Pendeta Zanambani adalah penerjemah Injil ke dalam bahasa Moni. Ia juga ketua klasis Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Hitadipa, Intan Jaya.

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

ULMWP Himbau Rakyat Papua Peringati 1 Mei Dengan Aksi Serentak

0
“ULMWP sebagai wadah koordinatif gerakan rakyat, siap bertanggung jawab penuh atas semua rangkaian aksi yang dilakukan dalam bentuk apa pun di hadapkan kolonialisme Indonesia dan dunia Internasional.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.